Chaos di Barcelona, Situasi Politik Spanyol Kian Rumit

0
56

Barcelona, Lapan6online.com : Demonstran dan personil kepolisian kembali bentrok di Barcelona saat unjuk rasa menentang vonis penjara pada sembilan pemimpin separatis Catalan. Unjuk rasa terus berlangsung di Spanyol dan menjadi tantangan bagi pemerintah lokal dan pusat.

Para pengunjuk rasa melemparkan botol, batu dan benda lainnya ke arah polisi anti-huru-hara. Demonstran juga membakar tong sampah dan kardus di tengah jalan di beberapa lokasi di Barcelona. Pagar-pagar gedung dibakar di dekat La Pedrera, salah satu gedung paling terkenal karya arsitek Catalan, Antoni Gaudi, yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan.

Kepolisian menggunakan tongkat dan menembakkan peluru karet ke arah pengunjuk rasa. “Kepolisian mencoba menciptakan ruang sekitar kantor pusat pemerintah Spanyol. Empat orang telah ditahan,” ungkap juru bicara kepolisian Spanyol, dilansir Reuters.

Seorang kameraman Reuters terkena pukulan polisi di bagian kaki saat merekam unjuk rasa. Kameraman itu jelas teridentifikasi sebagai jurnalis dengan tulisan press. Kameraman itu dipukul dari belakang dengan tongkat polisi.

Ini menjadi aksi unjuk rasa hari kedua setelah Mahkamah Agung (MA) memvonis sembilan pemimpin separatis dengan hukuman antara 9 dan 13 tahun penjara atas perannya dalam upaya gagal memerdekakan Catalonia dari Spanyol pada 2017.

Bentrok ini menjadi tantangan bagi pemerintahan regional, otoritas pro-kemerdekaan dan pemerintah pusat di Madrid. Kerusuhan terbaru itu pun menambah rumit konflik politik dan krisis ekonomi di negara tersebut.

Separatisme Catalan sejak lama memuji diri sebagai gerakan damai dan para pemimpinnya menyatakan sikap mereka tidak berubah. Namun keputusan MA tampaknya menciptakan frustrasi bagi kubu radikal pro-kemerdekaan Catalonia.

Juru bicara pemerintahan pro-kemerdekaan Catalan menyatakan gerakan separatis selalu damai dan hanya kelompok kecil yang melakukan kekerasan. “Pemerintah regional mengecam semua aksi kekerasan,” papar juru bicara Meritxell Budo. (sfn/Sindonews)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini