“Mereka sudah menikah sehari namun diketahui saat pihak keluarga menjelaskan bahwa keduanya sesama jenis di mana salah satu mempelai menyamar sebagai laki-laki,”
Bengkulu Utara, Lapan6online.com : Banyak hal tak terduga yang melanda pasangan sesaat setelah pernikahan mereka. Jika sebelumnya saat masa pacaran tak begitu mengenal “bagian dalam” pasangannya, begitu menikah, hal mengejutkan pun terjadi, seperti yang dialami oleh Wanita berinisial DS ini.
Namanya pengantin baru, rasanya tidak sabar untuk segera mendekap pasangan yang sudah sah untuk bermersraan dan memadu kasih pada malam pertama. Dan Malam pertama merupakan malam yang sakral bagi pengantin baru seusai mengucap janji sehidup semati.
Malam yang mendebarkan ini juga identik dengan adanya aktivitas hubungan intim yang banyak ditunggu-tunggu para pengantin baru dan harusnya menjadi momen spesial.
Namun tampaknya, momen tersebut tak dirasakan oleh mempelai wanita di Desa Bukit Makmur, Kecamatan Pinang Raya, Kabupaten Bengkulu Utara ini. Sang wanita yang berinisial DS ini harus menelan pil pahit di hari Pernikahannya.
Tangis DS pecah di malam pertama usai menggelar pernikahan siri. Sebab, orang yang baru saja menikahinya ternyata seorang wanita seperti dirinya. Proses ‘wik-wik’ pun gagal total.
Pasangan itu melangsungkan pernikahan pada Rabu (4/3/2020) lalu dan tidak diketahui pemerintah daerah. Hal ini diungkap oleh Kepala Desa Bukit Makmur, Hartono.
Menurut dia, pernikahan tersebut dilakukan secara siri sehingga tidak diketahui pemerintah daerah. “Iya, pernikahannya dilakukan secara siri tanpa sepengetahuan pemerintah desa,” kata Hartono Seperti dikutip Lapan6online dari situs Kompas.
Hartono menceritakan awalnya pasangan DS mengaku sebagai pria, datang dengan stelan jas, layaknya seorang pria tulen.
“Jadi warga saya yang menikah itu jenis kelamin perempuan menikah dengan warga Kota Bengkulu,” kata Hartono. Menurutnya, saat melangsungkan Pernikahan warga Kota Bengkulu ini mengaku sebagai seorang pria.
“jenis kelamin perempuan tapi dalam pernikahan itu mengaku pria, infonya begitu,” ujar Hartono.
Pernikahan itu pun berlangsung dan tak banyak yang diundang. Dalam pernikahan tersebut hanya mengundang warga di lingkungan RT saja.
“Itu info yang kami ketahui karena pernikahan itu memang tidak melibatkan aparat desa. Undangan saja tidak banyak hanya lingkungan RT saja bahkan saya selaku Kades tidak mendapatkan undangan,” tambah Hartono.
Peristiwa ini terbongkar setelah 1 hari selesai pernikahan, pihak keluarga mempelai pria menjelaskan fakta yang sebenarnya, bahwa pria tersebut merupakan seorang perempuan.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu penghulu di Kantor Urusan Agama Ketahuh, Susanto, mengatakan bahwa mempelai pria tersebut menyamar.
“Mereka sudah menikah sehari namun diketahui saat pihak keluarga menjelaskan bahwa keduanya sesama jenis di mana salah satu mempelai menyamar sebagai laki-laki,” jelas Sutanto.
Pernikahan pun dibatalkan oleh pihak keluarga karena kedua mempelai adalah sesama jenis. Alamak.
(*/RedHuge/Lapan6online.com)