OPINI | POLITIK
“Harusnya mekanisme yang dari atas sampai kebawah sudah teralisasi dengan baik jika sudah mencapai kesepakatan semua merata akan terbagi dan tidak ada yang dikecewakan,”
Oleh : Elviana
PROGRAM Makan Bergizi (MBG) telah berjalan 6 Desember 2025 Senin kemarin di sekolah-sekolah tertentu. Katanya program ini akan terus berlangsung secara berkala dan berkelanjutan dilakukan oleh Pemerintah dan Badan Gizi Nasional (BGN), melalui Satuan Pangan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah membagikan makan bergizi gratis kepada 400 orang siswa yang tersebar di 5 sekolah yang ada di Kota Medan.
Informasi terkait hal ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan Benny Siregar mengatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar tersebut masih tahap uji coba.
Dinas Pendidikan Langkat Syaiful Abdi mengatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis tersebut belum berjalan dengan baik, dikarenakan kendala anggaran dan komunikasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam pelasanaan program ini. Belum ada anggarannya jadi belum terlaksana kata Syaiful pada Selasa, 7/1/2025.
Informasi dari pihak-pihak lain juga kita ketahui bahwa program MBG ditujukan bukan hanya kepada siswa/siswi sekolah saja, melainkan juga kepada balita, ibu hamil hingga ibu menyusui untuk meningkatkan status gizi di masyarakat Indonesia.
Dari awal penyelenggaraan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikampanyekan oleh Presiden Prabowo, susu adalah bagian dari makan siang gratis beserta menu yang bergizi layaknya makanan sehat dan higinis yang anggaran perporsinya Rp.15.000. Tapi pada kenyataannya di lapangan tanpa susu dan hanya Rp.10.000 per porsi. Dibeberapa tempat, ada juga makanan yang diberikan hanya tahu dan tempe, tidak ada sayur hanya buah pisang satu sehingga siswa enggan memakannya. Meskipun di beberapa tempat juga ada makanan yang layak, berarti mutu makanan bergizi gratis programnya tidak merata.
Begitu banyak suara-suara netizen yang komplain atas makanan yang disuguhkan kepada anak-anak sekolah tidak sesuai dengan program yang diberikan, sehingga mereka mengatakan “Jika ingin memberikan makanan gratis yang layak dan enak sekalian agar anak mau memakannya dan tidak mubazir terbuang.”
Disebagian sekolah-sekolah ada guru yang melarang kepada anak-anak untuk protes dan tidak boleh membicarakan menu yang sudah diberikan MBG di Media Sosial karena takut terancam kredibilitas sekolah. Berarti bisa dikatakan program MBG ini gagal dan tidak berjalan dengan baik, tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Harusnya mekanisme yang dari atas sampai kebawah sudah teralisasi dengan baik jika sudah mencapai kesepakatan semua merata akan terbagi dan tidak ada yang dikecewakan.
Jika ingin meningkatkan status gizi dan kecerdasan anak-anak Indonesia, maka buatlah makanan yang sesuai kebutuhan gizi ada karbohidrat, protein, serat, nutrisi dan susu yang segar dan sehat.
Inilah potret sistem Demokrasi dimana kepemimpinan dan kekuasaan dalam sistem kapitalisme global terbukti memunculkan berbagai kerusakan. Bukti-bukti tersebut terjadi pada tatanan konsep maupun empiris. Artinya bagaimanapun baiknya kualitas personal pemimpin suatu negara, akhirnya ia akan terseret juga pada berbagai kerusakan tersebut jika sistem yang dipakai adalah kapitalisme.
Seorang yang memegang kekuasaan dan kepemimpinan jika dipisahkan dari Islam akan membahayakan pemangkunya dan merusak rakyat yang dia pimpin.
Penguasa akan terhina karena mengkhianati amanah Allah untuk mengatur kekuasaan dengan Islam. Rakyat pun akan menjadi korban penerapan aturan yang rusak. Jika kekuasaan berpisah dari Islam, maka seorang muslim hendaknya lebih memilih bersama Islam.
Sebuah peradapan akan terus ada dan bertahan jika mampu menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan manusia. Jika terjadi sebaliknya peradaban itu justru melahirkan berbagai kerusakan dan kesengsaraan, maka peradaban tersebut akan ditinggalkan dan bisa berujung pada keruntuhannya. (**)
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah