OPINI | MANCANEGARA
“Desember 2019 India mengeluarkan rancangan undang-undang kewarganegaraan yang menolak mengakui warga Muslim sebagai penduduk India sebuah laporan menyebutkan bahwa masjid-masjid di India juga sering mengalami penyerangan seperti disemprot dengan kotoran sapi,”
Oleh : Ummu Wafa
LEBIH dari sepekan ini kaum Muslimah India di Negara Bagian Karnataka mengalami pelarangan berjilbab di semua lingkungan pendidikan, sekolah maupun kampus. Baik tenaga pengajar perempuan maupun pelajar dan mahasiswi dipaksa melepas jilbab mereka saat memasuki lingkungan sekolah/kampus. Pelarangan ini disebut-sebut merupakan instruksi langsung dari Kementerian Pendidikan India.
Para Muslimah berjilbab di Karnataka bukan saja dilarang memasuki sekolah/kampus. Mereka juga mengalami berbagai pelecehan dan intimidasi oleh warga Hindu. Sejumlah pemberitaan dan video yang beredar memperlihatkan berbagai persekusi yang dilakukan warga Hindu terhadap kaum Muslimah yang bertahan dengan busana Islami mereka.
Di negara bagian Karnataka jumlah Muslim hanya 12 % dari seluruh warga. Meski menjadi agama terbesar kedua setelah Hindu, Muslim di India telah menjadi salah satu kelompok minoritas yang tertindas terbesar di dunia.
Pada Desember 2019 India mengeluarkan rancangan undang-undang kewarganegaraan yang menolak mengakui warga Muslim sebagai penduduk India sebuah laporan menyebutkan bahwa masjid-masjid di India juga sering mengalami penyerangan seperti disemprot dengan kotoran sapi. Kaum Muslim sering dipaksa mengucapkan puji-pujian kepada dewa-dewa mereka, yang jadi slogan partai Hindu yang berkuasa di India.
Tempat usaha dan kediaman warga Muslim sering jadi sasaran serangan sehingga memaksa sebagian warga Muslim mengungsi ke tempat lain.
Kekerasan dan intimidasi yang dialami Muslimah di Negara Bagian Karnataka sesungguhnya hanyalah bagian dari rangkaian gelombang Islamofobia di India.
Penderitaan yang dialami kaum Muslim, khususnya Muslimah di India, haruslah menjadi bagian dari derita kita. Jangan lupa, kaum Muslim itu bersaudara. Laksana satu tubuh. Satu sama lain saling terhubung. Satu sama lain bisa merasakan derita bersama-sama.
Allah SWT telah memerintahkan umat Muslim untuk senantiasa memberikan bantuan manakala saudaranya membutuhkanp pertolongan. Menolong sesama Muslim yang dianiaya adalah fardhu kifayah. Haram berdiam diri saat melihat saudara seiman terzalimi. Kewajiban ini baru tuntas saat mereka yang terzalimi mendapat perlindungan sempurna.
Penghinaan dan penindasan yang dialami kaum Muslim India, khususnya para Muslimahnya, seharusnya menjadi peringatan keras bagi kaum Muslim sedunia, bahwa persoalan ini tidak bisa ditangani secara individual, organisasi atau lembaga dunia sekalipun seperti PBB.
Kaum Muslim sedunia harus memiliki institusi sendiri yang bersifat global dan memiliki kekuatan besar untuk melindungi dan membela kehormatan mereka, termasuk kaum Muslim/Muslimah India.
Institusi global itu tidak lain adalah Khilafah Islam. Derita kaum Muslim sedunia, khususnya di India, tidak akan terjadi manakala kepemimpinan Islam dunia hadir sebagai perisai kokoh yang menjaga dan membela kehormatan umat. Nabi saw telah mengingatkan kita betapa urgen keberadaan Imam sebagai perisai bagi ummat.
Demikianlah, dengan adanya kepemimpinan Islam dunia sebagai perisai, kehormatan kaum Muslim/Muslimah senantiasa terjaga. Kepemimpinam Islam dunia juga akan menciptakan suasana kerukunan umat beragama, dengan tetap mempersilakan umat beragama lain beribadah dan hidup sesuai dengan keyakinan agama mereka.
Selain ketiadaan kepemimpinam Islam dunia, hari ini kaum Muslim juga terkerat-kerat oleh batas-batas teritori negara mereka masing-masing. Hati dan pikiran mereka juga terbelenggu oleh paham kebangsaan. Paham ini menjadikan umat dan para pemimpin mereka tidak punya kepedulian dan enggan menolong saudara-saudara mereka yang tertindas. Mereka juga lebih takut dengan aturan internasional soal larangan intervensi.
Wahai kaum Muslim, sadarlah! Tak ada yang bisa menolong saudara-saudara kita, khususnya kaum Muslim/Muslimah India, kecuali kita kembali ke pangkuan Islam; kembali melanjutkan kehidupan Islam. Lalu bersama pemimpin Islam kita bisa membebaskan saudara seiman di mana pun di seluruh dunia. [*GF/RIN]
*Penulis Adalah Ibu Rumah Tangga