POLITIK | MANCANEGARA
“Porsi ekspor nonmigas Indonesia terhadap total ekspor nonmigas ke AS juga mengalami kenaikan pada periode Januari-Mei 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu,”
EKSPOR Indonesia ke Amerika Serikat (AS) terpantau melonjak dibandingkan ke China. Hal ini cukup menarik mengingat justru akhir-akhir ini China sedang mengalami perbaikan perekonomian.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data ekspor-impor pada Rabu (19/6/2024). Tercatat nilai ekspor ke AS merangkak naik pada periode Januari-Mei 2024, sedangkan ekspor ke China terpuruk dua digit.
Total nilai ekspor migas dan nonmigas Indonesia periode Januari-Mei 2024 sebesar US$104,25 miliar atau lebih rendah 3,52% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Penurunan yang cukup drastis terjadi pada ekspor nonmigas Indonesia yang turun 3,8% periode Januari-Mei 2024 menjadi US$97,58 miliar dari US$101,47 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Jika dilihat lebih dalam, ekspor nonmigas Indonesia tertinggi pada Januari-Mei 2024 tertuju pada China dan AS yakni masing-masing sebesar US$22,37 miliar dan US$10,22 miliar.
Kendati secara nilai ekspor nonmigas ke AS lebih rendah dibandingkan China, namun secara kumulatif (% CtC) Januari-Mei 2024, ekspor nonmigas ke AS tumbuh 8,15%, sedangkan ke China turun 11,75%.
Porsi ekspor nonmigas Indonesia terhadap total ekspor nonmigas ke AS juga mengalami kenaikan pada periode Januari-Mei 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada Januari-Mei 2023, ekspor nonmigas Indonesia ke AS sebesar 9,31% dan pada tahun ini mengalami kenaikan lebih dari satu poin persentase menjadi 10,48%. Sementara ekspor nonmigas ke China justru mengalami penurunan dari 24,98% menjadi 22,92% atau turun sekitar dua poin persentase.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah mengatakan komoditas utama yang diekspor ke AS adalah perlengkapan elektrik, serta pakaian dan aksesoris. Sementara komoditas utama yang diekspor ke China adalah besi, baja, serta bahan bakar mineral.
Ekspor nonmigas ke AS didominasi oleh mesin dan perlengkapan elektrik dengan total US$1,67 miliar pada periode Januari-Mei 2024 atau sekitar 16,35% dari total ekspor nonmigas. Sementara pakaian dan aksesorisnya baik yang rajutan maupun bukan rajutan masing-masing sebesar US$0,85 miliar dan US$0,86 miliar.
Ekspor nonmigas ke China memang lebih besar dibandingkan ke AS didominasi oleh besi dan baja sebesar US$6,64 miliar pada periode Januari-Mei 2024 atau sekitar 29,7% dari total ekspor nonmigas Indonesia ke China.
Di posisi kedua ditempati oleh ekspor bahan bakar mineral dengan besaran US$5,27 miliar atau sebesar 23,59% dari total ekspor nonmigas ke China. Oleh karena itu, ekspor nonmigas ke China lebih dari 50% mayoritas berasal dari besi dan baja serta bahan bakar mineral.
Peningkatan ekspor Indonesia ke AS juga membuat proporsi pangsa ekspor sedikit berubah. Pangsa ekspor non-migas Indonesia ke China pada Januari-Mei 2023 tercatat 24,98% sementara ke AS sekitar 7,62%.
Porsi ekspor ke China menurun menjadi 22,92% sementara pangsa pasar ke AS melonjak menjadi 10,48% pada Januari-Mei 2024. (*bbs)
*Sumber : CNBC Indonesia