Islam Menjaga Cinta Pertama Ayah

0
30
Nidya Lassari Nusantara/Foto : Ist.

OPINI | POLITIK

“Sehingga terbentuk ketakwaan pribadi karena kepemimpinan berfikir sesuai aturan Allah Subhanawataala yang maha pencipta dan maha pengatur,”

Oleh : Nidya Lassari Nusantara

“SEORANG ayah di Sidoarjo tega memperkosa anak kandunnya hingga 10 kali. Akibatnya korban mengandung hingga melahirkan bayi laki-laki. Pelaku adalah AM (45) warga Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo. Sedangkan korban diketahui masih berusia 15 tahun”. (Detik.com/22 Jan 2024).

Miris, saat ini banyak terjadi kasus pencabulan yang dilakukan seorang ayah kepada anak perempuannya. Dari yang masih balita sampai ada yang hamil dan melahirkan.

Menurut Elly Risman, Psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati, kasus incest tersebut terjadi di seluruh provinsi, termasuk di daerah-daerah terpencil. Dalam sebulan, rata-rata ada 17 orang ayah yang memperkosa anaknya sendiri. Maraknya kasus pencabulan ayah terhadap anak perempuannya ini di sebabkan beberapa hal.

Rektor Universitas Garut Abdusy Syakur Amin menilai, meningkatnya, maraknya konten porno menjadi salah satu penyebab terjadinya praktik asusila di masyarakat. “Masalah ekonomi juga bisa jadi pemicunya, jadi kesejahteran masyarakat harus diperhatikan juga oleh pemerintah.”

Tidak bisa dipungkiri. Mudahnya mengakses konten porno akibat dari diterapkannya sistem sekulerisme di negeri ini. Sistem yang memisahkan agama dari aturan kehidupan menciptakan manusia minus akhlak. Manusia yang fitrahnya memiliki naluri berkasih sayang diberikan kebebasan untuk memenuhi nalurinya. Maka tak heran bila pemenuhannya tidak benar, tidak menggunakan akal sehingga perilaku menyerupai binatang.

Hukum yang seharusnya menjadi senjata mutakhir mengatasi kasus ini kenyataannya tidak memberi efek jera. Maraknya kasus ayah mencabuli anak membutuhkan ini perhatian semua pihak, penanganan akan bencana sosial ini harus memberikan solusi jangka panjang bagi masyarakat.

Islam Adalah Solusi Semua Masalah
Dalam Islam seorang ayah ibarat kepala sekolah di sebuah madrasah. Maka sangatlah penting bila seorang ayah memiliki ilmu agama, memahami makna rukun iman. Sehingga terbentuk ketakwaan pribadi karena kepemimpinan berfikir sesuai aturan Allah Subhanawataala yang maha pencipta dan maha pengatur. Standard perbuatan halal dan haram, sehingga segala perbuatan dilakukan karena bentuk ibadah kepada Allah Subhanawataala.

Seorang ayah memahami dengan benar bahwa seorang laki-laki berstatus kepala rumah tangga berperan menjadi pemimpin keluarga. Bertanggung jawab atas semua yang di pimpinnya terutama keluarganya. Wajib memberi nafkah berupa sandang, pangan dan papan untuk anak istrinya. Bahkan khusus nafkah untuk anak perempuannya sampai anak perempuannya menikah.

Islam juga menjadikan Nabi Muhammad sebagai suri tauladan. Contoh terbaik sosok seorang ayah bahkan pemimpin negara. Rasulullah saw. sangat dekat dengan anak-anaknya, terlebih Fatimah, anak perempuan bungsunya. Demikian juga sebaliknya, Fatimah sangat dekat dengan ayahnya. Nabi saw. memiliki tempat khusus di hatinya untuk Fatimah. Wajar jika ada yang mengatakan tidak ada hubungan ayah-anak yang lebih besar daripada hubungan Nabi Muhammad saw. dan Fatimah ra.. Hal inilah yang harus kita teladan.

Ketika Nabi berada di rumah atau di depan umum, dan putrinya ini menghampiri atau memasuki ruangannya, Nabi segera berdiri menyambut dan memperlihatkan secara terbuka kelembutan terhadapnya. Baik orang Madinah maupun orang Makkah terkejut melihat perilaku Nabi terhadap anak perempuan karena dalam kebiasaan mereka tidak mendapat perlakuan semacam itu. Nabi Muhammad biasa mencium putrinya, lalu mendudukkannya di sisinya, tanpa memedulikan komentar orang lain.

Peran seorang ayah yang bertanggung jawab terhadap anak perempuannya pun dicontohkan langsung oleh Rasul saw.. Dalam sebuah hadis dijelaskan, dari Miswar bin Makhramah berkata, “Pernah Ali bin Abi Thalib berniat meminang putri Abu Jahal, lalu Fatimah mendengar kabar tersebut. Lalu ia menyampaikan kabar tersebut kepada ayahnya. Nabi Muhammad saw. Bersabda, “Orang-orang mengira bahwa engkau tidak akan marah demi putri-putrimu dikarenakan Ali hendak menikahi putri Abu Jahal.

Mendengar pengaduan dari putrinya tersebut, beliau berdiri lalu bersabda, “Amma ba’du, aku telah menikahkan Abul Ash bin Rabi’, ia mengatakan sesuatu kepadaku dan ia memenuhi apa yang ia katakan kepadaku. Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dariku, dan aku tidak suka seseorang menyakitinya. Demi Allah, tidak akan berkumpul putri Rasulullah dengan putri musuh Allah di bawah naungan satu laki-laki.” Lalu Ali bin Abi Thalib membatalkan pinangan tersebut. (HR Bukhari dan Muslim)

Demikianlah, betapa dekatnya hubungan Nabi Muhammad saw. dengan anak perempuannya, Fatimah. Beliau sangat menyayanginya dan bertanggung jawab terhadap putri-putrinya. Tidak cukup ketakwaan individu saja. Islam juga memiliki perasaan, pemikiran serta aturan yang sama dalam masyarakat. Panduannya adalah al-Qur’an dan hadis.

Terakhir adalah peran negara. Negara memilki aturan yang tegas akan segala bentuk kriminalitas termasuk perzinahan. Hukum yang di tetapkan akan memberikan efek jera dan penghapusan dosa. Karena segala apa yang terjadi didunia semasa hidup akan dipertanggung jawabkan dihari akhirat. Negara Islam juga menutup rapat-rapat segala bentuk pornografi baik secara perbuatan manusia sampai tekhnologi.

Perempuan dan laki-laki dilarang berkhalwat dan bercampur baur kecuali untuk hal-hal yang dibolehkan syariat seperti pendidikan, kesehatan, muamalah, dan ibadah haji. Aturan pakaian pria dan wanita juga diatur dalam islam baik didalam rumah maupun diluar rumah. Semua dilakukan semata -mata untuk mendapatkan ridho Allah yang menjanjikan surga bagi hambanya yang taat.

Maka hanya Islam yang tetap menjaga kewarasan seorang pemimpin keluarga bergelar ayah agar tetap menjadi cinta pertama bagi putrinya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang ayah adalah bagian tengah dari gerbang surga. Jadi, tetaplah di gerbang itu atau lepaskan,” (HR Tirmidzi). Wallahualam bishawab. (**)

*Penulis Adalah Aktivis Dakwah