Ada Lagi, Nadiem Akui Punya Tim Khusus, Jumlahnya 400 Orang dan Manajernya Hampir Setara Dirjen?

0
6
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim/Foto : Net

PERISTIWA | POLITIK | NUSANTARA

“Tim khusus bekerja sebagai mitra bertukar pikiran terkait kebijakan pendidikan di Indonesia. Setiap kali hendak mengeluarkan kebijakan, tim akan melakukan survei dan validasi di lapangan,”

Lapan6Online | Jakarta : Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, mengakui bahwa dia memiliki tim khusus beranggotakan 400 orang yang bekerja sama dengan Kemdikbudristek.

Uniknya, setiap product manager dan ketua tim di tim khusus tersebut, berposisi hampir setara dengan seorang eselon 1 alias direktur jenderal.

Ini adalah bentuk pengakuan paling vulgar, karena 400 orang ini adalah cikal bakal persoalan kebijakan pendidikan nasional. Ini juga sekaligus mengkonfirmasi berbagai kritik dari elemen pendidikan yang merasa kebijakan pendidikan nasional era Nadiem dijalankan seperti layaknya perusahaan teknologi digital.

“Kami sekarang memiliki 400 orang product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian. Tim beranggotakan 400 orang, bukanlah vendor untuk kementerian,” kata Nadiem dalam akun Instagramnya pada Selasa (20/9/2022).

Sambutan itu disampaikan Nadiem dalam rangkaian kegiatan United Nations Transforming Education Summit di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat.

“Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal, yang beberapa di antaranya hadir di sini,” imbuh Nadiem.

Nadiem melanjutkan, tim khusus bekerja sebagai mitra bertukar pikiran terkait kebijakan pendidikan di Indonesia. Setiap kali hendak mengeluarkan kebijakan, tim akan melakukan survei dan validasi di lapangan.

“Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk kami. Jadi, kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka dan tim produk akan mengatakan, `sebentar, kami akan cek dulu ke para guru dan melakukan survei untuk memvalidasi yang kami kerjakan`,” ungkap dia.

Tim ini, lanjut Nadiem, merupakan upayanya dalam merancang paradigma baru terkait desain pendidikan yang berpusat pada pelaku pendidikan, sebagaimana yang pernah dia pelajari di sektor teknologi. (*BBS)