Gegara Jasa Rp 5,6 M Belum Terbayar, Ratusan Nakes di Flores Timur Gelar Aksi Seribu Lilin

0
15
lima ratusan tenaga Kesehatan pada RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka menggelar aksi Seribu lilin di depan Kantor RSUD/Foto2 : Dok.nkripost.co

PERISTIWA | NUSANTARA

“Kami merasa prihatin terhadap hak serta jasa pelayanan pasien Covid-19 tahun 2021 yang sudah ada namun di caplok oleh Pemerintah Daerah Flores Timur dan bahkan itu dinyatakan bukan hak kami.”

Lapan6Online : Kurang lebih lima ratusan tenaga Kesehatan pada RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka menggelar aksi Seribu lilin di depan Kantor RSUD pada Kamis 3 November 2022 malam.

Aksi Seribu lilin itu disebut bentuk protes kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Pemkab Flotim) atas uang jasa yang di salurkan dari Kemenkes RI berjumlah 5,6 M.

Hal tersebut disampaikan dalam pembacaan pernyataan sikap oleh dr.Fitry selaku koordinator aksi seribu lilin, pada Kamis (3/11/2022).

“Uang tersebut di berikan untuk pelayanan pasien Covid-19 tetapi Pemda Flores Timur menyebutnya bukan hanya tenaga Medis.” Ujar koordinator aksi dr.Fitry saat membacakan pernyataan sikap dengan sangat Kesal kepada sejumlah awak media, pada Kamis (3/11/2022).

“Kami merasa prihatin terhadap hak serta jasa pelayanan pasien Covid-19 tahun 2021 yang sudah ada namun di caplok oleh Pemerintah Daerah Flores Timur dan bahkan itu dinyatakan bukan hak kami.” bebernya dengan suara terbata-bata.

Menurut Fitry, pihaknya merasa heran atas anggaran yang di salurkan dari kementerian kesehatan untuk jasa pelayanan tenaga kesehatan tidak di tindak lanjuti.

“Kami pegawai di RSUD Larantuka merasa heran kok dana dari Kemenkes RI adalah hak kami tetapi di anggap bukan hak kami serta bertentangan dengan regulasi yang ada.” Pungkasnya.

“Kami sudah berupaya melakukan komunikasi tetapi pemerintah daerah tetap berpegang pada hasil evaluasi rancangan Perda Kabupaten Flores Timur tentang perubahan APBD tahun anggaran 2022 Nomor 900/287/BKUDS/2022 tanggal 7 Oktober 2022,” terang dr Fitry melanjutkan.

Pihaknya menilai hasil evaluasi tersebut sebagai bentuk upaya yang diduga untuk mengelabui hak hak tenaga kesehatan.

“Namun hasil itu tetap mengaburkan hak kami. Hasil evaluasi juga tidak memperhatikan regulasi yang ada,”Ujarnya.

Melalui aksi seribu lilin tersebut, menurut dr Fitry dapat membuka hati nurani para pemangku kebijakan untuk segera menyelesaikan hak – hak para tenaga medis.

“Kami yang ada ini berharap dengan melakukan aksi Seribu lilin mulai dari Pegawai RSUD Larantuka, dokter, Perawat, Bidan, tenaga anastesi, tenaga analis, tenaga teknis Farmasi, elektromedik teknisi, petugas Oksigen, petugas kamar mayat, Supir, Cleaning service, Satpam, mengetuk pintu nurani Pemda Flotim untuk segera membayar hak-hak kami,”Tandas dr Fitry.

Terakhir sembari menjelaskan sejumlah Anggaran yang telah di terima pada tahap pertama dan tahap kedua, dr Fitry kembali menegaskan Ia bersama para tenaga medis RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka akan terus berjuang.

“Apapun yang terjadi kami tetap berjuang untuk mendapatkan hak kami demi keadilan bagi kami tenaga Kesehatan. Tahap pertama kami terima 1 M, tahap dua 4 M tahap tiga belum sampai saat ini,”Imbuhnya. (*nkri/red)

*Sumber : nkripost.co