Cara Jitu Cegah Covid-19 Oleh Poros Rawamangun dan Ahli Epidemologi

0
12
“Menggunakan alat pembersih udara yang mempunyai kapasitas menangkap partikel polutan atau ludah yang mengadung virus dapat bermanfaat menurunkan jumlah virus yang terjebak dalam ruangan atau dikenal dengan istilah “viral load”

Jakarta | Lapan6online : Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia melonjak tinggi dalam sepekan terakhir ini dengan virus varian baru hasil mutasi yang disebut-sebut lebih ganas dan lebih mudah menular, terutama lonjakan di DKI Jakarta.

Merespon meningkatnya angka Covid-19, Komunitas aktivis senior Poros Rawamangun berinisiatif untuk bekerjasama dengan Ahli Epidemologi Dr. Normalina Sandora dan H. Eko, membuat sosialisasi yang efektif pencegahan Virus Covid-19.

“Khususnya di Provinsi DKI Jakarta yang belakangan ini melonjak tajam sehingga Pemerintah Daerah menarik rem darurat dengan melakukan Penebalan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro, sehingga kegiatan masyarakat dibatasi hingga pukul 20.00 demi mengurangi penyebaran Covid-19 di masyarakat,” ucap Rudy Darmawanto dari Poros Rawamangun kepada Wartawan di Jakarta, Sabtu (26/6/2021).

Fokus menanggulangi virus di udara

Menurut dia, Pencegahan Covid-19 sebenarnya bisa dimulai dari sendiri dengan menggunakan masker selama berkegiatan dan juga tetap menjaga jarak serta rajin mencuci tangan.

“Namun kita bisa lebih fokus pada bagaimana menanggulangi penularan melalui udara, terutama bila berada dalam ruangan tertutup, karena 90 persen aktifitas manusia pada umumnya ada dalam ruangan.” terangnya.

Senada dengan Rudy, H Eko mengatakan, bila bekerja dalam ruangan tertutup yang tidak ber-ventilasi atau tidak memungkinkan untuk adanya jendela, maka menggunakan alat pembersih udara yang mempunyai kapasitas menangkap partikel polutan atau ludah yang mengadung virus dapat bermanfaat menurunkan jumlah virus yang terjebak dalam ruangan atau dikenal dengan istilah “viral load”.

“Penggunaan pembersih udara tersebut semestinya mempunyai faktor pembunuh virus agar dapat menurunkan kadar virus dalam ruangan, sehingga sangat penting bila masyarakat mempelajari secara benar alat yang dibeli agar dapat bekerja sesuai denga kapasitasnya.” imbuhnya.

Selain itu, kebersihan ruangan dengan penggunaan desinfektan juga diperlukan, kata dia, asal dilakukan secara benar dan tidak berlebihan.

Demikian juga dengan penggunaan masker, aktivis senior ini mengingatkan, perlu diingat untuk menggunakan masker standard kesehatan dengan benar, karena terkadang masih terjadi kebocoran droplet atau aerosol virus saat menggunakan masker.

“Disarankan untuk menggunakan masker minimal 3 lapis demi mengurangi kebocoran droplet tersebut.” tambahnya. Ia mengingatkan, jika kerja full didalam ruangan tertutup sangatlah berbahaya, jadi tidak cukup sekedar 3M apalagi telah timbul varian virus baru Covid-19.

“Sosialisasi ini diharapkan dapat menekan angka Covid-19 yang makin meningkat.” tandasnya.

Tak Cukup Hanya 3M dan vaksin

Sementara itu, Ahli Epidemologi, dr. Normalina Sandora MCE Ph.d mengatakan, disamping vaksinasi, mitigasi terhadap penularan Covid-19 tidak lagi hanya dengan cara 3M seperti saat pertama pandemi pada awal 2020 lalu.

“Tidak hanya memakai masker, mencucui tangan dan menjaga jarak, tetapi perlu ditambahkan untuk memperhatikan aliran udara dalam ruangan tanpa ventilasi.” kata dr Normalina.

Menurut dia, setiap orang pasti sudah waspada bila mempunyai gejala demam, batuk atau sejenisnya, segera mengisolasi diri. Permasalahannya adalah terdapat kasus orang terinfeksi tapi tak bergejala atau disebut OTG, atau asimtomatik yang jumlahnya mencapai 30 persen atau 1 dari 3 orang.

“Penularannya sering terjadi di ruang tertutup tanpa ventilasi udara memadai dan kotor.” tandasnya. [RED]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini