Fakta Persidangan, OB Kantor PDIP Ngaku Dititipi Dua Tas Oleh Harun Masiku?

0
63
Kantor DPP PDIP, di Jl. Pangeran Diponegoro No.58, Menteng, Kec. Menteng, Jakarta Pusat/Foto : Net
“Pak Harun minta tolong pak (Jaksa). Awalnya di receptionist pak. Minta tolong itu aja pak, minta tolong titipan tas. Kalau ukurannya kagak ingat pak. Kalau warnanya itu ingat hitam pak tas ransel pak,”

Jakarta | Lapan6Online | Kader PDIP, Harun Masiku yang juga tersangka kasus dugaan suap terkait pergantian anggota DPR RI terpilih 2019-2024 menitipkan dua tas kepada staf DPP PDIP.

Hal itu diketahui berdasarkan keterangan Kusnadi yang merupakan staf DPP PDIP saat menjadi saksi untuk terdakwa Saeful Bahri di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada Kamis (23/04/2020). Kusnadi ini merupakan Staf DPP PDIP, tepatnya sebagai office boy (OB) di Kantor DPP PDIP.

Awalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Moh. Takdir Suhan mempertanyakan perkenalan saksi dengan beberapa nama. Di antaranya nama Hasto Kristiyanto, Harun Masiku, Saeful Bahri dan Donny Tri Istiqomah.

Kusnadi pun menyampaikan mengenal semua nama tersebut yang disebutkan oleh Jaksa Takdir. Selanjutnya, Jaksa Takdir mendalami sebuah peristiwa yang terjadi pada pertengahan Desember 2019 antara Kusnadi dengan Harun Masiku.

“Pak Harun minta tolong pak (Jaksa). Awalnya di receptionist pak. Minta tolong itu aja pak, minta tolong titipan tas. Kalau ukurannya kagak ingat pak. Kalau warnanya itu ingat hitam pak tas ransel pak,” ucap Kusnadi.

Jaksa Takdir pun mendalami penyampaian yang disampaikan oleh Harun kepada Kusnadi. “Ada penyampaian lain meminta tolong yang lain mau ketemu itu?,” tanya Jaksa Takdir.

“Nggak ada pak cuma minta tolong nanti itu ada titipan tas buat Pak Donny dan Pak Saeful. Saya menjawab, ya nanti kalau ketemu nanti saya sampaikan,” jawab Kusnadi.

Pada hari yang sama, Kusnadi mengaku bertemu dengan Donny Tri Istiqomah yang diketahui merupakan tim kuasa hukum di DPP PDIP. “Bertemunya Pak Donny, pak. Yang saya sampaikan “Mas ini ada titipan dari Pak Harun”, itu aja. Ketemu Pak Donny di ruang rokok pak, di kantor DPP (PDIP) pak, di situ ketemunya,” terang Kusnadi.

Selain itu, Kusnadi pun juga mengaku kembali bertemu dengan Harun Masiku pada akhir Desember 2019. Pertemuan itu terjadi di Rumah Aspirasi di Jalan Sultan Syahrir. “Pak Harun ini ketemu saya pak (Jaksa) , saya kebetulan di situ di Rumah Aspirasi. Pak Harun menyampaikan ada titipan barang buat mas Saeful. Ya dia (Harun) menyampaikan, “mas ini ada titipan buat mas Saeful, tapi nanti yang ngambil bukan mas Saeful, ada yang ngambil namanya Geri”,” ungkap Kusnadi.

Titipan yang diterima Kusnadi dari Harun adalah sebuah tas koper berwarna abu-abu dalam kondisi digembok. Selain tas koper yang digembok itu, Kusnadi juga mengaku dikasih kunci gembok tersebut dari Harun untuk diserahkan kepada Saeful melalui Geri. “Saya bilang, “Pak (Harun) ini jam berapa nanti ngambilnya”, kata Pak Harun itu sudah koordinasi sama Saeful itu yang ngambil itu namanya Pak Geri. Nah di situ saya langsung masukin ke resepsionis,” terangnya.

Selanjutnya, Kusnadi bertemu dengan Geri yang diperintahkan Saeful Bahri untuk mengambil titipan tas koper berwarna abu-abu tersebut dari Harun Masiku melalui Kusnadi. “(Kusnadi menyampaikan) “Mas Geri ini ada titipan dari Pak Harun buat Pak Saeful”,” kata Kusnadi.

“Kemudian dijawab sama Geri gimana?” tanya Jaksa. “Katanya, “iya saya sudah tadi dikonfirmasi sama mas Saeful disuruh ngambil di (Rumah) Aspirasi sama mas Kus”, gitu,” jawab Kusnadi.

Namun demikian, dari dua titipan tas tersebut dari Harun Masiku, Kusnadi mengaku tidak mengetahui isi dari tas ransel berwarna hitam dan koper berwarna abu-abu tersebut.

“Saya nggak tahu isinya apa, taunya tas aja. Nggak tahu, tahunya koper aja,” pungkas Kusnadi. rmol

*Sumber : rmol.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini