Formula E dan Jalan Kemujuran Anies Menuju RI 1

0
7

OPINI | POLITIK

“Sangat sulit diselesaikan barangkali menyangkut kepentingan politik. Anies sebagai bacapres 2024 yang telah didukung resmi oleh Nasdem dan PKS. Sehingga membuat tarik menarik dalam proses penyelesaiannya,”

Oleh : Agusto Sulistio

KASUS formula yang menggantung saat ini, disatu sisi dari perspektif populeritas, sesungguhnya menguntungkan beberapa pihak.

Pertama pihak Anies Baswedan sebagai bacapres 2024 dan kedua pihak Firli Bahuri sebagai ketua KPK.

Kenapa menguntungkan mereka?

Karena mencuatnya kasus formula e dan menjadi sorotan masyarakat luas. Banyak mata publik dan media tertuju kepada keduanya, sehingga membuat kedua nama tersebut semakin dikenal, lantaran terus menjadi buah bibir masyarakat Indonesia kbususnya.

Dilain hal kasus ini terkesan lamban, dan sepertinya hanya diputar-putar saja tanpa ada keseriusan untuk segera memprosesnya. Sementara disisi lain banyak publik yang menanti2 bagaimana kelanjutan hukum dari dugaam formula e ini.

Tak dipungkiri jika kemudian muncul spekulasi pandangan umum bahwa kasus ini sengaja diperlambat agar dapat menaikkan popularitas nama2 tersebut. Maklum jelang pilpres, populeritas menjadi hal penting bagi siapapun yang memiliki kepentingan elektoral. Apalagi di era informatika digital saat ini memviralkan nama personal di medsos merupakan bagian utama dalam kampanye. Disamping sulitnya mencari strategi yang tepat untuk membranding seseorang serta begitu kompetitif persaingan, dan mahalnya biaya promosi digital.

Akan tetapi dengan adanya kasus formula e ini, dimungkin dapat menaikkan populeritas secara efektif dan gratis.

Bagi pihak tertuduh, dalam hal ini Anies Baswedan tentu tuduhan korupsi terhadap dirinya tak mengenakkan, namun disisi lain ada hikmahnya. Namanya semakin populer akibat tuduhan itu.

Apalagi jika melihat tutur kata dan penampilannya Anies Baswedan, tak ada yang akan menerima jika dirinya dituduh lakukan korupsi. Hal ini malah akan semakin banyak membuat orang simpati kepadanya.

Begitu juga sebaliknya Firli Bahuri, sebagian orang akan menganggap sebaliknya. Firli yang sebagai ketua KPK akan lebih banyak menuai hujatan, karena dianggap pendukung Anies sebagai orang yang akan mencari kesalahan Anies, bahkan orang yang akan menghambat karier Anies menuju cita2nya menjadi presiden.

Padahal, jika kita lihat ke substansi persoalananya proyek formula e itu adalah persoalan yang simpel, yang utamanya mencari adanya potensi penyelewengan anggaran negara, prosedur pembiayaan dan untung rugi jika dikaitkan dengan bisnis.

Jadi tak sulit untuk memutuskan siapa yang salah dari dugaaan kasus ini. Apalagi saksi, terduga, dan barang bukti lainnya masih ada dan lengkap.

Lalu kenapa masalh menjadi dibuat seperti sangat sulit?

Sangat sulit diselesaikan barangkali menyangkut kepentingan politik. Anies sebagai bacapres 2024 yang telah didukung resmi oleh Nasdem dan PKS. Sehingga membuat tarik menarik dalam proses penyelesaiannya.

Hal seperti ini sebelumnya pernah terjadi pada diri Anies Baswedan. Saat itu jelang Pilkada DKI, Anies pun pernah mendapat tuduhan korupsi usai dirinya diberhentikan dari jabatan Mendiknas.

Dugaan keterlibatan korupsi Anies di mendiknas menjadi saat itu menjadi sorotan publik luas, sementara KPK pasca dugaan kasus itu terkesan lamban memproses dan memutuskannya, mirip seperti kejadian di dugaan formula e ini.

Akibat itu, nama Anies saat itu semakin populer. Sedangkan proses penyelesaiannya dugaan korupsinya di KPK lambat.

Popoleritasnya saat itu menguatkan dirinya ketika bersaing dengan kandidat lainnya di Pilkada DKI. Populeritas Anies dan terganjalnya petahana Basuki Tjahaya Purnama akibat penistaan Agama (surat Al Maidah) membuat jalan Anies Baswedan mulus menuju DKI 1.

Jelang Pilpres 2024 ini, apakah Anies akan mengulangi jalan kemujurannya? Tentu semua tergantung coretan takdir ditangannya dan kecerdasan masyarakat dalam memilih pemimpinnya.

Rekam jejak yang dimiliki Anies saat menjabat sebagai Rektor Paramadina, Jurkam Pemenangan Jokowi Jusuf Kalla (2014), Menteri Pendidikan Nasional dan Gunernur DKI akan menjadi catatan tersendiri bagi para pendukungnya dan masyarakat umum lainnya.

Jelang pencapresannya, berbagai media telah melansir bahwa Parpol beserta Anies selaku bacapres akan konsisten menjadi Anti-Thesa Jokowi. Oleh karenanya parpol pendukung telah mengklaim dan meyakini bahwa Anies Baswedan adalah Pemimpin Perubahan dengan membawa program kerja dan gagasan yang berbeda dengan selalu mengedepankan kepentingan rakyat. Jakarta Selatan, 1 Maret 2023, 21.30 Wib. (*)

*Penulis Adalah Pegiat Sosmed