“Sebenarnya, mayoritas rakyat minta Pak Jokowi rela melempar handuk daripada akhirnya nanti mahasiswa dan rakyat yang susah, lapar dan kecewa lalu bergolak menggeruduk kabinet Jokowi yang lapuk dan terpuruk,”
Jakarta, Lapan6online.com : Jatuhnya nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 16.000-an per-dolar AS dengan tingkat ekonomi yang anjlok direspon oleh Bennie Akbar Fatah, aktivis Mantan Ketua Fosko’66 dan aktor senior Gerakan 1998.
Bennie menilai ambruknya rupiah dan krisis ekonomi ditambah masalah pandemi Corona itu, menunjukkan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak kredibel dan kabinet tidak dipercaya lagi oleh pasar dan masyarakat.
sehingga Bennie khawatir rezim ini bisa saja jatuh oleh wabah Corona dan krisis ekonomi.
“Abnormalisasi sudah luar biasa, tidak bisa diselesaikan dengan cara konvensional dan cara biasa, apalagi kabinet Pak Jokowi tak berdaya, sudah terkuras kemampuannya.” kata Bennie, Mantan ketua tim 11 KPU era Presiden Habibie seperti dilansir Konfrontasi.com, Kamis (2/4/2020).
Selain itu menurut dia, jika moral hazard dan korupsi tidak dibabat maka BUMN dan swasta akan ambruk, maka ekonomi nasional juga ambruk.
“Sebenarnya, mayoritas rakyat minta Pak Jokowi rela melempar handuk daripada akhirnya nanti mahasiswa dan rakyat yang susah, lapar dan kecewa lalu bergolak menggeruduk kabinet Jokowi yang lapuk dan terpuruk,” katanya.
“Tapi apa mau Pak Jokowi?” Tanya dia.
“Saya baca beredar di medsos bahwa Scenario terburuk ekonomi indonesia tahun 2020 adalah Pertumbuhan ekonomi – 0.4 persen, Nilai tukar RP 20.000 per dolar AS, Inflasi 5.1 persen, PDB nominal Rp 16.574.9 Trilyun. Wah kiamat ekonomi indonesia kalau itu terjadi,” tandas Aktivis KAPPI 1966 ini.
(*/RedHuge/Lapan6online)