“Prabowo, hari ini kau hancurkan perasaan ratusan juta rakyat Indonesia. Kau mungkin punya alasan tersendiri untuk menemui dia. Tapi, apa pun alasan kau, pertemuan itu menyakitkan hati rakyat yang mendukungmu mati-matian. Dan memang banyak yang benar-benar mati. Hilang nyawa.”
Jakarta | Lapan6online.com : Lama tak bersuara sepanjang pandemik Covid-19 di Indonesia, tiba-tiba Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mengatakan, bahwa Presiden Jokowi terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.
“Selama saya menjadi anggota kabinet beliau, saya bersaksi bahwa beliau terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia,” puji Prabowo melalui video yang ditautkan di akun Twitter-nya, @prabowo, Rabu (22/4/2020).
Mantan rival berat Jokowi di Pilpres 2019 kemarin ini mengemukakan alasannya mendukung Kabinet Jokowi.
“Saya putuskan waktu itu untuk melakukan langkah besar rekonsiliasi nasional dengan mengesampingkan kepentingan partai, perasaan pribadi dan segala sesuatu yang menjadi pikiran-pikiran kita pada saat itu. Demi satu hal, yaitu kerukunan nasional, persatuan nasional, dan rekonsiliasi nasional,” kata dia.
Publik pun heboh. Terutama warganet yang berjaga di twitter dari isu nasional. Merespon pernyataan Prabowo, seorang warganet yang kecewa menulis dikomentar, “Kami tenggelam, bapak malah naek kapal,” tulisnya. Yang lain menulis, “Lama-lama bapak mirip Jokowi…suer dah”.
Sementara, warganet lainnya ada juga yang mendukung pesan Prabowo agar tidak boleh ada perpecahan dalam bangsa Indonesia. “Apapun yang terjadi tidak boleh ada perpecahan di antara bangsa Indonesia. Terima kasih pak @prabowo,” tulis warganet yang sependapat dengan Ketua Umum Gerindra itu.
Opini Asyari Usman
Menarik jika mencermati pernyataan Prabowo Subianto yang menghebohkan di kerasnya peta politik di Indonesia saat ini. Mungkin sama menariknya ketika publik pendukung Prabowo tersentak kecewa saat Pilpres 2019, di tengah panasnya politik, tiba-tiba Prabowo Subianto nampak mesra dengan Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
Salah satu yang menyentak adalah tulisan opini Asyari Usman, Wartawan Senior BBC berjudul “Inilah Induk Segala Pengkhianatan”, sebuah opini yang ditulis Asyari Usman dan banyak di publish situs nasional pasca pertemuan antara Prabowo Subianto dengan petahana Joko Widodo pada Sabtu 13 Juli 2019 itu.
“PRABOWO Subianto, hari ini kau khianati ratusan juta pendukungmu. Kau tusuk perasaan mereka. Dengan entengnya. Dengan mudahnya. Tanpa rasa bersalah.” demikian Asyari Usman memulai artikel opini yang dikutip Lapan6online dari sejumlah situs nasional pada periode Juli 2019.
Asyari menegaskan dalam artiel opininya, Prabowo telah menghancurkan ratusan juta rakyat pendukungnya.
“Prabowo, hari ini kau hancurkan perasaan ratusan juta rakyat Indonesia. Kau mungkin punya alasan tersendiri untuk menemui dia. Tapi, apa pun alasan kau, pertemuan itu menyakitkan hati rakyat yang mendukungmu mati-matian. Dan memang banyak yang benar-benar mati. Hilang nyawa.” tulis Asyari.
Dengan bijak Asyari menyadarkan para pendukung Prabowo yang kecewa dengan pertemuan itu.
“Bagi para pendukung Prabowo, inilah momen untuk Instrospesksi. Momen untuk meluruskan dan memperkuat aqidah. Bergantunglah dan minta tolonglah hanya kepada Allah SWT. Bukan kepada manusia. Bukan kepada Prabowo. Makhluk tidak akan pernah memenuhi harapan sesama makhluk.” tandasnya.
“Kawan-kawan, hari ini bukan akhir dari perjuangan umat. Sebaliknya, inilah awal dari babak baru perjuangan yang akan dipandu oleh pengalaman hari ini.” Pungkas Asyari seraya mengakhiri opininya dengan kata-kata “The mother of all betrayals”.
Selengkapnya, berikut adalah artikel Opini Asyari Usman yang menohok tersebut, berjudul, “Inilah Induk Segala Pengkhianatan” yang dikutip Lapan6online dari situs nasional, teropongsenayan.com:
Inilah Induk Segala Pengkhianatan
Oleh Asyari Usman, Wartawan senior BBC) dipublish hari Sabtu, 13 Jul 2019 – 13:39:08 WIB
PRABOWO Subianto, hari ini kau khianati ratusan juta pendukungmu. Kau tusuk perasaan mereka. Dengan entengnya. Dengan mudahnya. Tanpa rasa bersalah.
Prabowo, hari ini kau hancurkan perasaan ratusan juta rakyat Indonesia. Kau mungkin punya alasan tersendiri untuk menemui dia. Tapi, apa pun alasan kau, pertemuan itu menyakitkan hati rakyat yang mendukungmu mati-matian. Dan memang banyak yang benar-benar mati. Hilang nyawa.
Bagi para pendukung Prabowo, inilah momen untuk Instrospesksi. Momen untuk meluruskan dan memperkuat aqidah. Bergantunglah dan minta tolonglah hanya kepada Allah SWT. Bukan kepada manusia. Bukan kepada Prabowo. Makhluk tidak akan pernah memenuhi harapan sesama makhluk.
Prabowo adalah makhluk. Mungkin selama ini Anda, kita, berharap terlalu muluk kepada Prabowo. Kita menyangka dia akan teguh pada apa-apa yang telah dikatakannya. Kita menyangka dia akan timbul dan tenggelam bersama rakyat. Akan mati bersama rakyat seperti yang dia ucapkan.
Dia mengatakan dia tidak akan mengkhianati pendukungnya. Tetapi, Allah menunjukkan yang lain. Ternyata, Prabowo berkhianat. Dengan mudahnya dia menjual murah harga dirinya dan harga diri ratusan juta pendukungnya.
Sekarang, Prabowo telah secara resmi mengucapkan dan selamat bekerja kepada orang itu. Hebatnya, dia masih bisa bercanda. Bergurau menghibur orang itu. Seolah-olah tidak menyakiti perasaan para pendukungnya.
Untuk terkhir kalinya menyebutkan predikat “Pak”, saya masih memberikan bilik kecil ‘husnuzzon’ kepada Anda, Prabowo. Husnuzzon tipis saya berikan sekadar menampung kemungkinan pertemuan ini adalah taktik Anda untuk sesuatu yang mengejutkan. Tetapi, untuk detik ini kami anggap pertemuan itu adalah gambaran tentang kualitas Anda.
Kawan-kawan, hari ini bukan akhir dari perjuangan umat. Sebaliknya, inilah awal dari babak baru perjuangan yang akan dipandu oleh pengalaman hari ini.
Hari ini bukan penyataan mundur umat. Lihatlah, cernalah, dan anggaplah pertemuan Prabowo dengan orang itu, hari ini, sebagai induk dari segala pengkhianatan.
Artinya, sudah begitu banyak pengkhianatan terhadap perjuangan umat selama ini. Hari ini, Allah tampilkan induk dari segala pengkhianatan itu. The mother of all betrayals.
Prabowo Tak Mau Menjadi Bagian dari Perpecahan
Namun begitu, seperti kata Prabowo Subianto dalam pernyataannya:
“Saudara-saudara sekalian, sudah enam bulan kita Partai Gerindra masuk pemerintahan sebagai bagian dari pemerintah RI, sebagai bagian dari koalisi pemerintah. Saya putuskan waktu itu untuk melakukan langkah besar rekonsiliasi nasional dengan mengesampingkan kepentingan partai, perasaan pribadi dan segala sesuatu yang menjadi pikiran-pikiran kita pada saat itu. Demi satu hal, yaitu kerukunan nasional, persatuan nasional, dam rekonsiliasi nasional,” kata Prabowo melalui video yang ditautkan di akun Twitter-nya, @prabowo, Rabu (22/4/2020).
Prabowo mengatakan dengan tegas untuk mengesampingkan hiruk pikuk persaingan politik. Prabowo menegaskan lawan politik bukanlah musuh dan lawan politik masih saudara sehingga tak boleh ada perpecahan di antara bangsa.
Untuk itu, Prabowo mengaku enggan menjadi bagian dari perpecahan berapa pun ongkosnya. Menteri Pertahanan RI itu meminta semua pihak menerima dengan lapang dada dan mengesampingkan perasaan.
“Saya tidak mau merupakan bagian daripada perpecahan itu berapapun ongkos yang harus kita bayar. Betapa pun sedihnya perasaan kita harus kita kesampingkan demi kepentingan yang lebih besar,” tandasnya.
(*/RedHuge/Lapan6online)