“Yang menyebarkan rekaman itu adalah penjajah Israel agar setiap orang Palestina dapat melihatnya. Tujuannya untuk menanamkan moral kekalahan dan keputusasaan, agar menjadi hal yang biasa dan normal. Video ini bagai suapan dari waktu ke waktu agar orang yang berhati dingin dan merasa kalah, tidak berpikir lagi untuk melawan penjajah Israel.”
Al Quds, Lapan6online.com : Kebiadaban Tentara Penjajah Israel yang secara pengecut menembak seorang pemuda Palestina tak bersalah mendapat kecaman dunia internasional. Penembakan yang dilakukan secara terang-terangan telah terjadi puluhan kali di pos perbatasan yang menyasar penduduk tak berdosa Palestina yang tak melakukan kesalahan apapun.
Melansir situs Spiritofaqsa.org, diberitakan, sebuah rekaman video yang beredar di media sosial kemarin, Minggu (3/11/2019) menunjukkan seorang perwira Polisi Perbatasan Israel menembak seorang pria Palestina tak bersalah.
Penembakan terhadap warga Palestina bisa saja berakhir tanpa proses apapun, sebagaimana yang terjadi pada puluhan kasus serupa lainnya. Akan tetapi tindakan seorang perwira pasukan polisi perbatasan Israel yang mengirim sebuah video tentang peristiwa penembakan ini telah menunjukkan kejahatan.
Dan seperti biasanya, pelaku hanya mendapatkan hukuman yang sangat ringan. Peristiwa penembakan ini sudah terjadi satu setengah tahun yang lalu.
Ketika itu anggota pasukan polisi perbatasan penjajah Israel menghentikan seorang remaja Palestina tak bersenjata yang berusaha menuju al-Quds.
Warga Palestina, yang tidak belum diketahui jelas identitasnya tersebut, dihentikan oleh lima anggota pasukan polisi perbatasan penjajah Israel, termasuk seorang perwira yang menjadi komandan mereka.
Berdasarkan tayangan video yang berdurasi 24 detik itu, perwira pasukan penjajah Israel terdengar mengatakan kepada korban agar “berhenti”. Kemudian anggota pasukan polisi penjaga perbatasan Israel mengarahkan senapan mesin mereka ke arah korban.
Namun, setelah korban pergi,seorang serdadu perempuan anggota pasukan penjajah Israel melepaskan tembakan ke kakinya hingga jatuh ke tanah sambil mengerang kesakitan.
Pada 28 Agustus, pelaku ditangkap setelah terungkap adanya rekaman yang dikirim pelaku kepada seorang teman (sesama polisi wanita) untuk meminta pendapatnya tentang keakuratan tembakan yang dilakukan pada korban.
Rekaman itu pertama kali dipublikasikan oleh saluran televisi Israel (Chanel 13). Sementara surat kabar Israel “Haaretz” mengatakan, “Pelaku mengatakan kepada hakim pengadilan bahwa dia menembak orang Palestina tersebut sebagai “suatu bentuk hiburan”.
Haaretz menyebutkan, empat anggota polisi lainnya ditangkap sehubungan dengan kejahatan tersebut, tetapi kemudian mereka dibebaskan. Sementara itu pelaku penembakan dipindahkan dari satuan Polisi Perbatasan ke militer Israel untuk menyelesaikan dinas militernya.
Kemarahan Palestina
Video itu memicu kemarahan luas di situs jejaring sosial. Profesor ilmu politik Palestina, Dr. Abdul Sattar Qassem, mengatakan, “Apa yang ada dalam video tersebut bukanlah hal baru dialami rakyat Palestina. Penjajah Israel telah membunuh banyak pemuda Palestina dengan darah dingin dan tanpa alasan sebelumnya. Mereka akan terus melanjutkan kejahatannya, untuk alasan hiburan atau yang lainnya, selama tidak ada hukuman ata sanksi apapun.”
Dia menjelaskan faktor yang mendorong pasukan penjajah Israel melakukan kejahatan ini. Dia mengatakan, “Ini terjadi karena efek dari mobilisasi agama yang korup pada mereka.” Menurutnya, buku “Doktrin Raja”, yang ditulis oleh rabi Yitzhak Shapira dan Yosef Elitzur, menentukan sikap ideologi dan hukum Yahudi terhadap non-Yahudi atau yang disebut “Goyim” .
Dia melanjutkan, “Dua orang rabi Yahudi ini mengklaim bahwa orang-orang Yahudi menduduki peringkat tertinggi, dan mereka adalah ras manusia terbaik. Dalam bukunya, mereka menilai bahwa orang Yahudi adalah manusia keturunan Adam yang sesungguhnya. Sementara selain Yahudi berada di peringkat terndah, dan martabat mereka banyak yang mendekati derajat binatang. Karena itu negara Yahudi dan orang Yahudi harus mengambil sikap diskriminatif terhadap mereka atau membiarkan untuk membunuh mereka, atau harus membunuh mereka di sebagian besar waktu.”
Serangan sistematis di pos-pos pemeriksaan
Komite Hak Asasi Manusia, termasuk B’Tselem, mendokumentasikan pembunuhan terhadap puluhan pemuda Palestina, penembakan dan penangkapan mereka di pos pemeriksaan militer Hizma yang menghubungkan ke kota Al-Quds.
Pos-pos pemeriksaan militer adalah tempat favorit bagi tentara penjajah Israel untuk menembak pemuda Palestina tanpa sebab dan tanpa alasan, jauh dari pantauan media.
Aktivis Mahmoud al-Masri, setelah menonton video tersebut mengatakan, Yang menyebarkan rekaman itu adalah penjajah Israel agar setiap orang Palestina dapat melihatnya. Tujuannya untuk menanamkan moral kekalahan dan keputusasaan, agar menjadi hal yang biasa dan normal. Video ini bagai suapan dari waktu ke waktu agar orang yang berhati dingin dan merasa kalah, tidak berpikir lagi untuk melawan penjajah Israel.
(PIC/Spiritofaqsa/Red-lapan6online.com)