“Alur cerita yang disuguhkan tak jauh-jauh dari percintaan, berpakaian ala barat, gaya hidup hedon serta tayangan pornografi yang mudah untuk diakses berbagai kalangan,”
Oleh : Suci Ramadani
BEBERAPA waktu lalu beredar informasi perundungan yang menimpa Seorang siswa di salah satu SD (sekolah dasar) yang berada di Salatiga. Informasi tersebut didapat dari seorang pengguna TikTok dengan akun @satriabagus60 pada Selasa (30/5/2023) yang mengunggah kisah pilu siswa tersebut.
Dalam video itu, terlihat seorang ayah mengantar anaknya yang berseragam merah putih ke sekolah SLB dengan berjalan kaki. Diketahui bahwa siswa SD tersebut terpaksa pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) lantaran selalu dirundung atau mendapat ejekan (bullying) di sekolah lamanya. (SuaraJawaTengah.id, 31/05/2023).
Dengan beredarnya peristiwa yang dialami bocah SD berusia 12 tahun yang diketahui bernama Muhammad Firmansyah tersebut sontak mendapat perhatian dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
Kemendikbud-Ristek mengecam peristiwa tersebut dan akan memberikan sanksi kepada sekolah yang membiarkan adanya perundungan terhadap bocah itu. (Liputan6.com, 31/05/2023).
Dilansir dari Kompas.com (02/06/2023), terjadi pembunuhan siswa SMA berinisial MF (17) di Palembang, Sumatera Selatan. Ketiga tersangka kasus pembunuhan tersebut yang berinisial A (19), R (18) dan RZ (19) telah ditangkap,
Sedangkan dua lainnya berinisial B dan F masih dalam pengejaran. Dari hasil pemeriksaan polisi, ketiga pelaku tersebut ternyata juga menjadi aktor inteletual dalam sejumlah tawuran yang mengakibatkan adanya korban jiwa.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Anwar Reksowidjojo menegaskan bahwa kedua pelaku yang masih kabur akan segera ditangkap. Pihaknya tetap akan memberantas tindak kriminal di wilayah Sumatera Selatan.
“Tidak ada tempat di Sumsel ini untuk pelaku kejahatan, cepat atau lambat mereka akan ditangkap. Sekarang tim masih bekerja,”tegasnya.
Berlakunya beberapa peristiwa di atas tentunya semakin menunjukkan kepada kita potret buruk generasi muda saat ini. Dari kalangan anak sekolah hingga remaja semakin tampak kecacatan dan kemunduran peradaban zaman ini. Sistem sekuler demokrasi yang tegak, nyata semakin memisahkan generasi muda dari agamanya.
Bahkan sistem Pendidikan hari ini turut mengusung sekulerisasi. Mulai dari isu penghapusan pelajaran agama hingga peta jalan (road map) Pendidikan Nasional 2020-2035 dimana frasa “Agama” dihapus dan akan digantikan dengan frasa “Akhlak dan Budaya”.
Belum lagi jika kita melihat tontonan di televisi, media sosial, serta internet yang mudah diakses hari ini. Alur cerita yang disuguhkan tak jauh-jauh dari percintaan, berpakaian ala barat, gaya hidup hedon serta tayangan pornografi yang mudah untuk diakses berbagai kalangan.
Dalam hal ini tentunya pemerintah punya andil untuk mengatur tayangan yang disiarkan media, bukan?
Akankah hal yang sama kita dapati tatkala sistem Islam ditegakkan serta syari’at Islam dijunjung tinggi? Jawabannya tentu tidak, karena Syari’at islam berasal dari Syara’ (pencipta manusia) yakni Allah SWT yang tentunya lebih mengenal manusia.
Asas kurikulum Pendidikan Islam berdasar pada aqidah Islam bukan sekuler. Sistem pendidikan Islam tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus berkolaborasi dengan sistem kehidupan lainnya (seperti sistem pemerintahan, ekonomi, dan lainnya) tentunya di dalam bingkai penerapan islam secara kaffah.
Sehingga sistem Pendidikan Islam akan melahirkan para Ilmuwan di berbagai bidang sebagaimana para ilmuwan muslim terdahulu diantaranya: Ibnu Sina, Ibnu Haitsam, Al-Khawarizmi, Jabir Ibnu Hayyan dan masih banyak ilmuwan muslim lainnya. (*)
*Penulis Adalah Mahasiswa Prodi Sastra Arab USU