“Bambu Getah Getih menjadi istana alami di Bumi Perkemahan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bekas Bambu Getah Getih terbukti disulap oleh Tim Laskar Hijau Dinas Kehutanan Jakarta, hingga karya mereka mendapat apresiasi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan,”
Jakarta, Lapan6Online : Warga Jakarta tentu tidak akan pernah lupa dengan Bambu Getah Getih yang sempat menghiasai Bundaran Hotel Indonesia (Bundaran HI,red) pada saat itu. Dan kini bekas Bambu Getah Getih ternyata bermanfaat, bahkan dapat dinikmati warga Jakarta.
Adalah Laskar Hijau dari Dinas Kehutanan DKI Jakarta yang diprakarsai oleh Kabid (Kepala Bidang,red) Pertamanan DKI Jakarta, Ir.Muhamad Fajar Sauri. MSi, Kasi (Kepala Seksi,red) Taman Muhamad Ali.SP.MSi, Muhammad Kamiludin.SP, pengelola.
Hal ini seperti yang sampaikan oleh Muhammad Kamiludin, selaku Pengelola, menurutnya,’ Bambu Getah Getih menjadi istana alami di Bumi Perkemahan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bekas Bambu Getah Getih terbukti disulap oleh Tim Laskar Hijau Dinas Kehutanan Jakarta, hingga karya mereka mendapat apresiasi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan,” ujarnya kepada Lapan6online.com, pada Senin, (13.08.2019).
Tentunya ini menjadi catatan khusus bagi warga Jakarta, bahwa bekas Bambu Getah Getih dapat dimanfaatkan, terbukti dan nyata ada di Bumi Perkemahan Ragunan di bagian belakang. Silahkan datang sendiri untuk bisa menikmati suasana “Istana Bambu Getah Getih”. Nuanasa alami hanya bisa ditemukan di Bumi Perkemahan Ragunan.
Sekilas Tentang Bambu Getah Getih
Sebuah maha karya bambu “Getah Getih” yang dulu pernah menghiasi kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, dibuat seniman asal Jawa Barat, Joko Avianto. Joko sudah menggeluti dunia seni bambu sejak 2003. Bahkan, karya-karya alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini pernah menghiasi kota-kota dunia dan pertunjukan seni internasional.
Sehingga saat itu namanya lebih dikenal di Indonesia berkat bambu “Getah Getih” yang dipajang di Bundaran HI.
“Pertama yang internasional ya di 2012 di Art Jog, Yogyakarta. Saat itu, jalinan bambu berjejer di halaman Taman Budaya Yogyakarta. Kemudian di Penang, Malaysia pada 2013, sebanyak 3.000 batang bambu menutupi Balai Kota di George Town,” jelas Joko saat itu.
Berbeda dengan karya lainnya, “Getah Getih” Bundaran HI dikerjakan hanya dalam waktu seminggu.
Karya berdimensi 12 x 4 x 5,5 meter itu menghabiskan sekitar 1.500 bambu dengan dibantu orang. Ada 73 bambu penyangga yang menyimbolkan HUT Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia. Menurut Joko, karya ini terinspirasi bentuk windsock atau penunjuk arah mata angin. Ujungnya dibuat seperti ikatan tambang untuk melambangkan persatuan. Adapun nama “Getah Getih” yang artinya merah putih dan terinspirasi dari pasukan Majapahit.
Karya Joko yang sempat menghebohkan Ibukota Jakarta, kini bambu tersebutpun tidaklah menjadi sampah yang tidak berguna. Namun, bermanfaat menjadi sebuah tempat berwisata alami ditengah kota Jakarta. Tidak heran jika dalam sehari banyak warga yang berdatangan untuk menikmati suasana alam dengan ornament bambu ciptaan Laskar Hijau.
Para pengunjung pun berfoto ria di beberapa ornament yang sudah diciptakan, kepada redaksi Lapan6online.com para pasukan Laskar Hijau mengatakan, pemanfaatan Bambu Getah Getih belum selesai. Mereka masih banyak menciptakan berbagai macam ornemen yang dapat menghiasi Bumi Perkemahan Ragunan. (Jaka.S)