OPINI | POLITIK
” Partai politik mesti memilih yang terbaik dan paling bersih diantara para calon yang mendaftarkan dirinya ke parpol. Jangan sampai menyuguhkan pilihan yang buruk untuk dipilih masyarakat.Jangan hanya karena si calon tersebut melakukan deal -dealan tertentu berupa keuntungan kekuasaan dan uang, sehingga ia diloloskan dan diusung meskipun bermasalah. Karena itu nanti bakal ada dampaknya yang cukup besar bagi partai politik itu sendiri, dan itu sama dengan mencelakakan masa depan rakyat dan daerah ” ketus Ronny
Aceh Timur | Lapan6Online : Koordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny H, kembali melontarkan kritik tajamnya, kali ini ia mengkritik serta mendorong seluruh partai politik agar menolak bila ditemukan bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur bermasalah atau berpotensi bermasalah di kemudian harinya.
Menurut aktivis HAM itu, kriteria calon kepala daerah bermasalah itu, diantaranya pernah menjadi terpidana, tersangka, mau pun sedang dicurigai terlibat korupsi.
” Kami mengingatkan agar partai politik tidak sembarangan mengusung calon, dan sebaiknya menolak pendaftaran atau tidak mengusung Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati bermasalah, sehingga berpotensi menjebak pemilih untuk menggadaikan masa depan daerah,” kata Ronny dalam rilisnya kepada media ini , Minggu, 12 Mei 2024.
Menurut Ronny, parpol berhak dan memiliki tanggungjawab moral untuk menghadirkan calon pemimpin yang bersih, amanah, jujur, berkualitas dan berintegritas tinggi untuk dipilih oleh masyarakat. Bukan malah sebaliknya mengusung calon pemimpin bermasalah atau politikus busuk berdasarkan transaksional politik dan uang semata.
” Partai politik mesti memilih yang terbaik dan paling bersih diantara para calon yang mendaftarkan dirinya ke parpol. Jangan sampai menyuguhkan pilihan yang buruk untuk dipilih masyarakat.Jangan hanya karena si calon tersebut melakukan deal -dealan tertentu berupa keuntungan kekuasaan dan uang, sehingga ia diloloskan dan diusung meskipun bermasalah.
Karena itu nanti bakal ada dampaknya yang cukup besar bagi partai politik itu sendiri, dan itu sama dengan mencelakakan masa depan rakyat dan daerah” ketus Ronny.
Aktivis cadas itu mengungkapkan, pihaknya berencana segera mengumumkan nama calon pemimpin bermasalah, yang hendak maju dalam pemilihan kepala daerah serentak 2024.
Pengumuman itu diharapkan bisa menjadi acuan pemilih. agar bisa menciptakan demokrasi ideal yang jujur dan berkeadilan.
“ Kami segera umumkan nama-nama calon kepala daerah yang tak layak dipilih, setelah KIP mengumumkan calon-calon itu secara resmi,” kata putera Idi Rayeuk tersebut.
Dia juga mengingatkan KIP agar selektif dan berhati – hati meloloskan para kontestan politik tersebut, agar tidak terjadi kesalahan dan masalah di kemudian hari.
” KIP juga diminta berhati – hati dan lebih teliti soal penentuan calon ini, jangan sampai orang bermasalah yang diiloloskan jadi calon bupati dan wakil bupati Aceh Timur, ini jelas bisa sangat membahayakan demokrasi dan keadilan,” tambahnya lagi.
Ronny berharap pemilih punya kecerdasan dan memahami, siapa calon yang layak memimpin Aceh Timur. Dengan demikian, pilkada menjadi ajang demokrasi yang sehat dan tak menjebak pemilih untuk menggadaikan masa depan daerah.
” Pemilihan calon bupati dan wakil bupati ini sangat menentukan nasib masa depan rakyat dan daerah.
Jadi, para pemilih jangan sampai keliru menentukan pilihannya, dan jangan sampai terulang lagi kesalahan yang diduga pernah terjadi diajang pileg lalu, dimana segelintir orang diduga memilih calon pemimpin karena uang.
Bukan karena kualitas kepemimpinan dan kemampuan seseorang memajukan daerah dan menghadirkan keadilan serta kesejahteraan bagi masyarakat Aceh Timur,” ungkap Ronny.
” Jangan sampai masyarakat memilih orang yang salah, orang yang angkuh dan sombong, orang yang rakus, korup, rusak moralnya, sehingga berpotensi menyalahgunakan kekuasaan, memperkaya diri dan menindas rakyat, karena akan sangat berbahaya bila pemilih memilih figur seperti itu.
Sifat dan watak buruk ini akan terbawa nanti ke dalam tahta kekuasaannya, sehingga rakyat kembali diabaikan, selalu hidup sengsara dan tak akan dianggap lagi,” pungkas alumni Universitas Eka sakti itu menutup keterangannya. (*kmd)