OPINI
“Aturan tersebut mana mungkin berobat buat yang sakit itu gratis di sistem sekuler kapitalis yang notabene ingin memperkaya diri. Kebijakan yang selalu berubah-ubah menjadi kelihatan, karena bukan fokus pada penyembuhan tapi lebih mengedepankan keuntungan,”
Oleh : Watik Handayani, S.Pd.,
KEUNTUNGAN BPJS bagi rakyat miskin sebagian kecilnya dapat membantu, tetapi banyak aturan yang tidak sesuai. Dengan manfaatkan fasilitas apa adanya, karena ketidaksediaan alat medis yang lengkap. Biaya jasa dokter pun terbilang murah sekali, kadang terlambat dan ribet banyak alasan tak jelas.
Sebenarnya jika ada aturan yang merugikan negara akan dipangkas, seperti halnya wacana BPJS akan dihapus mungkin dirasa malah mendatangkan kerugian. Namun, sebelum kelas BPJS Kesehatan dihapus, pemerintah berencana melakukan transisi kelas rawat inap (KRI) JKN yang dibagi dalam dua kelas standar yakni kelas standar A dan kelas standar B.
Kelas standar A adalah kelas yang diperuntukkan bagi Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN). Sementara itu, kelas standar B diperuntukkan bagi peserta Non-PBI JKN. Aturan penghapusan kelas BPJS mulai dari penyesuaian manfaat medis dan non-medis, Indonesia Case Based Groups (INA CBGs) atau rata-rata biaya yang dihabiskan oleh suatu kelompok diagnosis, kapitasi, hingga iuran peserta.
Dari aturan tersebut mana mungkin berobat buat yang sakit itu gratis di sistem sekuler kapitalis yang notabene ingin memperkaya diri. Kebijakan yang selalu berubah-ubah menjadi kelihatan, karena bukan fokus pada penyembuhan tapi lebih mengedepankan keuntungan. Itulah sistem yang tak peduli pada penduduknya.
Perencanaan guna mencari solusi ternyata tidak sesuai, karena hanya gunakan kebermanfaatan semata, tanpa ada perbaikan yang menyeluruh. Malah akan menambah masalah baru dan terus terulang melukai rakyat. Hingga tiba merugikan rakyat dan memperkaya penguasa saja. BPJS Keehatan dihapus, tetap saja rakyat tak terurus.
Alih-alih perbaikan untuk kesehatan supaya penduduk sehat, dapat beraktivitas untuk membangun bangsa yang maju. Nyatanya tidak. Padahal, dengan memiliki rakyat yang sehat akan membuat negara jauh dari penyakit. Salah satunya memberikan pelayanan yang baik, kesejahteraan para dokter pun diperhatikan oleh pemerintah agar memberikan kemudahan dalam bidang kesehatan.
Namun itu hanya mimpi semata yang sulit akan terwujud, sebuah ilusi semata jika tak ada keinginan untuk bangkit, yakni ganti sistem sekuler kapitalis menjadi sistem Islam. Karena sistem Islam merupakan hukum Allah yang baik untuk diterapkan di bumi.
Hanyalah sistem Islam yang dapat berikan perubahan yang hakiki. Selamat dari kebijakan yang sepihak dan membangun kesadaran masyarakat yang sesuai dengan aturan Allah SWT. Dalam sistem Islam kebijakan mengurusi hajat rakyat banyak adalah tugas utama seorang pemimpin. Karena begitu besar tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta, maka dipilihnya seorang pemimpin yang mau menerapkan aturan Islam kaffah, tegas, mampu, merdeka dan berdedikasi terhadap pekerjaan yang dijalankan.
Individu dalam suatu masyarakat akan terbangun akhlak mulia karena saling melengkapi. Rakyat mencintai pemimpin yang amanah begitu pula pemimpin mencintai rakyat dengan memberikan fasilitas umum secara gratis terutama demi keselamatan rakyatnya dengan memberikan fasilitas kesehatan yang berkualitas karena akan membawa kebahagiaan.
Atas dasar itu, kejayaan Islam pun dapat diraih, semua umat sejahtera tanpa pandang kasta, jabatan dan harta. Semua sesuai perintah Allah dijalankan secara ikhlas menerima aturan yang sempurna yang sesuai dengan Al-Qur’an.
Kita bisa lihat, dalam peradaban Islam rumah sakit banyak dibangun. Salah satunya yang terkenal adalah Rumah Sakit Al-Adhudi, yang didirikan oleh Adhdu Daulah Ibnu Buwaih pada 981 M di Baghdad. Ketika didirikan, rumah sakit yang termegah pada masanya ini memiliki 24 dokter, yang kemudian terus bertambah secara cepat. Selain itu, Al-Adhudi juga dilengkapi dengan perpustakaan ilmiah yang besar, apotik, dan beberapa tempat untuk memasak. Rumah sakit Islam bersejarah lainnya adalah Rumah Sakit An-Nuri Al-Kabir di Damaskus, yang didirikan oleh Sultan Adil Nuruddin Mahmud pada 1154 M.
Inilah sebuah bukti peradaban Islam yang akan membawa kesejahteraan rakyat. Karena sebuah peradaban maju dengan pemikiran yang cemerlang dan banyak terdapat bangunan rumah sakit yang megah untuk merawat orang yang sakit tanpa pungut biaya apa pun alias gratis. [*]
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah di Depok