“Komunitas internasional telah mengecewakan kami, warga Suriah, selama 10 tahun terakhir, tetapi kami masih mendukung masalah kemanusiaan di seluruh dunia, karena itu adalah tugas kemanusiaan kami,”
Sebuah tembok di Idlib sekarang memiliki gambar George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang terbunuh oleh seorang polisi kulit putih di Minneapolis, Minnesota, AS pada minggu lalu.
Floyd diabadikan oleh Aziz Esmer, pelukis terkenal yang kerap melukis tokoh-tokoh terkait Suriah dan krisis lainnya di dinding Idlib yang kini dilanda perang.
Gambar terbarunya tentang Floyd dapat dilihat dengan kata-kata terakhir dari korban: “Saya tidak bisa bernapas.” Ini juga memiliki “Tidak ada rasisme” di gambar.
Seniman itu juga mengecam semua rasisme di AS terhadap orang kulit hitam. Dirinya mengaku menggambar gambar itu dalam rangka aksi solidaritas.
“Komunitas internasional telah mengecewakan kami, warga Suriah, selama 10 tahun terakhir, tetapi kami masih mendukung masalah kemanusiaan di seluruh dunia, karena itu adalah tugas kemanusiaan kami,” kata Esmer, mengutip dari Anadolu Agency.
George Floyd, ditangkap minggu lalu setelah dilaporkan mencoba menggunakan uang kertas palsu senilai 20 dolar di toko setempat. Rekaman video di Facebook menunjukkan dia diborgol dan bekerja sama, tetapi polisi mengklaim dia menentang penangkapan.
Petugas polisi bernama Derek Chauvin terus menekan lututnya ke leher meskipun Floyd berulang kali memohon “Aku tidak bisa bernafas”.
Tak lama setelah itu, Floyd tampaknya kehilangan kesadaran, tetapi Chauvin mempertahankan posisinya pada korban hingga meninggal.
Empat petugas yang terlibat dalam penangkapan Floyd dipecat sehari setelah video muncul. Tetapi Chauvin sejauh ini adalah satu-satunya yang ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan dan pembunuhan tingkat tiga.
Protes nasional yang telah berlangsung selama satu minggu telah mengamuk di AS dengan demonstran menuntut tiga perwira lainnya juga ditangkap dan didakwa serupa. (Lapan6online.com)