Defisit Makin Parah, Sya’roni: Kemungkinan Sri Mulyani Kena Resuffle?

0
60
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (foto Istimewa)

“Defisit semakin parah. Tapi solusi brilian belum hadir juga. Publik makin kecewa saat Menkeu mengutarakan rencana mengenakan cukai untuk plastik kresek, emisi motor, dan minuman pemanis,”

Jakarta, Lapan6online.com : Kementerian Keuangan kembali menjadi sorotan dalam pemerintahan Jokowi periode kedua ini. Kinerja Menteri Sri Mulyani dinilai telah mengecewakan Presiden Jokowi.

Hal itu diungkap oleh Alumnus ekonomi Islam dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Sya’roni. Ekonom ini mengatakan, sejatinya Jokowi masih ingin memberi kesempatan kepada Sri Mulyani pada periode kedua. Namun Jokowi tampaknya kembali kecewa.

“Pada kuartal IV-2019, ekonomi makin nyungsep hanya tumbuh 4,97 persen. Defisit APBN makin melebar mencapai Rp. 353 triliun. Penerimaan pajak bolong Rp. 245,5 triliun,” ujar Sya’roni lansir situs POlitik Rmol, Sabtu (22/2/2020).

Kondisi diperparah saat memasuki Januari 2020. Awal tahun yang semestinya dimulai dengan optimisme, nyatanya dimulai dengan penciptaan utang baru sebesar Rp. 90 triliun dari lelang SUN. Dilaporkan selama Januari 2020 terjadi defisit anggaran mencapai Rp. 36,1 triliun.

“Defisit semakin parah. Tapi solusi brilian belum hadir juga. Publik makin kecewa saat Menkeu mengutarakan rencana mengenakan cukai untuk plastik kresek, emisi motor, dan minuman pemanis,” terang Sya’roni.

Ketiga produk tersebut identik yang dikonsumsi rakyat kecil. Pengenaan cukai akan membebani rakyat kecil. Bukan tidak mungkin kebijakan ini akan menjauhkan Jokowi dari rakyat kecil.

“Maka, bila terjadi reshuffle, kemungkinan salah satu pos kementerian yang diganti adalah Kementerian Keuangan,” tandasnya.

(*/Red/Lapan6online.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini