“Menolak rasisme yang terjadi di Surabaya dan Malang. Kami meminta Mahasiswa Papua yang bersekolah diluar Papua harus dipulangkan ke Papua bila terulang kembali kejadian rasisme. Kami meminta kepada pemerintah untuk membuka akses peliputan bagi jurnalis asing di Tanah Papua. Kami meminta Gubernur Papua untuk menindaklanjuti tuntutan kami,”
Deiyai/Papua, Lapan6Online : Belum lama terjadi aksi massa hingga insiden di Timika, Manokwari, FakFak, kini kembali terjadi kerusuhan aksi unjuk rasa ¬+ 800 massa di Wagethe, Ibu kota Deiyai, tepatnya di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, pada Rabu (28/8/2019).
Massa yang mengatasnamakan Front Rakyat Anti Rasisme (FRAR,red) Kabupaten Deiyai tersebut meminta Bupati dan Ketua DPRD untuk menandatangani petisi yang disuarakan pada 26 Agustus 2019 terkait insiden Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
Mereka menyatakan beberapa petisi yang isinya sebagai berikut :
1.Menolak rasisme yang terjadi di Surabaya dan Malang.
2.Kami meminta Mahasiswa Papua yang bersekolah diluar Papua harus dipulangkan ke Papua bila terulang kembali kejadian rasisme.
3.Kami meminta kepada pemerintah untuk membuka akses peliputan bagi jurnalis asing di Tanah Papua.
4.Kami meminta Gubernur Papua untuk menindaklanjuti tuntutan kami.
Dalam aksi dari Front Rakyat Anti Rasisme (FRAR) Kab. Deiyai tersebut diduga kuat dimanfaatkan oleh massa dari kelompok KNPB Militan dan Kelompok KKSB wilayah Paniai. Diduga sebagian menyusup melalui belakang Kantor Bupati Deiyai dan langsung melakukan pemanahan dari arah belakang kepada 3 orang Anggota TNI yang sedang melakukan pengamanan Truk TNI yang didalanya berisikan 10 pucuk senjata karena pada saat pengamanan aksi unjuk rasa, TNI tidak menggunakan senjata.
Dan sekitar pukul 12.30 WIT terjadi perampasan 10 pucuk senjata milik TNI yang berada di Truk belakang Kantor Bupati Deiyai dan aksi massa yang melakukan pemanahan terhadap aparat keamanan TNI/Polri yang menyebabkan 1 Anggota TNI meninggal dunia a.n. Serda Erickson, 2 Anggota TNI dan 2 Anggota Polri mengalami luka panah. Untuk menghalau massa, aparat keamanan mengeluarkan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata untuk membubarkan aksi massa yang semakin beringas. Sulaiman