Lapan6Online.com : Situasi panas negara-negara di kawasan teluk, diprediksi terus meningkat dalam sepekan ke depan setelah sebuah Kapal tanker minyak Iran dihantam dua misil di perairan Arab Saudi.
Serangan itu menyebabkan ledakan dan merusak dua tanki utama di atas kapal sehingga menyebabkan isinya bocor ke Laut Merah.
Daily Mail yang dikutip Jumat (11/10) lansir situs nasional merdeka, menyebut bahwa terjadi dua ledakan melanda kapal tanker minyak Iran di lepas pantai Arab Saudi.
National Iran Oil Company (NOIC), Perusahaan Minyak Nasional Iran mengatakan, sebuah kapal super yang disebut Sabiti dihantam dua rudal sekitar 60 mil dari pelabuhan Jeddah pada Jumat pagi.
“Para ahli percaya itu adalah serangan teroris,” sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita Iran ISNA.
Kantor berita Nour, yang dekat dengan Korps Pengawal Revolusi Iran, mengatakan kru itu selamat dan telah menghentikan kebocoran.
Kendati demikian, National Iranian Tanker Company atau Perusahaan Tanker Nasional Iran milik negara mengatakan bahwa kejadian sebenarnya bertentangan dengan laporan, ‘tidak ada api di atas kapal dan kapal itu benar-benar stabil’.
Menurut laporan BBC, selain dua tangki penyimpanan utama kapal dikatakan rusak dan minyak tumpah ke Laut Merah, tak ada yang terluka.
Sementara itu, NOIC mengklaim kapal itu terkena rudal, tetapi tidak memberikan bukti.
Menurut situs berita Iran Front Page, perusahaan tanker nasional Iran (NITC) mengatakan api telah padam dan tumpahan minyak berkurang seminimal mungkin.
TV pemerintah Iran mengidentifikasi kapal itu sebagai kapal tanker minyak Sinopa. Perusahaan pelacak kapal maritim Tanker Trackers mengatakan kapal tanker itu secara teratur digunakan untuk mengangkut minyak ke pemerintah Suriah, meskipun ada sanksi internasional.
Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Arab Saudi.
Serangan kali ini terjadi berbulan-bulan setelah serangkaian serangan terhadap tanker milik Arab Saudi dan sekutunya yang disalahkan pada Iran.
Pada Mei lalu, empat tanker – dua milik Arab Saudi, satu dari Norwegia dan satu milik UEA – diledakkan.
Ketegangan antara musuh regional Iran dan Arab Saudi meningkat sejak serangan terhadap dua fasilitas minyak Negara Kerajaan itu pada 14 September –yang menyebabkan kebakaran dan kerusakan dan mematikan produksi 5,7 juta barel per hari (bph) (lebih dari 5 persen minyak global).
Kelompok Houthi Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi seorang pejabat AS mengatakan mereka berasal dari Iran barat daya. Riyadh menyalahkan Teheran. Iran, yang mendukung Houthi dalam perang Yaman, telah membantah keterlibatannya.
Navy’s 5th Fleet dari Angkatan Laut AS, yang mengawasi wilayah itu, sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar.
Ledakan itu dilaporkan terjadi setelah AS menuduh Iran menyerang tanker minyak di dekat Selat Hormuz, sesuatu yang dibantah oleh Teheran. (*)