Jakarta, Lapan6online.com : Lembaga pemberdayaan dan kebijakan pendidikan Pena Bakti Institute membagikan THR kepada guru honorer yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bertepatan dengan hari raya lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah.
“Pembagian THR bertujuan agar guru-guru kita dapat merasakan kemenangan dan kesejahteraan bersama sebagai komitmen gotong royong kita sebagai anak bangsa,” Ujar Direktur Eksekutif Pena Bakti Institute, Tanzilal Wanda dalam keterangan resmi yang diterima redaksi Lapan6online, Minggu (24/5/2020).
Wanda menjelaskan THR ini merupakan hasil donasi bersama, yang dilakukan sejak 17-23 Mei lalu. Donasi tersebut terkumpul sebanyak 9 juta rupiah, yang terdiri dari donasi saat kajian pendidikan dan donasi langsung melalui Pena Bakti Institute.
33 Guru Honorer
Hasil donasi langsung dibagikan kepada 33 orang guru honorer yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan.
“Dalam pembagian, kami melakukan beberapa tahap di antaranya masyarakat dapat mengajukan guru honorer yang layak diberikan THR, kemudian kami melakukan verifikasi, setelah itu baru tim kami menyalurkan THR kepada guru honorer terpilih masing-masing 250 ribu,” lanjut Wanda.
Guru honorer yang diberikan donasi di antaranya adalah Epok Komarudin, seorang guru Madrasah Diniyah di Warudoyong, Kota Sukabumi.
Dibagikan Malam Takbiran
THR disalurkan langsung pada malam takbiran. Epok merupakan guru honorer yang sudah lama mengabdi, di saat Covid 19 Epok kehilangan pekerjaan dan kesulitan untuk membiayai keluarga.
“Terimakasih kepada Pena Bakti Institute dan seluruh donatur yg telah memberikan bantuannya. Semoga para donatur diberkahi selalu rezekinya, serta agenda Pena Bakti Institute kedepan selalu dilancarkan,” ujar Epok.
Sementara itu, tim Pena Bakti Institute, Sarah Rahmawati menjelaskan, berdasarkan pemantauan program penyaluran THR untuk guru honorer, dapat dirasakan bahwa para guru honorer sangat membutuhkan bantuan dan apresiasi sebab saat wabah Covid-19 ini, banyak dari guru honorer sama sekali tidak mendapat gaji.
“Itu yang membuat hati terenyuh dan ikut bahagia. Karena ternyata kebahagiaan itu adalah (saat) memberi kebahagiaan untuk orang lain,” tandasnya.
(*/RedHuge/Lapan6online)