Gila dan Brutal…!!! Perum Perhutani Babat Ratusan Pohon Kopi Produktif di area KHDPK

0
3
Ketua Petani Perhutanan Sosial Kelompok Rengganis, Hartono saat memberikan keerangan kepada awak media./Foto : Istimewa

HUKUM | PERISTIWA | NUSANTARA

“Perhutani juga menebang tanaman kopi dan durian yang diusahakan oleh masyarakat. Namun protes itu berhasil diredam oleh Hartono selaku ketua KPS LMDH Rengganis,”

Lapan6OnlineJATIM | Jember : Ratusan pohon kopi yang tengah berbuah hancur tertimpa pohon-pohon mahoni yang ditebang Perum Perhutani. Selain hancur, pohon kopi yang sedang berbuah itu juga ditebang dan diangkut oleh petugas Perhutani tanpa koordinasi dengan petani. Paling tidak ratusan pohon kopi produktif hancur di area 0,5 Hektar.

Penebangan brutal ini diprediksi dilakukan satu hingga dua hari lalu di Wilayah Perhutanan Sosial Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember, pada Minggu (26/03/2023).

Ketua Petani Perhutanan Sosial Kelompok Rengganis, Hartono, menyatakan dirinya kaget setelah melihat 500 – 600 pohon Kopinya yang sedang berbuah di babat dan diangkut oleh petugas Perhutani.

“Sebelum penebangan sampai pada lahan saya, saya sudah komunikasi kepada petugas tebang, kalau hampir sampai di lahan saya, ngomong dulu, kopinya mau dipanen dahulu, soalnya kopi saya yang ada di atas Wisata Kampung Durian itu sudah banyak yang masak,” kata Hartono kepada awak media, pada Minggu, (26/03/2023).

Hal yang aneh, area hutan tadi adalah area Perhutanan Sosial yang sudah ber SK dari Kementerian LHK. Petugas Perhutani tidak ada konfirmasi, tidak ada pembicaraan dan konfirmasi dan langsung menebas habis pohon kopi.

Hartono yang sekaligus Ketua Kelompok Perhutan Sosial (KPS) Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rengganis, Pakis, Panti Jember ini mengatakan bahwa petugas Perhutani yang ia temui justru menginginkan damai karena sudah terlanjur. Padahal, kata Hartono, ini bukan soal terlanjur tapi kopinya ini di modali dan siap panen.Tegas Hartono, Ketua KPS LMDH Rengganis.

“Ini lahan saya, apalagi lahan petani saya yang tidak tahu apa-apa, pasti petugas Perhutani tambah semena-mena dan arogan.”jelas Hartono.

Reaksi keras muncul dari organisasi Petani Hutan dan Penggiat Pendamping Perhutanan Sosial. setidaknya Perkumpulan Pojok Desa, Perkumpulan Arupa, Rejo Semut Ireng dan AP2SI.

“Secepatnya ke 4 lembaga ini akan turun dan melakukan investigasi, .pengumpulan data lengkap, sekaligus melakukan advokasi dan pendampingan serta melaporkan kejadian tersebut “, tegas Nur Wahid, dari Pojok Desa Jawa Timur.

“Koordinasi ke 4 lembaga tersebut adalah melakukan telaah lapangan, pengumpulan bukti dan fakta serta melaporkan pengrusakan,” tegas Wahid.
“Pembabatan pohon kopi secara brutal adalah pelanggaran pidana. Secepatnya tim hukum kami melaporkan. Dan aparat harus menangkap pelakunya,” jelas kemudian.

Solidaritas pun dibangun. Jaringan Petani perhutanan sosial kini melakukan konsolidasi.

“Jumlah kami ribuan. Saatnya kami bangkit dan melawan tindakan tindakan arogan dan menindas,” jelas Saifuddin. Ketua KPS Perhutanan di area Malang.
Hal senada juga disikapi Petani Petani hutan dari kawasan Malang, Blitar, Ponorogo, Tulungagung, Bojonegoro, Pasuruan, Madiun dan Magetan.
“Kami menunggu perintah Mbah Lurah untuk begerak,” jelas Djumar ketua Kelompok Petani Hutan area Blitar Selatan.

Berikut Kronologi Kasus Penebangan Tanaman Milik Petani Oleh Perhutani
Kronologi Penebangan Tanaman Masyarakat oleh Perhutank pada Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) LMDH Rengganis Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember

Februari 2023, Perum Perhutani melakukan kegiatan penebangan di petak 43H RPH Suci BKPH Lereng Yang Timur KPH Jember yang juga masuk dalam areal kerja Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) LMDH Rengganis sesuai dengan Keputusan Menteri LHK Nomor SK.4298/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/4/2019 dengan Luas 1.031 Hektar untuk 530 Kepala Keluarga.

Kegiatan tersebut sempat diwarnai dengan protes dari anggota KPS LMDH Rengganis karena selain tanaman pokok (mahoni), Perhutani juga menebang tanaman kopi dan durian yang diusahakan oleh masyarakat. Namun protes itu berhasil diredam oleh Hartono selalu ketua KPS LMDH Rengganis.

Maret 2023, Perhutani kembali melanjutkan kegiatan penebangan. Namun sebelum aktifitas penebangan dilanjutkan, Hartono, selaku Ketua Kelompok Perhutanan Sosial LMDH Rengganis sudah berkordinasi dengan Mandor dan KRPH (Mantri) untuk menghindari terjadinya kembali aktifitas penebangan tanaman pokok (mahoni) yang juga merusak dan menebang tanaman kopi dan durian masyarakat. Dan sudah terjadi kesepakatan antara Perhutani RPH Suci dan KPS LMDH Rengganis untuk dilakukan pengawasan dilapangan.

Minggu 26 Maret 2023, ketika Hartono mendatangi petak 43H, ia sudah mendapati tanaman kopi dan durian yang diusahakan masyarakat sudah dibabat habis oleh Perhutani. Termasuk tanaman kopi dan durian miliknya.

Segeralah, Hartono mengajukan komplain ke BKPH Lereng Yang Timur dan KPH Jember yang hanya direspon secara normatif. Baik KPH maupun BKPH serentak mengatakan bahwa akan menegur petugas dilapangan. Berkaca pada kejadian bulan Februari lalu, sampai hari ini masyarakat tidak mendapatkan kejelasan. Jangankan memberikan ganti rugi, meminta maaf saja tidak.

Setelah kejadian ini viral melalui pemberitaan media massa, pihak Perhutani berinisiatif mengajak bertemu Hartono selaku ketua KPS pada Senin, 27 Maret 2023 besok. Dari tindakan kesewenang-wenangan Perhutani RPH Suci BKPH Lereng Yang Timur KPH Jember di areal Kulin KK Kelompok Perhutanan Sosial LMDH Rengganis, masyarakat telah mengalami kerugian puluhan juta karena kopi yang seharusnya sudah siap panen dirusak dan ditebang secara membabi buta oleh Perhutani. (*Kop/MasTe/Lpn6)