FAKSI : PT Medco Jangan Sibuk Meninabobokan Wartawan dengan Acara Jalan – Jalan Demi Menutupi Banyak Hal

0
11
Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny H/Foto : Ist.

NEWS | PERISTIWA | NUSANTARA

“Semakin hari keberadaan PT Medco semakin tidak jelas manfaatnya bagi masyarakat di Aceh Timur. Dia bahkan mengaku tak memahami apa manfaatnya perusahaan gas tersebut bagi daerah,”

Lapan6Online | Aceh Timur : Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial ( FAKSI) Aceh, Ronny H, mengkritik keras pihak manajemen PT Medco E&P Melaca serta staf humasnya di Aceh Timur, yang diduga beroperasi penuh akal – akalan di daerah tersebut.

Hal itu diungkapkan Ronny diantaranya disebabkan kerapnya perusahaan gas terbesar di Aceh Timur itu, menghibur para jurnalis atau wartawan setiap munculnya suatu isu besar atau persoalan di sekitar perusahaan tersebut, diduga dengan modus mengajak para jurnalis jalan – jalan ke luar kota atau program gathering atau pelatihan tertentu serta jenis hiburan lainnya setiap ada persoalan yang muncul terkait perusahaan dan menjadi perbincangan publik.

Sementara menurut Ronny, substansi – substansi masalah besar yang muncul dan dipersoalkan di seputar perusahaan itu, terutama yang menyangkut dengan urusan kemasyarakatan, terkesan dikaburkan atau ditutup – tutupi, bahkan tak pernah terungkap sampai tuntas.

“Kayaknya itu selalu begitu kejadiannya, setiap muncul isu miring atau kejadian tertentu seputar perusahaan itu dan masyarakat, selalu wartawan dan aktivis dibawa kemana – mana dulu, diduga supaya persoalan tadi bisa diredam, kalau begitu terus, itu jelas bisa mengorbankan kepentingan masyarakat secara jangka panjang, dan itu artinya kalian terkesan mengakal – akali masyarakat,” kata Ronny, pada Jumat (2/12/2022).

Ronny menduga seringnya perusahaan tersebut membawa jalan – jalan para jurnalis yang juga dibumbui dengan berbagai kegiatan pelatihan dan lainnya, diduga menyebabkan tulisan dan daya kritis wartawan jadi tumpul terhadap perusahaan yang diduga kerap bermasalah di Aceh Timur itu.

“Mana coba kasus yang pernah timbul yang pernah diusut tuntas, semakin diajak pelatihan ke sana kemari, semakin tumpul tulisan wartawan terhadap perusahaan itu, mau media besar atau media kecil, bahkan gak ada yang nulis lagi, dan kami menduga itu memang target perusahaan itu untuk menutup – nutupi masalah yang sebenarnya terjadi di sekitarnya,” cetus aktivis HAM itu.

“Contohnya saja, soal polemik masyarakat di lingkar tambang selama ini, kesejahteraan masyarakat sekitar, fasilitas umum, soal CSR perusahaan, bagi hasil untuk daerah, soal bau busuk yang pernah mencuat dan sekelumit masalah lainnya, bahkan sampai ribut di DPRK, mana ?sudah diam semua, karena yang nulis sudah diajak jalan – jalan, kalau yang DPRK saya enggak tahu itu dapat apa, koq bisa diam juga? akhirnya kepentingan masyarakat jadi korban?” tegas pengkritik cadas itu.

Dia menilai perusahaan itu lebih banyak akal – akalan di Aceh Timur dan kerap memoles citranya ibarat menyembunyikan bangkai yang disemprot parfum, sehingga setiap persoalan yang timbul di tengah masyarakat jadi tenggelam dengan acara jalan – jalan dan menginap di hotel mewah di luar kota, kemudian diakhiri dengan berbagai berita pencitraan perusahaan.

“Coba perhatikan saja, setiap ada keluhan masyarakat, setiap muncul persoalan sosial di seputar perusahaan, apalagi menyebabkan sesuatu di masyarakat, bukan persoalannya yang diatasi, tapi malah wartawannya yang diajak jalan – jalan ke luar kota atau dibungkam dengan cara sangat halus, kira – kira benar gak cara – cara seperti itu?,” ketusnya.

Ronny menilai semakin hari keberadaan PT Medco semakin tidak jelas manfaatnya bagi masyarakat di Aceh Timur. Dia bahkan mengaku tak memahami apa manfaatnya perusahaan gas tersebut bagi daerah.

Ronny mendesak PJ Bupati Aceh Timur segera meluruskan setiap persoalan perusahaan tersebut sehingga terang benderang bagi publik.

“Terus terang saja ya, saya enggak lihat apa manfaatnya perusahaan itu bagi masyarakat, jangankan bagi masyarakat miskin Aceh Timur secara keseluruhan, buat masyarakat di sekitar perusahan itu aja kabarnya enggak jelas, jadi apa manfaatnya perusahaan itu, dan siapa yang menikmati hasil kekayaan alam Aceh Timur yang selama ini mereka keruk secara terus menerus di sana, kita enggak tahu,” ujar Ronny.

Dia juga mempertanyakan kontribusi perusahaan megah tersebut terhadap daerah sejak perusahaan itu bertengger secara sangat tertutup di tengah kawasan Indra Makmu yang dijejali kemiskinan yang menganga.

“Enggak tahu kita, bagaimana itu cerita sejak awal berdirinya sampai sekarang, apa konstribusinya terhadap daerah, Aceh Timur dapat berapa dari kekayaannya, dan dikasih kemana, dinikmati siapa aja selama ini, enggak tahu kita, yang kita tahu kalau terjadi semburan bau busuk, belasan masyarakat dilarikan ke RS dalam keadaan setengah mati, lalu gak lama setelah kejadian, wartawan diajak jalan – jalan ke objek wisata ke luar kota, itulah yang nampaknya terus dipola oleh perusahaan besar dan berkelas itu selama ini setahu kami,” ungkap Ronny.

Ronny mengingatkan agar perusahaan tersebut segera mengakhiri modus – modus lamanya yang sudah usang tersebut, dan beroperasi secara transparan dan profesional.

“Buat apa selalu bikin pelatihan ini dan itu di hotel megah dan jalan – jalan ke luar kota bawa wartawan ke sana kemari, padahal yang perlu dibenahi itu ya di internal kalian sendiri, perlu benar – benar dilatih biar jujur, transparan dan profesional, sehingga meningkatkan kepercayaan publik, jangan akal – akalan terus,” pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.

Sebagaimana diketahui, saat ini perusahaan tersebut kembali memboyong sejumlah besar jurnalis ke kota Medan, untuk kegiatan tertentu, diduga pasca mencuatnya isu rencana demonstrasi yang digagas sejumlah aktivis Aceh Timur, yang diduga batal.

Tahun sebelumnya, perusahaan tersebut juga diketahui kerap membawa jurnalis ke Takengon, Sabang dan objek wisata lainnya, tak jauh seiring bermunculannya berbagai isu dan kejadian di sekitar perusahaan tersebut. (*Rls/Red)