“Terus juga sebagai seorang jaksa tentunya jangan pernah menyakiti hati orang-orang disekitar kita, karena kita ini sebagai seorang manusia tidak lepas dari apa yang kita kerjakan, “
Jakarta | Lapan6Online : Sebagai aparat penegak hukum, penting untuk jaksa mempertimbangkan berbagai hal selama mengemban tugasnya, termasuk diantaranya adalah mempertimbangkan aspek hati nurani.
Demikian disampaikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jakarta Utara, Atang Pujiyanto SH MH, dalam pengarahannya dihadapan 40 siswa peserta Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Kelas I Gelombang I Angkatan 80 tahun 2023, di Kantor Kejari Jakarta Utara, pada Senin (14/08/2023).
Dalam pengarahannya, Atang mengatakan, menjadi seorang Jaksa tentunya tidak sama pada saat masih menyandang pangkat tata usaha (TU). Tanggung jawab akan semakin bertambah besar dan tentunya tugas pokok dan fungsinya (Tupoksinya) juga semakin luas.
“Ini butuh sikap pola tingkah laku yang tentunya harus selaras dengan jabatan yang nantinya akan diemban, yakni jabatan sebagai seorang Jaksa,”ujar Atang.
Atang Pujiyanto yang sudah menjabat sebagai Kajari Jakarta Utara selama setahun enam bulan itu melanjutkan arahannya bahwa menjadi seorang Jaksa harus banyak belajar, baik itu belajar dari pengalaman, belajar dari senior senior maupun belajar dari masyarakat sekitar.
Tuhan, kata Atang, sudah memberikan dua telinga dan satu mulut, artinya bahwa kita harus banyak mendengar daripada bicara.
“Jaksa Agung selalu menyampaikan bahwa kita harus selalu mendengar hati nurani,” tutur Atang.
Mantan Kasubdit Sumber Daya Orang di Kejagung itu, dalam melaksanakan tugas, mendengar itu lebih penting, karena kalau tidak mendengar, menelaah, lalu asal bicara itu dapat membahayakan diri kita.
Menurutnya, menjadi Jaksa tidak boleh dan jangan sekali-kali menyakiti sesama, karena manusia itu tidak lepas dari apa yang dikerjakan.
“Terus juga sebagai seorang jaksa tentunya jangan pernah menyakiti hati orang-orang disekitar kita, karena kita ini sebagai seorang manusia tidak lepas dari apa yang kita kerjakan, “ ucapnya.
Atang berpesan pada para calon jaksa itu bahwa nanti pada saat pelaksanaan tugas pokok fungsi sebagai jaksa, pelaksanaan tugas sebagai manusia, hargai selalu dan menjaga sopan santun, selalu bisa menghargai pendapat orang.
“Jangan mentang-mentang bapak jaksa, itu salah,” tandas Atang.
“Selanjutnya dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan kantor tentunya harus dijaga dan selalu berprilaku bijaksana,” tutur Atang. (*Kop/Syamsuri/MasTe/Lpn6)