Kritik mereka terhadap gubernur DKI selama ini tidak subtansial, melainkan mencari sensasi dan lebih sekedar pembalasan dendam sebagai pecundang dalam Pilkada 2017 lalu.
Jakarta, Lapan6online.com : Serangan politik kebencian terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, salah satunya datang dari anggota DPRD DKI Jakarta dari anggota Fraksi PSI yang kerap “Nyinyir” kepada Anies, membuat Anies mendapat banyak simpati dan pembelaan dari aktivis pegiat sosial media. Salah satunya adalah Geisz Chalifah.
Geisz mengkritik kinerja anggota DPRD DKI yang dinilainya terlalu banyak mendramatisasi satu persoalan ketimbang subtansi. Perjalanan Kunker anggota DPRD ke Surabaya untuk memahami management banjir yang dikelola Risma, patut diduga sekedar untuk menjatuhkan wibawa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Padahal terbukti Anies jauh lebih baik dalam penanganan banjir dibanding Surabaya,” kata Geisz Chalifah, lansir tilik.id, Sabtu (1/2/2020).
Geisz membandingkan Jakarta dengan Surabaya. Dikatakan, DKI mendapat kiriman air dari wilayah selatan Jakarta (Bogor) maupun tingkat curah hujan yang luar biasa tinggi 377mm baru terjadi 154 tahun sekali, durasinya dari malam sampai pagi. Sedangkan Surabaya baru mengalami hujan dua jam dengan curah hujan yang hanya 157 mm malah banjir menggenang dimana-mana.
Kritik Aktivis senior HMI itu juga mengatakan, apa yang dilakukan oleh PSI menunjukkan mereka lebih cocok jadi aktor sinetron kacangan ketimbang mewakili warga DKI.
Jembatan di Kemayoran yang dibangun oleh SekNeg yang baru diresmikan ambruk dan itu uang rakyat tapi mereka bungkam. Namun langsung melaporkan ke KPK hanya karena mendapatkan alamat kontraktor DKI yang menurut mereka meragukan.
Kritik mereka terhadap gubernur DKI selama ini tidak subtansial, melainkan mencari sensasi dan lebih sekedar pembalasan dendam sebagai pecundang dalam Pilkada 2017 lalu.
Menurut Geisz Chalifah sebaiknya anggota DPRD itu berterimakasih pada Anies Baswedan. Sebab di masa Gubernur Anies, lembaga DPRD itu dijaga citranya dan menjadi partner.
“Tapi pada masa Ahok mereka dicitrakan sebagai maling,” pungkas Geis.
Untuk diketahui, Kota Surabaya Jumat malam diguyur hujan selama kurang lebih dua jam. Akibat hujan itu, Kota Surabaya dikepung banjir dari 30 sampai 1 meter.
Atas banjir menyusul banjir dua pekan lalu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang sebelumnya dianggap sukses menata Surabaya mulai diragukan kinerjanya. Anggota DPRD DKI yang mendorong Risma maju di Pilkada DKI kini terdiam. Kini mereka lebih pas disebut bermain sinetron.
“DPRD DKI, berhentilah main sinetron,” tutup Geisz Chalifah.
(*Tilik.id/RedLapan6online.com)