Jakarta, Lapan6online.com : Pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menilai radikalisme telah diajarkan kepada anak-anak di Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD, disikapi keras oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta sekaligus penggiat pendidikan anak usia dini, Zita Anjani.
Zita menegaskan, harusnya pemerintah tidak menilai atau menuduh asal-asalan dengan label sebagaimana yang dinyatakan “radikal”. Menurut Zita, dirinya yang bekerja setiap hari bersama guru-guru PAUD, meminta mereka jangan dilabeli dengan kata radikal.
“Jangan menuduh asal-asalan, saya kerja tiap hari sama guru-guru PAUD, yang bareng saya nasionalis semua kok. Tolong please jangan malah dilabel (radikal),” kata Zita, lansir situs nasional, Kamis (5/12/2019).
Justru sebaliknya, Zita meminta pemerintah daripada menuduh mereka mengajarkan radikalisme, lebih baik negara memberikan perhatian lebih kepada para pendidik.
“Sejahterakan mereka, edukasi mereka, dan kuatkan perannya. Mereka adalah ujung tombak kemajuan negeri,” saran Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu.
Diketahui, Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin dalam sebuah kesempatan. Maruf menyatakan Kementerian Agama bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menelusuri dugaan radikalisme diajarkan di PAUD.
Pernyataan Wapres soal radikalisme di anak-anak bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Maruf juga menyebut ada dugaan pengajaran radikalisme di lembaga pendidikan. Wapres Maruf Amin mengatakan perlu pengajaran kepada anak sejak PAUD hingga tingkat SD untuk melawan radikalisme.
Pernyataan inilah yang kemudian banyak dipersoalkan oleh tokoh dan pegiat pendidikan usia dini. (*)