BBM Makin Melangit di Tengah Ekonomi Sulit

0
7
Desi Wulan Sari, S.E, M.Si/Fotov : Istimewa

OPINI | POLITIK

“Sungguh miris dengan apa yang tengah dirasakan masyarakat. Mengapa negara yang dikatakan sebagai negara kaya akan alamnya, tetapi bahan-bahan kebutuhan pokok rakyatnya tetap melangit harganya?,”

Oleh : Desi Wulan Sari, S.E, M.Si,

KELANGKAAN bahan bakar solar terjadi beberapa waktu lalu. Sulitnya masyarakat mendapatkan bahan bakar solar murah bersubsidi membuat masyarakat kecewa dan terpaksa harus membeli bahan bakar solar yang lebih mahal. Namun, siapa sangka selang, kira-kira dua bulan kemudian kelangkaan bahan bakar pertalite kembali terjadi.

Terbatasnya pertalite di berbagai pom bensin membuat antrian panjang masyarakat, demi berburu bensin murah sebagai kebutuhan pokok akan transportasi, mereka terpaksa berkorban antri panjang demi mendapat beberapa liter solar dan pertalite saja.

Hingga kekhawatiran masyarakat pun kian terbukti, akhirnya pemerintah memutuskan untuk melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi maupun non subsidi.

Kenaikan harga BBM diputuskan per tanggal 4 September 2022. Dikatakan, walau pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menahan harga minyak naik, namun tidak terelakkan. Dalam pengumuman tersebut Jokowi menegaskan kas keuangan negara sudah menanggung beban yang cukup berat karena beban subsidi BBM yang naik hingga tiga kali lipat (cnbcindonesia, 3/9/2022).

Pengumuman kenaikan BBM ini menjadi puncak kekecewaan masyarakat pada pemerintah yang dianggap tidak melihat kepentingan rakyat. Di tengah himpitan ekonomi paska pandemik Covid-19, alih-alih membantu pemulihan pada ekonomi rakyat, justru malah mimpi buruk yang diberikan. Masyarakat menilai kenaikan ini menjadi salah satu bentuk kezaliman yang dilakukan penguasa pada rakyatnya.

Kini, berbagai kalangan masyarakat mulai dari mahasiswa, ormas, dan masyarakat umum ramai-ramai turun melakukan aksi di depan Gedung DPR dan di jalan-jalan untuk menolak kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah. Bahkan Wakil Ketua Fraksi PKS DPR pun menganggap kebijakan ini menyulitkan rakyat, dan mendesak pemerintah untuk menyetop proyek perpindahan Ibu Kota Negara atau IKN ke Kalimantan Timur dan kereta cepat Jakarta – Padalarang. Biaya-biaya proyek tersebut bisa dialihkan untuk menambah subsidi BBM. Hal tersebut lebih dibutuhkan ketimbang dua proyek tersebut (Kompas.tv, 8/9/2022).

Sejatinya, seorang pemimpin mampu membawa amanah yang diembannya tersebut hanya untuk kepentingan rakyat. Memperhatikan kemakmuran dan kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak adalah keharusan.

Jika mereka tidak mampu menjalani amanahnya dengan benar, maka azab Allah sangatlah pedih, seperti yang disampaikan dalam hadis sbb.;

“Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka”. (HR. Ahmad) “Sungguh, manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil. Orang yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah pemimpin yang zalim”. (HR. Tarmidzi)

Sungguh miris dengan apa yang tengah dirasakan masyarakat. Mengapa negara yang dikatakan sebagai negara kaya akan alamnya, tetapi bahan-bahan kebutuhan pokok rakyatnya tetap melangit harganya? Apakah kondisi ini akan terus terjadi?

Hari ini kita tengah hidup dalam sebuah sistem yang selalu membuat rakyatnya tidak pernah tidur nyenyak. Sistem kapitalis telah membawa kerusakan di setiap lini kehidupan manusia.

Dengan kepentingannya yang senantiasa merujuk pada keuntungan sebesar-besarnya demi kantong pribadi atau kelompoknya saja. Maka tidak heran, jika hari ini BBM yang kiranya dari tahun ke tahun mengalami kenaikan kerapkali terjadi dan solusi yang diberikan pun tidak pernah tuntas dalam memberikan jalan keluar bagi rakyat.

Rakyat butuh solusi yang mampu membawa keadilan dan kemaslahatan bagi mereka. Hanya solusi hakiki yang mampu membawa kemaslahatan. Islam adalah sistem yang sempurna, di dalamnya terdapat aturan yang mengatur segala bentuk interaksi dan bidang kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya sosial, budaya, ekonomi politik, dsb. Aturan inilah yang akan membawa sebuah negara dengan pemerintahannya melaksanakan aturan-aturan tersebut kepada kemaslahatan umat.

Dalam sistem ekonomi Islam setiap sumber daya alam yang dikelola oleh negara adalah hak rakyat untuk diambil manfaatnya. Hak kepemilikan pribadi sangat dibatasi, dan kepemilikan sumber daya alam yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak tidak boleh dimiliki oleh individu, kelompok, atau asing.

Sumber daya alam yang diproses oleh negara termasuk minyak dan gas bumi, hasilnya kita gunakan sehari-hari sebagai kebutuhan pendukung transportasi dalam aktivitas masyarakat seperti BBM ini. Semestinya, pemerintah mampu memenuhi kebutuhan rakyat dengan harga yang sangat terjangkau.

Sama halnya dengan bahan pokok makanan, gas dan BBM ini juga termasuk bagian dari kebutuhan pokok pendukung trasnporasi bagi rakyat. Maka jika rakyat tidak dapat memiliki akses kebutuhan pokok murah, maka apakah ini bukan dinamakan kezaliman?

Hadirnya sistem Islam secara kaffah akan memusnahkan segala bentuk kerusakan dan kezaliman, jika umat kembali kepada aturan Allah, dan pemimpin kembali amanah dengan menjalankan syariat-Nya. Seperti hadis yang menyebutkan bahwa pemimpin amanah kelak akan mendapatkan balasan yang setimpal, yaitu Jannah-Nya.

“Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin”. (HR. Muslim)

Hanya sistem Islam Kaffah yang mampu membawa kemaslahatan bagi umat dari segala bentuk kezaliman. Wallahu a’lam bishawab. [*]

*Penulis Adalah Revowriter Bogor