OPINI | HUKUM
“Sistem kapitalis sekuler adalah sebuah sistem atau aturan bernegara yang memisahkan agama dari kehidupan, membuat rakyatnya jauh dari nilai-nilai agama. Sehingga menghasilkan generasi yang rusak cara berfikirnya dan bobrok akhlaknya.,”
Oleh : Widya Utami
PERSOALAN bullying di kehidupan saat ini seolah-olah tak ada habisnya. Ada saja kasus bullying yang datang ditengah-tengah kehidupan yang serba sulit. Lagi dan lagi. Masyarakat Kota Medan dihebohkan dengan kasus pembullyan yang terjadi di Sekolah MAN 1 Medan, Sumatera Utara (23/11/2023).
Korban bullying merupakan seorang siswa yang baru saja duduk di kelas 1 SMA. Korban berinisial MH (14) mendapatkan penyiksaan dari beberapa teman satu sekolahnya dan kakak kelas yang sudah alumni dari sekolah MAN 1. Korban sempat dibawa ke suatu tempat yang sudah disediakan para pelaku.
Korban dipukuli, disuruh untuk memakan lumpur yang ada pada sendal, memakan daun mangga dan dipaksa minum air yang sudah bercampur 20 ludah orang lain. Para pelaku juga sempat membakar kunci sepeda motor dengan korek, kemudian menempelkannya ke punggung telapak tangan korban membentuk huruf PA hingga melepuh.
Tak bisa dipungkiri, siapa saja yang mengetahui kasus bullying yang serupa seperti ini akan menjadi momok bagi para pelajar. Terkhusus orang tua korban, pasti amatlah kecewa dan marah melihat kejadian ini.
Apalagi orang tua di zaman ini, banyak yang beranggapan bahwa sekolah yang tampaknya bernuansa Islami, mampu menjaga dan mendidik anak-anak mereka sesuai dengan harapan mereka. Yaitu, menjadi anak yang Sholih/ah dan berakhlak mulia.
Namun setelah melihat faktanya, sekolah madrasah yang memuat lebih banyak materi agama, ternyata tidak cukup untuk memberikan suasana akhlakul karimah kepada peserta didik dan gagal dalam membentuk kepribadian Islam peserta didik. Pun, sekolah madrasah hari ini tak mampu mewujudkan harapan banyak orang tua.
Jelas bahwa akar masalahnya bukan hanya pada sekolahnya, tetapi sistem sekuler yang diterapkan di negeri ini yang bertanggung jawab terhadap persoalan siswa hari ini. Sistem kapitalis sekuler adalah sebuah sistem atau aturan bernegara yang memisahkan agama dari kehidupan, membuat rakyatnya jauh dari nilai-nilai agama. Sehingga menghasilkan generasi yang rusak cara berfikirnya dan bobrok akhlaknya.
Muhadjir, Menko PMK menyebutkan bahwa sudah ada Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023 sebagai upaya untuk mencegah terjadinya perundungan terhadap anak. Namun, peraturan pemerintah tersebut juga tidak memberikan dampak apapun. Karena pada faktanya, kasus bullying masih marak terjadi sampai detik ini. Ya, beginilah suasana pendidikan dibawah sistem kapitalis sekuler.
Berbeda dengan pendidikan dibawah sistem Islam. Negara yang menerapkan syariat Islam akan menjaga kualiatas kurikulum pendidikan yang ber-asaskan akidah Islam. Negara jugalah senantiasa menjaga akidah rakyatnya dengan tiga pilar penerapan syariah Islam yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan adanya peran negara (dalam menerapkan hukum Islam).
Disamping itu, Islam memandang bahwa yang dikatakan sebagai masyarakat di dalam Islam adalah mereka yang memiliki perasaan, pemikiran dan peraturan yang sama. Sehingga dengan adanya negara yang mampu menjaga akidah rakyatnya, maka terciptalah masyarakat Islam itu tadi. Dan jika masyarakat Islam ini hadir, tidak ada rasa ingin saling menyakiti ke sesama manusia lainnya. Sebab jika syariah Islam di terapkan secara menyeluruh oleh negara, maka secara otomatis pemahaman akidah akan mudah tertancap dan terjaga dalam benak setiap individu kaum muslimin. (*)
*Penulis Adalah Aktivis