“Kalau ada uang lebih dari hasil sol, saya sisihkan juga untuk menambah tabungan haji,”
Jakarta, Lapan6Online : Meskipun profesinya sebagai tukang sol keliling dan marbot masjid Nur Attaqwa di Komplek Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, H. Karim tetap semangat dengan niat melaksanakan rukun Islam yang ke lima ini.
Saat ditemui di Masjid Nur Attaqwa, Komplek Kopasus, Cijantung, Jakarta Timur, pada Jumat (11/10/2019) H. Karim yang berprofesi sebagai tukang sol dan marbot ini berkisah bagaimana dirinya mengumpulkan dan menabung sedikit demi sedikit uang hasil jerih payahnya sebagai marbot yang saat itu sebesar Rp.15.000,- (Lima belas ribu rupiah) untuk menunaikan niat mulianya pergi haji.
Waktu itu, tahun 1996, gaji yang diterima H. Karim hanya Rp15.000,-/bulan (Lima belas ribu rupiah) dan semua ditabung untuk menunaikan ibadah haji.
“Saya gak pake uang bulanan yang saya terima sebagai marbot tapi saya tabung semua untuk berangkat haji.” Ujar H. Karim mengenang bagaimana cita-citanya dulu untuk berhaji.
Menurutnya, dirinya sempat ragu, apakah dirinya mampu untuk melaksanakan ibadah haji yang memakan biaya besar ini sementara 6 orang anaknya masih membutuhkan biaya sekolah. Namun berkat dorongan H. Mutholib, akhirnya H. Karim bertekad untuk tetap mengumpulkan uang yang didapat dari gaji bulanan sebagai marbot itu untuk cita-citanya melaksanakan ibadah haji.
“Kalau ada uang lebih dari hasil sol, saya sisihkan juga untuk menambah tabungan haji,” Ujar laki-laki asal Garut (60) ditemani Kabintal Kopassus Letnan Kolonel Inf H. Usman, S.Ag kepada RadarIndonesiaNews (Media Group Jaringan online,red), pada Jumat (11/10/2019).
Keinginan melaksanakan ibadah haji ini sempat membuat H. Karim bermimpi dan berteriak kalau dirinya sudah berada di Mekah.
Hatinya semakin terenyuh saat mendapat telpon dari seorang anaknya yang berada di Sulawesi untuk membantu tabungan haji sebesar Rp10 juta. Hasil tabungan tukang sol dan marbot ini kemudian dipakai untuk mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji pada 2012.
H. Karim yang suka berbagi dengan tetangganya di Garut ini terus mengumpulkan dengan sabar hasil jerih payahnya sebagai marbot agar bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Dengan semangat yang tinggi akhirnya H. Karim berangkat ke tanah suci bersama jamaah haji lain pada musim haji 2019.
H. Karim tampak sumringah. Wajahnya bersinar cerah menampakan kepuasan tersendiri bahwa Allah telah mengabulkan harapannya untuk berkunjung ke rumahNya.
Tukang sol dan marbot ini menjadi motivasi untuk kita semua bahwa dengan niat dan tekad yang kuat, apapun yang kita inginkan pasti akan sampai. Selain berhasil menunaikan rukun Islam ke lima ini, 3 dari 6 orang anaknya berhasil lulus S1.
Usai melaksanakan cita-citanya ini, H. Karim berharap dirinya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Katanya, kalau dulu hal-hal sunah belum dikerjakan, sekarang dikerjakannya. Di usianya yang sudah 60 tahun ini, H. Karim yang memiliki keluarga di Garut, Kec Cilawu, Jl. Bayongbong RT02/04 Desa Sukahati akan fokus dan semakin fokus mengurus masjid yang sudah menyatu dengan dirinya.
Kabintal Kopassus, Letnan Kolonel Inf H. Usman, S.Ag yang menemani wawancara mengatakan, berkat ketekunan dan kemauan yang keras Pak H. Karim menabung untuk berangkat haji akhirnya, alhamdulillah Allah kabulkan. GF