Jakarta, Lapan6online.com : Temu Karya Karang Taruna Provinsi DKI Jakarta periode 2019-2024 secara resmi dibuka pada Sabtu (21/12/2019). Acara yang dihelat dengan jargon “Mewujudkan Karang Taruna yang Profesional dan Mandiri”, menjadi tema krusial pada perhelatan temu karya diakhir kepengurusan Ketua Karang Taruna DKI Jakarta (demisioner), Hj. Siti Djaozah.
Pada sesi peresmian temu karya yang dilaksanakan di gedung Dinas Sosial Prov. DKI Jakarta, Siti Djaozah mengatakan karang taruna di Jakarta harus menjadi yang terbaik karena menjadi barometer bagi karang taruna di Indonesia. Oleh sebab itu, Djaozah berharap karang taruna DKI Jakarta sudah tidak bisa lagi main-main. Sudah saatnya, menjadi karang taruna teladan dan saat ini merupakan saat yang tepat.
“Ini saatnya karang taruna Jakarta menjadi karang taruna teladan di tingkat nasional,” ucap Siti Djaozah, Sabtu (21/12/2019).
Menurut dia, bukan saatnya lagi antar pengurus terlibat dalam konflik kepentingan pribadi, namun dibutuhkan soliditas untuk menjaga Marwah Karang Taruna sesuai dengan kitahnya sebagai pengabdi sosial. Selain itu, Wanita yang pernah menjadi anggota DPRD Golkar ini menekankan, pentingnya bagi kader Karang taruna untuk melakukan pengabdian sosial di organisasi lainnya jika sudah tidak lagi menjadi pengurus karang taruna.
“Yang namanya pengabdian itu, jika selesai disini, (pengurus karang taruna) dia akan mencari pengabdian di tempat lain.” Imbuhnya.
Oleh karena itu, Temu Karya sebagai wadah pemilihan ketua dan pengurus baru, Djaozah berharap tidak ada konflik pada saat temu karya di lakukan di Cipayung, Bogor, Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Susi Dwi Harini mengatakan bahwa jabatan Ketua Karang Taruna merupakan jabatan yang sangat berharga, namun jika dihargai dengan kepentingan, maka tidak lagi menjadi berharga.
“Sejatinya, jabatan itu jika dihargai dengan harga, sesuatu (Kepentingan), maka jabatan itu akan menjadi tidak berharga.” ujar wanita yang akrab disapa Rini ini.
Dia pun mengajak pada Temu Karya kali ini dapat dilakukan dengan menjunjung tinggi kejujuran. “Mari kita laksanakan temu karya ini dengan sejujur-jujurnya, dengan se bersih-bersihnya, dengan semangat semata-mata untuk membesarkan karang taruna DKI Jakarta.” tandas Rini.
Temu Karya digelar di Hotel Grand Mutiara Cipayung, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan dilakukan malam hari dengan tiga kandidat calon ketua Karang Taruna DKI Jakarta yang terdaftar.
Pada proses pemilihan, khusus temu karya DKI Jakarta, pengurus karaang taruna yang berhak memilih adalah Pengurus satu tingkat di bawah pengurus DKI, yakni 5 suara dari pengurus tingkat kota administrasi, seperti Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Jakarta Barat ditambah 1 Suara dari pengurus Kab. Kepulauan Seribu. Kemudian 1 Suara dari Ketua Karang Taruna Prov. DKI Jakarta Demisioner dan 1 suara Pengurus Nasional. Jumlah total suara pemilih adalah 8 suara.
Dari Tiga orang kandidat yang menjadi calon Ketua Karang Taruna DKI Jakarta, hanya dua orang yang memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditentukan. Dua kandidat itu adalah Muhammad Mul alias Kimung dan Osama Abdul Azis. Sementara calon ketiga H. Zuhdi Mamhudi dianulir karena tidak mengantongi SK Pembina sebagaimana yang disyaratkan dalam tata tertib Temu Karya.
Ironisnya, sejak jauh-jauh hari H. Zuhdi yang maju dari Kota Jakarta Timur mendaftarkan diri sebagai bakal Calon Ketua, namun tidak mengetahui soal adanya SK Pembina karena kelalaian dari Ketua Karang Taruna Kota Jakarta Timur, Gugum Gumilar. Akibatnya, Zuhdi dianulir dalam persidangan Temu Karya.
Dalam forum, terkait dengan dianulirnya Zuhdi, Gugum mengakui pihaknya lalai dan khilaf sehingga Zuhdi tak memiliki SK Pembina sebagai syarat mutlak tata tertib pemilihan. Praktis hanya ada dua kandidat yang memenuhi persyaratan untuk dipilih.
Proses Pemilihan dilakukan dengan pencoblosan dan Muhammad Mul alias Kimung akhirnya terpilih menjadi Ketua Karang Taruna Prov. DKI Jakarta setelah meraih 5 suara menggungguli Osama yang meraih 3 suara.
Perhelatan Temu Karya di akhir Kepengurusan masa jabatan Hj. Siti Djaozah tergolong sukses diselenggarakan dan berakhir pada sekira pukul 01.15 pagi dini hari.
(Hugeng Widodo/Lapan6online.com)