Ada Apa Dengan Valentine Day?

0
5
Ilustrasi

Oleh : Fathya Habibah

TINGGAL menghitung hari menuju tanggal 14 Februari yang dinobatkan sebagai hari kasih sayang atau dikenal dengan istilah valentine day, kita sudah melihat berbagai persiapan yang dilakukan oleh orang orang yang akan menyambutnya.

Hari kasih sayang ini identik dengan nuansa merah jambu dan coklat sehingga tidak mengherankan jika saat ini sudah banyak kita temui berbagai brand bersangkutan yang menjajakan produknya untuk dipersembahkan bagi yang disayang.

Namun, banyak juga dari mereka yang mengekspresikan rasa kasih sayangnya dengan memberikan hal yang paling berharga untuk sang pasangan. Maka tidak mengejutkan lagi bahwa selain coklat dan bunga, alat kontrasepsi pun laku keras saat tanggal 14 Februari ini.

Hal hal yang diatas tadi tentu tidak hadir begitu saja. Berangkat dari definisi hari kasih sayang itu sendiri, yakni perayaan modern yang diyakini berasal dari hari dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M. St. Valentine yang dianggap martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan.

Hari kasih ini dikenal pula dengan istilah Lupercalia, sebuah perayaan Romawi kuno yang didalamnya terdapat kegiatan mengundi nama nama perempuan dan dipilih acak oleh laki laki yang ada disana untuk kemudian melakukan aktivitas seks. Maka inilah yang menyebabkan sampai hari ini, jumlah seks bebas menjelang bahkan saat tanggal 14 Februari kian meningkat tiap tahunnya.

Di Indonesia, ada sekitar 4,5% remaja laki-laki dan 0,7% remaja perempuan usia 15- 19 tahun yang mengaku pernah melakukan seksual pranikah. Bahkan tentu masih segar di ingatan kita semua tentang 176 siswa SMP di Ponorogo yang mengajukan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama akibat hamil diluar nikah.

Kemudian, dampak yang disebabkan oleh seks bebas ini juga tidak kalah mengerikan, yakni melonjaknya kasus penderita HIV Aids di Indonesia. Meskipun penyebab HIV Aids bukan hanya dari seks bebas, namun tetap saja aktivitas seks bebas ini menjadi penyumbang terbesar tingginya kasus HIV Aids di Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI menyoroti kasus HIV yang mulai didominasi usia muda. Data terbaru menunjukkan sekitar 51 persen kasus HIV baru yang terdeteksi diidap oleh remaja dan berdasarkan data modeling AEM, tahun 2021 diperkirakan ada sekitar 526.841 orang hidup dengan HIV dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu kasus. Data Kemenkes juga menunjukkan sekitar 12. 533 kasus HIV dialami oleh anak usia 12 tahun ke bawah.

Inilah segelintir potret buram dampak sekulerisme, generasi muda umumnya dan pemudi muslim khususnya digiring untuk meniru kebiasaan orang orang kafir terdahulu  padahal sudah jelas hadis nabi bahwa barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya. Nauzubillah.

Berbagai propaganda untuk menghancurkan kaum muslimin telah berhasil dilakukan.  Fokus generasi muda sebagai agen perubahan berhasil mereka kaburkan dengan kesenangan kesenangan duniawi penuh dengan kemaksiatan yang melenakan. Kemampuan intelektual pemuda berhasil mereka matikan salah satunya dengan membuat aktivitas mereka didominasi oleh nafsu dan menarik perhatian kepada lawan jenis saja.

Setiap detiknya generasi muda dicekoki dengan kebebasan, baik kebebasan berekspresi, berpakaian, mengungkapkan rasa kasih sayang dan sebagainya. Sehingga,  aktivitas berpacaran, membuka aurat, seks sudah menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan. Bahkan, salah satu faktor yang menunjang maraknya kasus seks bebas ini adalah rasa malu jika tidak ikut melakukan seks bebas seperti yang dilakukan oleh lingkungannya.

Dalam Islam sendiri, tidak ada dikenal istilah hari kasih sayang. Setiap muslim mesti menyayangi sesama setiap harinya. Lalu, cara mengekspresikannya juga jauh berbeda dengan apa yang diajarkan oleh sistem sekuler hari ini. Dalam Islam, aktivitas untuk menunjukkan rasa kasih sayang bukan dengan melakukan kemaksiatan yang mengundang murka dari Allah SWT, namun dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Apalagi dengan melakukan seks bebas yang katanya sebagai bentuk dari kasih sayang tersebut. Alih alih mengasihi, seks bebas adalah salah satu untuk menjerumuskan manusia ke dalam lembah kerugian, baik kerugian di dunia maupun di akhirat. Sudah jelas dalam hukum Islam bahwa orang yang berzina akan dihukumi cambuk bagi yang belum menikah dan rajam bagi yang sudah menikah.

Kemudian, dalam Islam pula, generasi muslim benar benar difokuskan dengan apa yang menjadi tugas mereka, yakni sebagai hamba Allah dan agen perubahan. Mereka dibentuk menjadi muslim yang bertaqwa dan berintelektual, bukan menjadi generasi menye menye yang hanya berkutat pada aktivitas percintaan saja.

Sesungguhnya, sebagai pemuda muslim kita tidak menyadari bahwa ada potensi besar yang kita miliki untuk keberlangsungan Islam di muka bumi ini dan hal inilah yang coba dihilangkan oleh musuh musuh Islam dengan melancarkan propaganda terstruktur agar pemuda muslim lalai dan sadar akan identitasnya.

Aktivitas seks bebas yang berujung pada penyakit HIV Aids adalah salah satu upaya mereka yang berhasil dilakukan agar kaum muslim tidak mengalami pertumbuhan secara kuantitas. Perusakan pemikiran melalui tontonan, pendidikan juga tidak luput mereka gencarkan agar pemuda muslim rusak secara kualitas.

Sekulerisme ini tentu saja membahayakan, namun tidak banyak yang sadar akan hal tersebut. Banyak pemuda muslim yang sudah secara penuh menjadikan barat sebagai kiblatnya dalam kehidupan. Jika ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi adalah kehancuran kaum muslimin di muka bumi ini.

Maka dari itulah, kita membutuhkan sebuah sistem yang dapat menghancurkan sistem kapitalisme yang berasaskan sekulerisme tersebut, yaitu sistem Islam. Hanya sistem Islam lah yang sempurna dalam membentuk pemudanya menjadi sosok muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. 

Sistem Islam yang mengambil aturan dari Allah SWT sebagai satu satunya sumber peraturan adalah sistem yang mengatur berbagai lini kehidupan dengan sebegitu baiknya. Termasuk dalam mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang, Islam sangat memperhatikan bagaimana agar tetap berjalan pada koridor Nya. 

Dengan demikian, kita membutuhkan sistem Islam tersebut. Kita butuh naungan agar kehidupan ini senantiasa penuh dengan berkah dan ridho dari Allah SWT karena sebagaimana tujuan dari hidup manusia adalah beribadah dan mencari ridho Allah SWT, hanya dengan Islam lah kita dapat mencapainya. (*)

*Penulis Adalah Mahasiswa USU