“Ada sekolompok orang yang datang kependuduk berjumlah 10 orang. Mereka mengatakan dari team penanggulangan corona, tapi ternyata bakul (penjual, Bahasa jawa, red) obat keliling. Mereka melakukan deteksi penyakit diabetes asam urat dll dengan alat deteksi,”
Karanggayam | Kebumen | Jawa Tengah | Lapan6Online : Ulah sebagian orang aneh-aneh saja, disaat bencana wabah sedang membuat panik dan stress justeru dijadikan ajang bisnis untuk mencari keuntungan. Modus operandinya menjual nama intsantsi dinas kesehatan tentunya. Virus Corona (Covid-19) adalah momok yang saat ini sedang melanda Indonesia, namun ada kejadian yang benar-benar tidak disangka terjadi.
Adalah ulah orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan mereka mengatasnamakan petugas Dinas Kesehatan yang nota bene dari Puskesmas Karanggayam, Kabupaten Kebumen sebanyak 10 orang menawarkan pengobatan pencegahan wabah corona, namun berujung pembelian handzanitizer kepada warga, pada Rabu (25/03/2020) kemarin.
Warga awalnya antusias dengan adanya pengobatan dari pihak puskesmas, tapi kenapa harus membeli? Usut punya usut ternyata mereka adalah para penjual jamu yang melakukan modus dengan ngaku pihak dinas kesehatan, berujung jualan obat. Warga pun dengan cerdas menghubungi Polsek Karanggayam, akhirya mereka pun diangkut ke Polsek.
Hal ini dibenarkan oleh Ahmad Sudiyono, Anggota DPRD Kabupaten Kebumen Komisi A dari Fraksi Partai PKB kepada Lapan6online.com, pada Kamis (26/03/2020) melalui pesan tertulisnya mengatakan bahwa, “Ada sekolompok orang yang datang kependuduk berjumlah 10 orang. Mereka mengatakan dari team penanggulangan corona, tapi ternyata bakul (penjual, Bahasa jawa, red) obat keliling. Mereka melakukan deteksi penyakit diabetes asam urat dll dengan alat deteksi. Dan pasien di mintai uang Rp 20 ribu, kemudian dikasih suplemen seharga Rp 120 ribu,” urai Ahmad Sudiyono yang akrab disapa Gus Sudiyono ini.
Lanjut Gus Sudiyono bahwa, “Intinya Warga resah, karena tanpa ijin Kades, selain itu juga tanpa ijin Dinkes dll, bahkan tidak ada ijin dari bidan setempat. Akhirnya mereka di suruh ke Balai Desa dan dinterogasi warga, Kades, pihak Polsek dan Koramil. Pada saat mereka diinterogasi, mereka pun tetap tidak bisa menunjukan surat ijin dll. Dan tiga dari mereka bukan orang Kebumen, 1 orang asal Palembang, dan yang 2 orang asal Lampung,” jelas Sudy.
Sudy menambahkan, bahwa Obat yang diperjual belikan oleh mereka tersebut tidak terdaftar di BPOM, sehingga hal tersebut membuat resah warga, “Warga tentunya resah akibat ulah mereka, agar tidak berkepenjangan dan menghindari hal-hal yang tidak diingin, mereka langsung diamankan ke Polsek Karanggayam,” tambahnya.
Secara terpisah, Lurah Kebakalan, Wiwit pun memberikan tanggapan terkait hal tersebut, “Ya hari (Rabu, 25/03/2020) kemaren ada kegiatan pengetesan kesehatan dari perusahan di Desa Kebakalan ada beberapa warga Kebakalan yang dites & di kenaii biaya & beli obatnya. Kegiatan tersebut tanpa ada ijin terlebih dahulu baik dari kepolisian, bahkan Pemdes setempat & kecamatan. Kita langsung kordinasi dengan Polsek & Koramil Kec.Karanggayam,” jelas lurah melalui pesan WA nya.
Atas kejadian di Desa Kebakalan, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah ini tentu menjadi catatan dan kewaspadaan pemerintah daerah setempat. Dan semoga tidak terjadi diwilayah lain.
Sementara itu, hasil konfirmasi dengan Kanit Reskrim Polsek Karanggayam, Warsono melalui tlp kepada redaksi Lapan6online.com mengatakan bahwa,”Benar memang ada kerumunan massa, warga masyarakat ini mendapat tawaran dari 10 orang tersebut yang diketahui mereka ini adalah sales, dan usia mereka masih muda-muda. Usianya kisaran 18 tahun. Dan sesuai himbauan kan tidak diperbolehkan ada kerumunan massa, dan para sales ini menawarkan suplemen kepada warga,” terang Warsono.
Masih menurut Warsono,”Mereka sudah dimintai keterangan secara detail, dan mereka memang murni menjual suplemen. Dan berdasarkan keterangan dari mereka tidak ada menyebutkan bahwa mereka mengaku dari dinas kesehatan maupun puskesmas. Mereka pun resmi dari karyawan agen suplemen yang menjual produknya. Kami mengharapkan kepada warga masyarakat agar tidak cepat menyimpulkan sesuatu yang belum jelas. Mengingat kondisi saat ini sedang rentan isu-isu yang memancing amarah dan emosi. Untuk itu, kami melalui media Lapan6online.com agar diketahui bahwa ke 10 orang tersebut murni sales yang menjual suplemen, tidak ada mereka mengatasnamakan instansi mana pun, mereka resmi dari agen perusahaan, “ pungkas Warsono. Limin Sanjaya