“Kebijakan pemerintah dalam menangani virus corona (COVID-19) yang seolah mencla-mencle. Menurutnya, kebijakan pemerintah yang sekarang berniat ingin melonggarkan PSBB terkesan tidak konsisten,”
Jakarta | Lapan6Online : Pro kontra seputar pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terus terjadi. Terlebih, Pemerintah Indonesia telah melakukan pelonggaran di berbagai sektor.
Diantaranya adalah kembali membuka akses transportasi hingga mengizinkan warga di bawah usia 45 tahun untuk kembali bekerja diluar rumah selama PSBB berlangsung. Pro kontra seputar pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terus terjadi.
Terlebih, Pemerintah Indonesia telah melakukan pelonggaran di berbagai sektor. Diantaranya adalah kembali membuka akses transportasi hingga mengizinkan warga di bawah usia 45 tahun untuk kembali bekerja diluar rumah selama PSBB berlangsung.
Tentunya kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dalam memberlakukan lockdown mendapat kritikan dari berbagai pihak dan menciptakan kebingungan masyarakat. Salah satu kritikan dilontarkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Fadli Zon menyoroti kebijakan pemerintah dalam menangani virus corona (COVID-19) yang seolah mencla-mencle. Menurutnya, kebijakan pemerintah yang sekarang berniat ingin melonggarkan PSBB terkesan tidak konsisten.
Fadli Zon lantas mengungkap dampak fatal dari kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dalam menangani wabah corona. Kebijakan yang terus berubah-ubah justru berpotensi untuk menimbulkan kegagalan total dari upaya penanganan COVID-19 lewat PSBB selama ini.
”Soal (pelonggaran) PSBB, kebijakan dan implementasi kebijakan yang tak konsisten hanya akan menghasilkan kegagalan,” kritik Fadli seperti dilansir dari Kumparan, pada Selasa (12/05/2020). “Harusnya kalau pemerintah sudah yakin dengan PSBB maka laksanakan dengan konsekuen sampai tuntas, baru evaluasi.”
Oleh sebab itu, Fadli menekankan pentingnya kebijakan PSBB yang diterapkan di sejumlah daerah agar dilakukan secara disiplin dan tuntas. Hal ini dengan berkaca pada grafik penurunan kasus virus corona di wilayah tersebut.
Jika kasus COVID-19 di wilayah yang menerapkan PSBB mengalami penurunan, barulah pelonggaran mungkin bisa dilakukan. Namun, Fadli menyayangkan apa yang terjadi saat ini justru sebaliknya sehingga membuat rakyat menjadi kebingungan.
”Ini terjadi perubahan di tengah jalan,” ungkap Fadli. “Bahkan di antara para menteri bersahut-sahutan atau antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Rakyat bingung.”
Fadli juga mengkritik Presiden Joko Widodo yang dinilai tidak konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang telah disampaikan ke publik. “Presiden sebelumnya (gencar bicara) perangi COVID-19, tak lama anjurkan hidup berdamai dengan COVID-19. Ini berbahaya,” pungkasnya. kmprn/Red
*Sumber : kumparan.com