Palestina Butuh Solusi Hakiki

0
32
Foto : Net

OPINI | POLITIK

“Dukungan terhadap Palestina tidak hanya terjadi di dunia nyata, di dunia mayapun kian meluas hingga viral sebuah gambar buatan AI yang menampilkan tenda-tenda Palestina,”

Oleh : Meilani Afifah

GELOMBANG demo pro Palestina berlangsung massif di seluruh dunia. Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap pembantaian dan penderitaan yang terus dialami warga Palestina.

Mereka menuntut agar dunia membuka mata untuk segera menolong Palestina dan menghentikan kekejian zionis Israel. Aksi tersebut kian meluas mulai dari Amerika Serikat, Eropa hingga Asia.

Di Amerika Serikat ribuan mahasiswa terus melakukan aksi pro Palestina, bahkan dari aksi tersebut sudah 2.000 orang yang ditangkap. Laporan Associated Press (AP) menyebut penangkapan telah terjadi di 35 kampus sejak protes dimulai di Universitas Columbia pada 17 April 2023 lalu. (CNBC Indonesia, Sabtu, 11/5/2024).

Dukungan terhadap Palestina tidak hanya terjadi di dunia nyata, di dunia mayapun kian meluas hingga viral sebuah gambar buatan AI yang menampilkan tenda-tenda Palestina dan slogan yang bertuliskan “All Eyes on Rafah”. Unggahan tersebut berhasil dibagikan lebih dari 47 juta kali pengguna Instagram termasuk oleh selebritas dunia.

Unggahan tersebut viral setelah serangan udara Israel hingga membakar hidup – hidup tenda pengungsi Palestina di kota Rafah, Gaza Selatan, Minggu (26/5/2024).
Akibat insiden tersebut sedikitnya 45 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. (BBC news Indonesia, Jumat/31/5/2024).

Aksi bela Palestina juga terjadi di Indonesia, Minggu (2/6/2024) ribuan kaum muslimin berdiri di depan Grahadi Surabaya, video dan foto aksi long march tersebut viral di dunia maya. Para tokoh masyarakat, ibu ibu, mahasiswa hingga pelajar begitu semangat mengikuti aksi tersebut, bahkan panasnya terik matahari yang menyengat tubuh merekapun tidak mereka hiraukan karena tak sebanding dengan panasnya rudal rudal-rudal yang dirasakan warga Palestina. Seruan solusi hakiki atas Palestina tampak dari teriakan takbir dan yel-yel mereka. Yakni dengan persatuan Islam dan umatnya dalam satu naungan negara.

Pembelaan wajib dilakukan oleh setiap orang namun pembelaan akan maksimal jika kaum muslimin bersatu tanpa mengenal batas teritorial dan keturunan.

Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh adalah peribahasa yang layak disandangkan untuk kaum muslimin saat ini. Jika bersatu kaum muslimin tak akan terkalahkan dan jika tercerai berai maka darah yg ditumpahkan, kehormatan yang dilecehkan dan agama yang dinistakan adalah hal yang niscaya terjadi tidak hanya 1 orang bahkan jutaan orang.

Rasulullah Saw menggambarkan kaum muslimin laksana satu tubuh, apabila satu bagian tubuh merasa sakit maka anggota tubuh yang lainnya juga turut merasakan sakit. Palestina yang merupakan bagian tubuh dari kaum muslimin saat ini mengalami genosida harusnya dirasakan juga oleh tubuh kaum muslimin yang lainnya di seluruh dunia. Mereka harus segera menolong Palestina dari kebiadaban Israel.

Organisasi dunia PBB tidak berkutik, solusi mereka dengan mengeluarkan resolusi tidak membuahkan hasil. Apalagi PBB adalah badan dunia yang berada dalam kendali dan pengaruh Amerika Serikat yang merupakan backing utama dan pertama zionis Israel. Pembelaan memang tidak cukup dengan aksi dan long march, namun sebagai simbol dan bukti kepedulian kita terhadap Palestina dalam batas kemampuan menyeru dunia dan penguasa untuk bersatu menghancurkan yahudi laknatullah.

Pembelaan maksimal hanya bisa dilakukan oleh negara. Negara wajib menyeru pemimpin muslim yang lainnya untuk bersatu dan mengerahkan tentaranya berjihad melawan zionis Israel dan menolong saudaranya di Palestina.

Faktanya dari awal munculnya masalah Palestina hingga saat ini tidak pernah selesai. Negara-negara di dunia saat ini menerapkan demokrasi berideologi kapitalisme. Demokrasi dipandang tidak konsisten dengan pemikirannya.

Demokrasi mengklaim suara terbanyak adalah suara terpilih harusnya dari awal sudah bisa menyelesaikan persoalan Palestina dan menghukum seberat-beratnya zionis Yahudi. Namun faktanya negara yang menjunjung tinggi demokrasi justru bersikap munafik dan ingkar janji, inilah bukti rusaknya sistem yang berasal dari manusia.

Satu-satunya jalan adalah kembali kepada tuntutan Allah dan Rasul-nya yakni dengan mengangkat seorang Imam (Khalifah) yang akan mengomandoi kaum muslimin untuk membebaskan Palestina. Khalifah akan memimpin pasukan jihad hingga kemenangan datang atas izin Allah SWT.

Saat ini besarnya jumlah kaum muslimin, kekuatan militer dan kekayaan ekonominya tidak menjamin terselesaikan persoalan Palestina. Hampir seabad lamanya kaum muslimin Palestina menderita tidak ada satupun negeri muslim lainnya yang mampu menolong, hanya bantuan materi yang bisa mereka berikan namun solusi hakiki bukanlah itu, buktinya banyaknya bantuan fisik yang diberikan, pembantaian masih terus dilakukan. Gedung-gedung yang dibangun kemudian dihancurkan oleh zionis Israel.

Negeri kaum muslimin yang kaya seperti Arab Saudi dan sekitarnya tidak mampu menolong saudaranya, tak ayal negeri muslim yang lainnya pun sama saja. Hal tersebut akibat terjebak dalam sekat-sekat kebangsaan (nasionalisme). Sungguh, mengangkat seorang Imam (Khalifah) dalam naungan Khilafah adalah hal yang paling urgen saat ini. Namun hal ini tidak terwujud kecuali dengan persatuan Islam di bawah ikatan ukhuwah islamiyah. Karena dengan khilafah lah persoalan Palestina akan dapat diselesaikan sampai ke akar-akarnya. Wallahu a’lam bi ashhowab. (**)