Terkait Aksi Damai PKL Singkawang, Reni Asmara Dewi.SH : Tolong Pj Walikota Singkawang Bijak dan Sigap dalam Permasalahan ini

0
87
Anggota DPRD Singkawang, Reni Asmara Dewi.SH di Komisi II membidangi PKL

PERISTIWA

“Mau sepi, mau ada pembeli, mau tidak biarin saja karena itu tuntutan mereka, mereka pun siap setelah dibangun berjualan ditempat yang sudah disediakan,”

Singkawang l KALBAR l Lapan6Online : Aksi Damai ini berlanjut ke halaman kantor walikota Singkawang, Bilal sebagai koordinator Pedagang Kaki Lima (PKL) taman burung Singkawang mengatakan, “Kami minta areal kridasana untuk kami, biarkan kondisi sepi kami siap, semua itu sudah kami perhitungkan kami tungggu program pemerintah sampai selesai baru kami siap pindah,” tegas Bilal, pada Rabu (19/06/2024).

Ditempat yang sama, Perwakilan dari mahasiswa GMNI Singkawang pada kesempatan tersebut mengatakan, “Kami meminta sementara tempat berjualan jika di tarakan sudah jadi kami PKL siap pindah, yang di taman burung sudah disuruh pindah dan belum ada lahan yang di sediakan oleh pemerintah yang pasti, Kebanyak pemerintah tidak tepat janji, kami ini minta kejelasan bukan janji, “ ucap nya.

Tampak hadir, Anggota DPRD Singkawang, Reni Asmara Dewi.SH di Komisi II membidangi PKL, ia mengatakan,”Yang kemarin hearing dengan bapak ibu sekalian dan dihadiri oleh H.Muslimin perwakilan dari pemkot. Bahwa hasil hearing kemarin PKL siap di relokasi kantor tapi mereka hanya menuntut sementara lapangan tarakan belum di bangun mereka minta dulu lapangan parkir krida sana, kalau pj sekda sampai kan tadi sepi, sepi itu urusan mereka. Mau sepi, mau ada pembeli, mau tidak biarin saja karena itu tuntutan mereka, mereka pun siap setelah dibangun berjualan ditempat yang sudah disediakan. Sempat saya minta kepada H. Muslimin untuk menyampaikan hasil hearing ini kepada Pj walikota. Tolong Pj walikota Singkawang dengan bijak dan sigap dalam permasalahan ini, “ ungkapnya.

Roby Sanjaya, SH Pendamping Hukum PKL taman burung Singkawang mengatakan,”Pada prinsipnya, dipaparkan pj walikota Singkawang sudah klir pada PKL, sudah mendukung program itu, ada dua permintaan kawan – kawan ada kehawiran tidak di tepati, maka timbul lah kesepakatan tertulis, drap yang di sepakati oleh disprindak yang kedua pada saat cabut undi di pemkot pada tanggal 2 juni 2024, saat tidak memungkin kan untuk jualan, itu jadi alasan PKL, sementara PKL banyak, PKL minta tanda tangan bersama dan areal PKL pindah di kridasana untuk lokasi sementara, PKL ini juga minta di perhatikan,” ucapnya.

Syarif Rahmadi melihat kronologis saat ini,”Pada prinsipnya kami mensport pembangunan kota Singkawang, jadi timbul lah pertimbangan sebelum lapangan belum siap utk berdagang dan status nya, PKL, pemkot, TNI, sambil menunggu relokasi kan tidak mungkin juga PKL ini di stop utk berjualan, harapan kami seblum kami di pindahkan di tarakan, kami mnta sementara untuk berjualan di lapangan parkir kridasana,” Tutur Syarif.

Pj Sekda mengatakan,”Semua sudah kita siapkan, lampu, air, maksud kami silakan berjualan di tarakan, maka kami siapkan pasilitas nya, dan masyarakat sekitar malah senang kok ada PKL berjualan di tarakan, kok malah PKL tidak mau berdagang disitu, kita sudah sepakat dengan TNI dan semoga secepat nya selesai, tidak ada satu pun niat pemerintah menyengsarakan masyarakat,” Ucap Aulia Candra.S.STP.

Lanjut Dedek selaku Sekretaris Disperindagkop mengatakan,”Terkait dengan lokasi kami punya dua alternatif, setelah kami healing dengan dewan kemarin terkait pasilitas akan kami siapkan,” ucap nya.

Bilal kepada awak media mengatakan,”Harapan keinginan itu adalah fungsi dari pemerintah dan PKL tapi memang di tolak sama sekali dengan alasan bahwa kridasana sudah ada agenda dan kita sampaikan tadi dengan tegas bahwa apabila ada agenda pemerintah maka kita siap tidak berjualan,” terangnya.

“Nah artinya pemerintah ini tidak membolehkan untuk kami berjualan disana dan kami sejak awal sampaikan pada pemerintah bahwa kami tidak siap untuk di alokasikan disana, seandainya pemerintah serius perjanjian yang di sampaikan dalam forum pertama kali di tanda tangani tak kan sampai kami datang kesini artinya sudah tidak ada masalah,” ujarnya.

“Persoalan nya adalah yang kami kuwatirkan tidak terealisasikan untuk proyek – proyek yang di janjikan kami tetap bertahan dengan sikuensi apapun sampai keinginan kami didengar kan dan di setujui, sementara kami di kridasana dan kami siap di tempat dengan sikuensi apapun,” tutup Bilal. (*Ylz/rls/Spmn)