Tanpa Junnah Umat Islam Senantiasa Teraniaya

0
16
Zhuhriana Putri /Foto : Istimewa

OPINI | POLITIK

“Seharusnya kita semakin sadar bahwa kita tidak bisa berharap perlindungan itu datang dari para pemimpin muslim hari ini maupun dari lembaga-lembaga keamanan dunia,”

Oleh : Zhuhriana Putri

SERANGAN pesawat nirawak atau drone terhadap warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar menewaskan puluhan orang, termasuk keluarga dengan anak-anaknya. Beberapa saksi mata mengatakan para korban selamat terpaksa harus mencari di antara tumpukan mayat untuk menemukan dan mengenali kerabat mereka yang tewas atau terluka (VOA Indonesia, 10/08/2024).

Warga Rohingya telah lama menjadi korban penganiayaan di Myanmar, negara dengan mayoritas penduduknya beragama Buddha. Pada 2017, lebih dari 730.000 Rohingya terpaksa meninggalkan Myanmar setelah tindakan keras militer yang oleh PBB dianggap dilakukan dengan tujuan genosida (VOA Indonesia, 10/08/2024).

Sementara di sisi bumi lain, sedikitnya 90 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di wilayah Palestina yang terkepung. Tiga roket Israel menghantam yang menggambarkan insiden tersebut sebagai “pembantaian yang mengerikan” karena sejumlah jenazah terbakar (VOA Indonesia, 10/08/2024).

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejak saat serangan militer Israel telah menewaskan hampir 40 ribu warga Palestina dan juga menyebabkan hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi, menyebabkan krisis kelaparan dan memicu tuduhan genosida yang selalu dibantah Israel (Republika, 11/08/2024).

Seperti tidak ada kata henti, sampai kapan kita terus menyaksikan penganiayaan saudara kita sendiri? Muslim Rohingya kembali dianiaya, muslim Palestina masih terus menjadi sasaran penjajah. Keduanya hidup dalam kesulitan yang luar biasa. Mirisnya negara-negara Barat terus membela dan mendukung negara zionis. Entah dimana keberadaan HAM bagi umat muslim.

Para pemimpin negeri muslim lainnya pun tidak berdaya untuk mengerahkan tentaranya melawan kezaliman ini. Sungguh tidak ada junnah (pelindung) bagi kaum muslim dimanapun sehingga kaum muslim akan selalu ditindas di mana saja.

Dengan adanya sekat-sekat nasionalisme yang lahir dari sistem kehidupan kapitalisme-sekulerisme, menyebabkan hilangnya kesatuan kepemimpinan umat Islam. Tanah dan nyawa kaum muslim tidak dapat dilindungi oleh pemimpin negeri muslim hari ini.

Maka kita sebagai kaum muslim yang diibaratkan satu tubuh dengan kaum muslim lainnya, tidak akan bisa terus berdiam diri melihat penyiksaan yang dialami oleh muslim Palestina. Seharusnya kita semakin sadar bahwa kita tidak bisa berharap perlindungan itu datang dari para pemimpin muslim hari ini maupun dari lembaga-lembaga keamanan dunia. Karena sistem hari ini semakin nyata menunjukkan kebencian dan ketidakberpihakan terhadap hak-hak asasi umat Islam.

Tentu kita sangat merindukan sosok pemimpin dan penguasa seperti Mu’tasim Billah, yaitu seorang Khalifah pada masa khilafah Abbasiyah yang menyiapkan puluhan ribu pasukan hanya demi membela dan menyahut seruan seorang budak muslimah yang meminta pertolongan karena dilecehkan oleh seorang Romawi.

Sosok pemimpin seperti ini tentu akan kita temukan dalam sistem kehidupan Islam. Sistem yang menjalankan syariat Sang Pencipta tentu akan melahirkan sosok pemimpin yang taat syari’at, yang hanya takut akan azab Ilahi dan memiliki tanggung jawab penuh dalam membela dan menjaga hak-hak manusia. Sudah saatnya kita memperjuangkan penerapan kembali syari’at kaffah dalam bingkai khilafah, karena hanya Islam lah satu-satunya solusi yang mampu menyelamatkan penderitaan kaum muslim di seluruh dunia.

Sebagai seorang muslim kita mengimani bahwa dengan tegaknya seluruh syariat Allah dalam bingkai Khilafah akan mendatangkan maslahat bagi semesta alam. Dan secara empiris maupun historis, Khilafah adalah sistem politik yang telah terbukti mengatasi beragam krisis yang hari ini tak mampu diatasi oleh sistem kapitalisme. Dan ini telah terjadi dalam penerapan Khilafah selama lebih dari 13 abad yang mampu menguasai hingga dua pertiga dunia. Maka dunia telah membuktikannya, dengan penerapan sistem Islam dalam bingkai Khilafah mampu menyelamatkan kaum muslim di Palestina dan seluruh dunia. [**]

*Penulis Adalah Mahasiswi