“PLA telah lama menjadi pilar utama kekuatan Partai Komunis China. Jika sentimen dari kader PLA yang terluka (kecewa), mereka akan berkumpul bersama jutaan veteran lainnya yang tidak puas. Mereka bisa membentuk kekuatan yang tangguh dan mampu menentang kepemimpinan Xi (Jinping),”
Beijing, Lapan6online.com : Kekuatan militer China kian unjuk gigi dengan arogansi di sejumlah front dunia. Tercatat konflik yang dibuat China diantaranya, dengan India di perbatasan Ladakh-Lembah Galwan, dengan Amerika Serikat, Australia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia di Laut China Selatan.
China juga berpotensi konflik dengan Jepang soal wilayah pulau tak berpenghuni yang berjarak 1.900 kilometer barat daya Tokyo. CNN melaporkan, baik Jepang maupun China mengklaim pulau-pulau yang tidak berpenghuni yang dikenal sebagai Senkakus di Jepang dan Diaoyus di China, sebagai milik mereka. Tetapi Jepang telah mengelola pulau itu sejak 1972.
Selain itu, Penguasaan kembali Hongkong dan Taiwan dalam One China Policy juga memicu ancaman terjadinya konflik bersenjata.
Kampanye militer Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), jadi alat utama Negeri Xi Jinping menggebrak dunia dengan serangkaian latihan militer yang diploting sebagai bagian dari unjuk kekuatan, terutama kepada Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutunya di Asia.
Bumerang Bagi China
Namun begitu, sikap arogansi di sejumlah front justru bisa jadi bumerang yang berbalik menyerang China sendiri.
Seorang direktur sebuah institut China di Sekolah Studi Oriental dan Afrika di London, Steven Tsang, melihat bahwa China sangat serius untuk merealisasikan ambisinya. Di sisi lain, Tsang yakin untuk membuat misinya tercapai Xi Jinping siap untuk menghunus pedang dan mengibarkan bendera perang.
“Ada perasaan bahwa telah tiba saatnya bagi China untuk mengklaim tempatnya di bawah matahari. (Memenuhi keinginan Xi Jinping) berarti tengah menghunus sebuah pedang,” ujar Tsang disadur Lapan6online dari VIVA Militer yang mengutip Digital Journal.
Ancaman bahaya juga bisa datang dari para veteran tentara China, yang justru akan berbalik melawan Xi Jinping dan Partai Komunis (CPC). Hal itu diungkap oleh seorang putra mantan perwira Tentara Pembebasan Rakyat China, Jianli Yang.
Ancaman Nyata Veteran PLA
Jianli membeberkan bahwa ada jutaan mantan tentara yang kecewa dengan pemerintah Xi Jinping. Menurut pandangannya, bukan tak mungkin jutaan mantan tentara itu menggabungkan kekuatan yang diprediksi mampu menyamai kekuatan militer China.
“PLA telah lama menjadi pilar utama kekuatan Partai Komunis China. Jika sentimen dari kader PLA yang terluka (kecewa), mereka akan berkumpul bersama jutaan veteran lainnya yang tidak puas. Mereka bisa membentuk kekuatan yang tangguh dan mampu menentang kepemimpinan Xi (Jinping),” ujar Jianli dilansir Washington Post.
“Secara signifikan, kepemimpinan Partai Komunis China tidak bisa menghentikan potensi veteran untuk melancarkan anti-rezim secara kolektif dan bersenjata. Oleh sebab itulah protes para veteran terus berlanjut. Meskipun, ada tekanan koersif yang signifikan serta langkah birokrasi, itu justru menjadi kecemasan yang kuat yang ditunjukkan Xi Jinping dan kepemimpinan CPC,” tandasnya.
(*/RedHuge/Lapan6online)