Frederikus Gebze Gagal Jadi Petahana Pilkada Merauke 2020, Gegara Terjegal Mahar Politik

0
281
Bupati Merauke yang terganjal “mahar politik” dan gagal maju di Pilkada tetap mendapat simpati warga masyarakat.
“Apa yang terjadi saat ini adalah pembelajaran yang mahal. Freddy mengemukakan, dirinya tidak kalah dalam pertarungan Pilkada, tapi kalah dalam “demokrasi yang diatur dengan nilai uang,”

MERAUKE | Papua | Lapan6Online : Gagal mendapat rekomendasi partai untuk ikut kontestasi Pilkada serentak 2020, Bupati Merauke Frederikus Gebze SE MSi balik ke Merauke, ternyata malah mendapat sambutan hangat dari masyarakat “Kota Rusa”.

Ribuan warga dari berbagai pelosok di Merauke menyambut Freddy, sapaan akrab bupati yang dicintai masyarakat ini, begitu Freddy turun dari pesawat, pada Rabu (09/09/2020) sore.

Ribuan warga tersebut menyatakan simpatinya, kepada Freddy, yang ternyata gagal mendapat rekomendasi dari partai, setelah berusaha melobi pimpinan pusat sejumlah partai di Jakarta.

Bupati Merauke yang gagal maju di Pilkada disambut dan diarak dengan konvoi kendaraan.warga masyarakat

“Kami bersimpati kepada beliau. Beliau mencoba melobi partai dengan ‘cara lurus’, dengan tidak menyuap atau memberikan mahar politik, tapi ternyata malah tidak mendapat rekomendasi dari partai. Bagi kami beliau adalah pemimpin rakyat yang sejati. Beliau lebih memilih untuk melawan arus dengan tidak menjanjikan mahar politik atau melakukan money politic, karena tidak ingin mengkhianati amanah rakyat yang diembannya,” ujar seorang warga yang menyambut kedatangan Freddy.

Jadi, tambah warga tersebut, Frederikus Gebze tidak kalah dalam Pilkada, tapi dikalahkan oleh mahar politik.

“Soal mahar politik ini bisa dilihat dalam video penyerahan uang mahar politik oleh seorang calon bupati Merauke kepada petinggi sebuah partai di youtube,” tandas warga tersebut.

Pada kesempatan itu, Freddy berharap agar masyarakat tetap tenang menghadapi proses Pilkada bulan Desember mendatang, kendati dirinya tidak berlaga, karena tidak mendapat rekomendasi partai.

“Saya datang membawa kebahagiaan. Saya masih bupati sampai 2021,” ujar Freddy kepada masyarakat yang menyambutnya.

Jadi, tambah Freddy, apa yang terjadi saat ini adalah pembelajaran yang mahal. Freddy mengemukakan, dirinya tidak kalah dalam pertarungan Pilkada, tapi kalah dalam “demokrasi yang diatur dengan nilai uang”.

Bupati Freddy tampak tetap tegar dan tersenyum, kendati dirinya “dipecundangi” dengan cara-cara tidak sehat, sehingga dirinya gagal mendapatkan rekomendasi dari partai politik.

Bupati bahkan meminta kepada warganya untuk memberikan kesempatan kepada seluruh kandidat yang sudah terdaftar di KPU.

Dia mengingatkan pendulungnya untuk tidak menghina, tidak anarkis dan tidak melakukan caci maki terhadap pelaksanaan pilkada yang sedang berjalan. Freddy Gebze menegaskan, dirinya pulang untuk menghargai hak-hak orang Marind sebagai suku terbesar di Merauke.

Dikatakan, dirinya tidak memaksakan kehendak untuk mendapat rekomendasi partai dengan cara-cara tidak sehat, karena hal itu nantinya menggadaikan hak-hak rakyat di tanah Merauke ini.

“Saya tegaskan walau pun kata orang-orang bupati incumbent bisa saja dengan kekuasaan dan uang membeli partai, saya berkeyakinan bahwa hal itu tidak benar. Karena dengan memaksa membeli partai dengan nilai yang sangat besar, sama saja dengan menggadaikan kepentingan rakyat,” kata Freddy lagi.

Bupati Merauke Frederikus Gebze SE MSi balik ke Merauke, ternyata malah mendapat sambutan hangat dari masyarakat “Kota Rusa”

Freddy pun bertanya pendukungnya: “Apakah demokrasi ini untuk rakyat atau kapitalis?”. Dengan serentak warganya menjawab: “Untuk rakyat bukan untuk kapitalis.”

Warga dengan serentak berteriak: “Kami semua masih menginginkan Freddy Gebze ….Gebze.. .Gebze… Kami pemilik tanah ini….Leluhur kita menyertai !”

Mattawang tokoh masyarakat Merauke menceritakan kepada media yang tergabung dalam PPI, Kamis (10/9/2020) dini hari, setibanya Bupati Merauke Frederikus Gebze di Bandara Internasional Mopah, disambut ribuan simpatisan. Bahkan di ruang kedatangan sudah banyak simpatisan yang menunggu. Di luar bandara Freddy pun disambut dengan upacara adat oleh masyarakat asli Marind.

“Dari bandara sampai Tugu Pramuka beliau jalan kaki kemudian diarak pakai mobil. Di sepanjang jalan masyarakat teriak menyambut Freddy Gebze. Semua toko-toko tutup. Lalulintas sepi menyambut kedatangan beliau,” ujar Mattawang.

Freddy Gebze, sambungnya, diarak sampai sejauh 10 km melewati kantor KPU, jalan Mandala sampai terakhir di kantor sekretariat Tim Pendukung. Selanjutnya diadakan doa bersama dan pengukuhan dari tokoh-tokoh masyarakat adat yang mengapresiasi bahwa bupati Freddy Gebze merupakan bupati terbaik.

“Seluruh masyarakat nusantara berdiri di pinggir jalan menyampaikan yel-yel pilih Freddy Gebze, pilih Freddy Gebze, wajib didukung. Sepanjang jalan penjemputan ini tidak direkayasa. Mereka muncul seperti semut. Polisi lalu lintas mengatur dengan siap siaga,” tutur Mattawang.

Bahkan, lanjutnya, tiba di kantor sekretariat, Rini Dewarusi Nebore, istri Bupati Merauke, mengaku bangga sebagai wanita yang mendampingi Freddy Gebze, sebagai bupati.

“Kita semua menang tidak kita kalah. Kami menangis bukan karena sedih tapi airmata kebahagiaan,” ucapnya di hadapan simpatisan.

Menurut Mattawang ini menggambarkan bahwa yang selama ini digembor gemborkan lawan politik, bahwa Freddy Gebze tidak akan terpilih lagi karena tidak dicintai rakyat terbantahkan.

“Hari ini saya katakan bahwa semua itu adalah penipuan, semua itu adalah pembodohan terhadap rakyat. Kalau ada yang mengatakan bahwa Freddy Gebze tidak mungkin menang Freddy Gebze tidak dicintai rakyat hari ini membuktikan bahwa beliau disambut dengan suka cita oleh ribuan masyarakat. Sepanjang jalan banyak toko-toko ditutup demi menyambut Freddy Gebze,” tegasnya. Otn/kop/Maste/red/Lpn6.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini