OPINI
“Bagaimana di dalam sistem demokasi kapitalis ini para penguasa memberi berbagai macam kelonggaran kebijakan bagi perusahaan-perusahaan tanpa memperhitungkan dampak lingkungan dan efeknya bagi masyarakat setempat,”
Oleh : Fatiyah Danaa.H,
BANJIR yang melanda mayoritas kawasan Jabodetabek pada awal Ramadhan lalu merupakan salah satu banjir terbesar dan Jakarta dan Bekasi terdampak paling parah. Tinggi muka air banjir Bekasi saja bervariasi mulai dari 20 cm sampai 300 cm, salah satu mal di pusat Kota Bekasi pun turut terkena banjir hingga masuk area mal dan akhirnya merugikan banyak pedagang di sana.
Jika dilihat, bencana alam merupakan salah satu pengingat dari Allah SWT kepada manusia untuk kembali kepada jalan yang lurus, kembali kepada Islam. Bencana alam tidak serta merta hanya hasil akibat dari kondisi cuaca ekstrem atau dalam kasus ini curah hujan yang tinggi, manusia pun juga turut menyumbang perannya dalam tereksekusinya banjir dahsyat terutama yang terjadi di Bekasi. Inilah buah kelalaian manusia. Allah SWT berfirman dalam surah ar-Rum ayat 41,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ٤١
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Jika persoalan banjir ini dibedah lebih mendalam, fenomena curah hujan tinggi dan rakyat yang masih suka ‘buang sampah sembarangan’ bukanlah penyebab utama yang signifikan. Penyebab lainnya yang lebih terstruktural ialah dalam ranah sistemik. Bagaimana di dalam sistem demokasi kapitalis ini para penguasa memberi berbagai macam kelonggaran kebijakan bagi perusahaan-perusahaan tanpa memperhitungkan dampak lingkungan dan efeknya bagi masyarakat setempat. Keserakahan para penguasa yang tidak ada habisnya dibayar penuh oleh rakyat menderita.
Faktor lainnya adalah narasi kemiskinan abadi yang merupakan suatu hal struktural yang sengaja dibentuk dan dipertahankan oleh negara. Akibat ini banyak masyarakat tidak mempunyai pilihan lain untuk memilih tempat tinggal dan akhirnya terpaksa menempati bantaran sungai yang rawan banjir. Belum lagi masalah efisiensi anggaran yang memungkinkan memengaruhi penanggulangan dan mitigasi bencana ke depannya. Bisa disimpulkan, hakikatnya masalah ranah sistemik inilah yang lebih berperan menjadi faktor utama dalam tragedi banjir dahsyat lalu.
Permasalahan yang mengakar pada ranah sistemik harus diselesaikan oleh solusi yang mengakar pula. Sistem Islam merupakan sistem yang mengatur segala lini kehidupan dan bernegara dengan berpatokan hukum syara. Dalam sistem Islam, negara akan fokus dalam memastikan edukasi masyarakatnya terkait kepedulian terhadap lingkungan, bahwa lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
Kemudian, negara akan membenahi kemiskinan secara total dari akarnya. Semua kebutuhan primer seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, keamanan dan edukasi dapat diakses secara mudah dan gratis oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga tidak akan terjadi ketimpangan karena seluruh hasil sumber daya akan didistribusikan secara merata.
Terakhir, dengan menerapkan Islam secara keseluruhan hingga ke ranah politik, akan membasmi celah-celah untuk penguasa menyalahgunakan power demi kepentingan pribadi ataupun korporasi yang bisa merugikan rakyat. Hanya dengan menerapkan hukum Islam secara kaffah dalam institusi negara yaitu Khilafah, semua akar permasalahan dari segala bentuk keruwetan berkat sistem demokrasi kapitalis ini akan terselesaikan. [**]
*Penulis Adalah Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Disclaimer :
Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan Lapan6Online.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi Lapan6Online.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.