OPINI | POLITIK
“Agama dijadikan olok-olok adalah suatu hal yang biasa dalam sistem sekularisme. Sedangkan Islam sangat melarang keras menjadikan agam sebagai bahan candaan dan bahan olok-olakan,”
Oleh : Sindi Laras Wari
PENISTAAN terhadap agama Islam kian marak terjadi. Hal ini diakibatkan oleh sistem sekuler yang ada di tengah-tengah masyarakat, menyebabkan kemerosotan akidah yang kian mendalam.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pelita Umat menganalisis kasus cicitan Eko Kuntadhi di media sosial Twitter. Eko Kuntadhi sebenarnya berpotensi atas pelanggaran sejumlah pasal dalam kasus mengolok-olok ceramah Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau akrab disapa Ning Imaz. Menurut penilaian ketua LBH Pelita Umat, Chandra Purna Irawan (republika.co.id, 17/09/2022).
Cuitan yang terlihat terakhir pada tanggal 12 September 2022 tersebut berisikan kalimat yang tidak pantas, disertai dengan pengunggahan video Ning Imaz yang membicarakan soal tafsir Surat Ali ‘Imran ayat 14. Yaitu mengenai balasan lelaki saleh di surga kelak. Lelaki yang akan mendapatkan belasan bidadari surga.
Seorang yang aktif melalui media sosialnya ini berani mengeluarkan cuitan yang berisi olok-olokan terhadap ceramah salah satu Ustazah. Hal tersebut mendapatkan reaksi yang beragam dari masyarakat hingga akhirnya mendapat kecaman dari berbagai pihak, atas kecaman tersebut, kemudian cuitan yang sempat beredar di media sosialnya dihapus.
Menurut Chandra ketua LBH Pelita Umat, tindakan Eko Kuntadhi dapat dinilai memenuhi unsur pasal penodaan agama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156a KUHP. Yang berpotensi dan terindikasi melecehkan penjelasan atau tafsir dari Al-Qur’an yang disampaikan Ning Imaz sama juga melecehkan Al-Qur’an (republika.co.id, 17/09/2022).
Setelah menerima kedatangan Eko Kuntadhi di Ponpes Lirboyo Kediri Jawa Timur, Kamis pada tanggal 15 September 2022, Ning Imaz mengatakan “Secara personal saya memaafkan, ke depannya untuk introspeksi lagi bagi kita, agar kita semua lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak.” (okezone.com.id, 16/09/2022).
Adanya kecaman dari berbagai pihak dengan permintaan maaf yang diterima oleh pihak tersebut tidak menyurutkan keinginan oknum-oknum lainnya dalam menista dengan cara mengolok-olok ajaran Islam. Bahkan penistaan terhadap agama Islam kian marak terjadi.
Penistaan terhadap agama Islam tidak kunjung usai, bahkan terus terjadi dengan berbagai oknum yang berbeda. Hal ini patut menjadi perhatian berbagai pihak termasuk umat Islam itu sendiri, karena sungguh miris agama yang agung menjadi bahan olok-olokan oleh oknum yang tidak dapat melihat keagungan Islam.
Hal ini dapat terjadi karena buah dari sistem sekularisme yang diemban dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Dikutip dari republika.co.id, sekularisme itu sendiri adalah suatu bentuk aliran atau sistem doktrin dan praktik yang mengelakkan adanya segala bentuk yang diimani dan diagungkan oleh agama; atau pandangan bahwa masalah keagamaan harus terpisah sama sekali dari masalah kenegaraan atau dunia.
Sederhananya sekularisme adalah suatu paham di mana kehidupan manusia terpisah dari agamanya. Jadi, ketika manusia hidup dan melakukan aktivitas duniawi tidak boleh dibarengi atau menghadirkan aturan dan ajaran yang dibawakan oleh agamanya.
Hal inilah yang menjadikan umat lalai dan acuh dengan ajaran agamanya, hingga menyebabkan banyaknya para oknum penista agama yang bermunculan dan dengan mudahnya menganggap hal yang mereka sampaikan hanyalah sebuah candaan.
Agama dijadikan olok-olok adalah suatu hal yang biasa dalam sistem sekularisme. Sedangkan Islam sangat melarang keras menjadikan agam sebagai bahan candaan dan bahan olok-olakan.
Padahal, Islam adalah agama yang sempurna, agama yang Allah Swt. ridai. Ajaran agama Islam-lah yang mulia, karena hanya dalam Islam seluruh kehidupan diatur dan pasti akan terjaga dengan baik, membuat manusia selamat, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (TQS. Al-Ma’idah [5]: 3).
Harusnya kita sadar dengan adanya sekularisme di tengah-tengah masyarakat membuat akidah masyarakat makin mengalami kemerosotan. Maka dari itu, hadirkan dan terapkan ajaran agama kita di dalam kehidupan kita. Sebagai contoh negara Islam mampu berdiri dan berjaya selama hampir 13 abad lamanya. Dalam negara Islam tersebut mereka tidak menggunakan yang namanya paham sekularisme, mereka menggunakan paham ajaran agama Islam di dalam kehidupan mereka dan menghasilkan kejayaan yang sangat luar biasa.
Sungguh miris hidup tanpa menggunakan ajaran agama (Islam) yang sempurna. Yang sangat melarang keras candaan dan olokan terhadap ajaran agama, tetapi jika masih terus hidup dalam kungkungan sekulerisme dan mengabaikan hukum yang telah Allah sampaikan, pasti oknum penistaan terhadap agama terus bermunculan tanpa henti. Wallahualam bissawab. (*)
*Penulis Adalah Aktivis Muslimah