“Konsep zakatnomics didefinisikan sebagai kesadaran untuk membangun tatanan ekonomi baru untuk mencapai kebahagiaan, kesetimbangan kehidupan dan kemuliaan manusia yang didasari dari semangat dan nilai-nilai luhur syariat zakat,”
Malang, Lapan6online.com – Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS) meluncurkan gagasan Zakatnomics, sebuah konsep untuk memajukan ekonomi masyarakat melalui zakat. Kegiatan ini diselenggarakan dalam Acara Seminar Nasional Zakatnomics dan Public Expose 2019 di Universitas Muhammadiyah Malang, Kamis (19/12).
Mengambil tema “Penguatan Pilar-Pilar Riset Zakat Menyongsong Renstra BAZNAS 2020”, kegiatan seminar menghadirkan pemateri anggota dan direksi BAZNAS, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Fauzan MPd dan Dekan Fakultas Agama Islam UMM, Prof Tobroni.
Anggota BAZNAS, Prof Ahmad Satori Ismail saat membuka acara menyampaikan konsep zakatnomics yang saat ini banyak diterapkan di negara-negara Islam.
“Konsep zakatnomics didefinisikan sebagai kesadaran untuk membangun tatanan ekonomi baru untuk mencapai kebahagiaan, kesetimbangan kehidupan dan kemuliaan manusia yang didasari dari semangat dan nilai-nilai luhur syariat zakat,” kata Ahmad dalam keterangan persnya.
Ahmad Satori menambahkan Zakatnomics juga dapat diterjemahkan sebagai nilai-nilai ekonomi zakat dan mengimplementasikan semangat zakat di berbagai sektor perekonomian seperti pertanian, pertambangan dan manufaktur, perdagangan dan jasa.
“Perhitungan nilai zakat dari berbagai sektor memberikan landasan fundamental untuk konsep zakatnomics, bahwa potensi zakat dalam pengentasan kemiskinan sangat besar,” jelasnya.
Dekan Fakultas Agama Islam UMM, Prof Tobroni dalam sambutannya menyambut baik kerjasama BAZNAS dengan UMM sebagai bagian dari penguatan pembangunan zakat nasional.
“Zakatnomics berbeda dengan prinsip ekonomi konvensional. Ia merupakan antitesa dari gagasan ekonomi konvensional yang bersifat eksploitatif. Zakatnomics memiliki konsep fundamental yang mendasarkan pada semangat berbagi dan nilai-nilai spiritualitas yang kuat. Karena itu, UMM siap untuk ikut mengembangkan konsep zakatnomics ini,” ujarnya.
Selain seminar nasional, dalam kegiatan kali ini juga menjadi momentum untuk merilis produk-produk buku hasil riset zakat Puskas BAZNAS selama tahun 2019. Ada 17 produk hasil riset diantaranya, Indikator Pemetaan Potensi Zakat (IPPZ), Indeks Literasi Zakat: Teori dan Konsep, Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Makro Indonesia, Indeks Pemberdayaan Zakat, Indeks Zakat Saham Perusahaan, Outlook Zakat Indonesia 2020, dan kajian Konsep Dasar Zakatnomics.
Selain itu Puskas BAZNAS juga menerbitkan hasil riset dalam bentuk jurnal ilmiah diantaranya: International Journal of Zakat (IJAZ) Dua Edisi (Vol 04, 01 dan 02).
Dengan karya ini, sepanjang tahun 2019, Puskas telah berhasil menerbitkan 2 edisi jurnal internasional tentang zakat ditambah satu proceedings hasil International Conference of Zakat 2019.
Selain itu produk selama tahun 2019 lainnya adalah dalam bentuk Puskas Working Paper Series (PWPS) atau makalah ilmiah.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Dr Irfan Syauqi Beik mengatakan, hasil riset yang dipublikasikan akan disediakan dalam bentuk Bahasa Inggris dan juga Bahasa Arab. Seluruh publikasi nantinya dapat diunduh di website Puskas BAZNAS tanpa dipungut biaya.
“Diseminasi hasil riset ini diharapkan menjadi syiar zakat melalui hasil riset Puskas BAZNAS selama tahun 2019 dapat dirasakan manfaatnya oleh berbagai lapisan masyarakat secara luas,” katanya.
Selain itu, melalui Seminar Nasional Zakatnomics dan Public Expose 2019, akan menjadi ajang penajaman konsep zakatnomics dan menghasilkan resolusi penting pengembangan riset zakat dalam rangka mendukung pencapaian target-target Renstra BAZNAS tahun 2020 bersama para peneliti, praktisi, akademisi zakat, media dan serta masyarakat secara umum. (Yan)