OPINI | POLITIK
“Dimana saat ini bentuk penghinaan dan merendahkan murid itu banyak yang terjadi. Murid tidak paham malah dihina, murid berpikir lambat malah disalahkan, murid tidak punya biaya maupun perlengkapan sekolah pun tidak diperdulikan,”
Oleh : Nurmaya Sari
DUA orang guru di SMP Negeri 28, Medan, Johor, Sumatera Utara, menghina seorang siswa. Insiden tersebut sampai di telinga Wakil Ketua DPRD Medan Ihwan Ritonga. Ihwan mengaku pernah menerima laporan siswa ini dihina gurunya sebagai anak miskin. Ia pun meminta anak itu sabar.
Tapi nyatanya peristiwa ini terulang untuk kedua kalinya sehingga ia merasa perlu mendatangi sekolah tersebut mencegah hal serupa berulang. “Kemarin terjadi lagi, begitu laporan sama kita. Waktu ambil rapor, guru itu bilang ‘coba buka masker kamu’. Dibilang ke siswa itu lagi ‘masih warasnya kamu, udahbodoh’. Nah ternyata ada guru yang nyahutjuga dari belakang, udah miskin, gitu. Jadi laporan ini sampai ke kita lagi, jadi kita datangi,” kata Ihwan saat dihubungi, Rabu (detikNews/12/1/2022).
Dua orang guru SMP Negeri di Medan, disebut menghina salah satu siswa. Hal tersebut sampai ke Wakil Ketua DPRD Medan Ihwan Ritonga. Ihwan kemudian mendatangi sekolah tersebut guna mencegah perbuatan serupa berulang, pada Selasa (11/1/2022). Ihwan mengatakan, salah satu siswa Kelas IX mendapat hinaan dari guru disebut miskin, bodoh. “Pengaduan ini sudah dua kali kita terima, makanya untuk klarifikasi kita pertemukan siswa dan gurunya,” katanya, melansir digtara.com–jaringan suara.com, Rabu (SuaraSumut.id/12/1/2022).
Guru memiliki peran penting bagi siswa-siswinya, terutama dalam proses pembelajaran. Yang mana belajar merupakan bentuk transfer ilmu, dan pemahaman serta bentuk kasih sayang yang seharusnya menciptakan keharmonisan antara guru dan murid.
Berbeda dengan berita yang diatas, dimana saat ini bentuk penghinaan dan merendahkan murid itu banyak yang terjadi. Murid tidak paham malah dihina, murid berpikir lambat malah disalahkan, murid tidak punya biaya maupun perlengkapan sekolah pun tidak diperdulikan. Sungguh menyedihkan jika dipandang lebih dalam, karena banyak siswa yang belajar sekedar untuk sekolah saja, tetapi kepribadian dan pemikirannya dikotori dengan adegan film yang merusak otak.
Potret guru didalam sistem kapitalisme juga terbukti kegagalanya, dikarenakan pemahaman yang salah, sehingga fokusnya bekerja dan hanya sekedar dapat penghasilan. Tetapi tidak memperhatikan pengajaran yang baik dan memudahkan. Malah semakin membuat hati siswa sedih dan mematahkan semangatnya dalam belajar. Dari sistem yang batil inilah segala keburukan terjadi, masalah baru terus meroket hingga ledakannya merugikan banyak pihak. Dan berujung pada rusaknya generasi yang memiliki peran gigih.
Sistem kapitalisme menciptakan manusia menjadi rakus dan tamak dengan harta, dan berlomba-lomba mencari manfaat sebanyaknya agar dipandang tinggi dan terkenal oleh pihak publik, sekalipun dengan cara yang batil. Mereka akan menerobos nya tanpa takut akan ancaman dan janji allah atas orang yang melanggar syariah nya. Inilah mengapa disistem ini banyaknya para guru hanya mengajar demi sekedar menenuhi tugas, lalu mendapat manfaat. Tanpa memperhatikan nasib para pelajarnya. Maka hal ini sungguh tidak pantas adanya.
Jauh ketika islam itu menjadi sebuah aturan bernegara, dimana pendidikan dilandaskan akidah islam, bermetodologi indah. Membentuk pola pikir dan kepribadian seseorang menjadi islami sesuai aturan ilahi. Waktunya pun tertata sesuai kapasitas siswa , ilmu yang yang disampaikan berbobot dan mencerdaskan generasi bangsa. Bahkan segala biaya dan kebutuhan belajar mengajar pun disediakan secara gratis tanpa biaya yang membebani. Dan pastinya disiapkan guru maupun pengajar yang siap melatih tanpa letih, membina tanpa menghina dan memahamkan tanpa cemohan.
Gambaran indahnya sistem pendidikan islam inilah yang seharusnya pantas diterapkan dldalam aspek kehidupan. Dan hanya bisa diterapkan disistem islam yaitu khilafah, dan aturan syariah allah yang menyeluruh inilah yang sesuai fitrah, yang menyelamatkan generasi, memuliakan dan mengangkat derajat manusia dihadapan allah swt. Wallau’alam. (*)
*Penulis Adalah Aktivis Mahasiswa