JAKARTA | Lapan6Online : Bulan suci Ramadan telah dilewati. Hari-hari berpuasa dan penyucian diri telah dituntaskan. Umat Islam dengan penuh sukacita merayakan hari kemenangan Idulfitri 1 Syahwal 1444 H.
Adalah warga RT 009 RW 002 Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan menjadikan hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan yang tentunya dirayakan semeriah mungkin.
Setelah malam harinya membagi Zakat Fitrah, ayam kampung yang sudah disiapkan dan digemukkan sejak awal Ramadan dipotong dan diopor kering khas Betawi. Seusai salat Idulfitri seluruh keluarga melanjutkan kegembiraan hati setelah saling memberi maaf satu sama lain dengan santap pagi yang lezat.
Pada Sabtu, (13/05/2023) Warga RT 009 RW 02, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan di Aula Masjid Al Furqon menggelar acara Halal Bihalal dengan tema “Perkuat Silaturahmi Bangun Kebersamaan Dalam Keberagaman,” .
Inisiator Abdul Basit, Ketua RT 009 beserta Pengurus RT 009 RW 02 sebagai penyemangat terselenggaranya acar Halal Bi Halal disambut baik oleh warganya. Antusias warga pun terasa pada saat acara digelar pada malam minggu, kehangatan dalam kebersamaan sangat terasa.
Kepada awak media Abdul Basit mengatakan bahwa,“Sukacita halal bihalal menjadi kegembiraan yang meluap menerobosi sekat-sekat keberagaman. Ini sudah menjadi tradisi kami dari dulu, tentunya untuk tetap memperkuat jalinan silaturahmi,” ucap Bang Bapink sapaan akrab Abdul Basit Ketua RT 009.
Dalam acara tersebut tampak hadir Perwakilan Kelurahan Jatipadang, Irsandi, S.E, Anggota DPRD DKI, Komisi C, Yusuf Si.Kom, Dewan Kota Jakarta Selatan, Farid Rahman, Ketua Forum RT/RW Kel.Jatipadang, Hidayatulloh, S,Sos, Sulaiman, LMK Jatipadang, Ketua RW 02, H.Maulana Zarkasih, Serda Suratman, Babinsa Koramil Pasar MInggu, Aiptu Sriyanto, Bhabinkamtibmas Polsek Pasar Minggu, dan Ketua RT 09 Abdul Basit.
Tema yang diusung layak diacungi jempol, secara bersama-sama, dari masak bersama, hingga makan bersama. Hal ini perjumpaan dalam kebersamaan. Pada malam hari itu hidup tak bersandiwara, anak-anak muda, tokoh masyarakat, emak-amak, bapak-bapak dengan khusyu penuh kesadaran duduk bersama saling berangkulan menikmati hidangan halal bihalal yang sungguh lezat.
Bang Bapink menjelaskan,“Setelah tiga tahun absen karena pandemi, tradisi halal bihalal kembali mewarnai kegembiraan Lebaran 1444 H. Kegembiraan ini tentu dirasakan tidak saja warga RT 009, tapi bagi seluruh rakyat Indonesia tentunya. Acara ini sangat strategis untuk meningkatkan kualitas silaturahmi, mempererat persaudaraan, dan merawat keberagaman,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh H.Maulana Zarkasih, Ketua RW 02, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, ia mengatakan,”Ini memang sudah menjadi tradisi Warga RT 009, sebuah sukacita bersama yang rahmat dan berkatnya merambah semua orang, yang syukur dan setiakawannya menyentuh semua kaum. Meski dalam kesederhanaan, namun momentum ini sangat bermakna bagi kita semua dalam mempererat jalinan silaturahmi,” ujar Ketua RW 02.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan,”Momen kebersamaan warga RT 009 RW 02 bertepatan dengan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait rencana penonaktifan KTP DKI bagi warga yang sudah tidak berdomisili di Jakarta itu merupakan upaya penertiban administrasi kependudukan. Dengan penertiban administrasi kependudukan (adminduk), pemberian bantuan sosial kepada warga pun dapat lebih tepat sasaran dan akurat. Ini merupakan upaya penertiban administrasi kependudukan di mana penduduk ber-KTP DKI Jakarta harus secara de facto tinggal di wilayah DKI Jakarta. Kepadatan penduduk saat ini sudah tidak terkendali yang berdampak pada masalah sosial, terutama pada sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, pengangguran/tenaga kerja, dan lingkungan,” jelas Ketua RW 02.
H.Maulana menambahkan,”Saya minta kepada warga RT 009 yang mungkin ada sanak saudara yang masih memiliki KTP DKI, namun sudah tidak lagi tinggal diwilayah DKI agar segera melaporkan ke Pak RT untuk dilakukan pendataan,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dewan Kota Jakarta Selatan, Farid Rahman,”Kami bangga bisa hadir ditengah-tengah warga masyarakat RT 09 RW 02, Jatipadang. Karena momen Halal Bi Halal seperti ini layak mendapatkan dukungan kuat dari semua pihak. Terlebih tahun ini adalah tahun politik, dimana para warga tentunya sudah paham bagaimana kondisi ditahun politik seperti saat ini. Menambahkan terkait penonaktifan NIK KTP non DKI, kami mohon kerjasamanya kepada para warga agar memberikan dukungan terkait program tersebut, hal ini agar tertib administrasi kependudukan. Sehingga tidak simpang siur,” jelasnya.
Hadir pula Yusuf,Si.Kom, Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta usai acara Halal Bi Halal Warga RT 009 mengatakan,”Ini adalah sebuah tradisi yang ada di Indonesia, dinegara-negara lain tidak ada acara Halal Bi Halal, jadi kita harus bangga. Saya memandang halal bihalal sebagai salah satu cara atau model menghidupi visi persaudaraan yang kuat. Dengan halal bihalal orang belajar hidup untuk saling berbagi, saling meneguhkan, saling peduli dan saling menumbuhkan harapan di dalam berkehidupan. Juga sebagai medan pembelajaran dan pemberian semangat untuk menghayati hal yang sama dengan semua warga masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan,”Lebih dari menambah kesemarakan Lebaran, bobot halal bihalal kali ini justeru terasa menohok ketika kita mulai merasakan kehilangan perspektif kebersamaan fisik transformasi kehidupan ke dunia digital. Perjumpaan virtual yang semula menjadi siasat di saat pandemi, ternyata juga mengubah persepsi publik tentang silaturahmi,” tambahnya.
Sementara itu, Aiptu Sriyanto Bhabinkamtibmas Polsek Pasar Minggu mengatakan,”Alhamdulillah bisa hadir dalam acara Halal Bi Halal warga RT 009 ini. Karena ini adalah momentum istimewa yang menghadirkan kesempatan untuk kita bisa meminta maaf dan memberi maaf tanpa implikasi kehilangan muka. Rasa syukur secara vertikal kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada hari Lebaran sekaligus ditransformasikan menjadi rasa syukur horizontal dalam halal bihalal. Dan saya bangga, untuk wilayah RT 009 kamtibmas sangat aman dan terkendali,” tegasnya.
Dengan demikian halal bihalal yang digelar Warga RT 009 RW 02 tentunya mempersaudarakan, yang kita banggakan sebagai warisan Islam Indonesia yang distingsif, memungkinkannya menjadi model sekaligus berkontribusi nyata pada penguatan peradaban global mewujudkan persaudaraan kemanusiaan sebagai visi masa depan bersama umat manusia.
Sekaligus menampilkan keindahan Islam sebagai rahmatan lil alamin yang secara tidak bertanggungjawab telah direduksi oleh sebagian umat dengan residu ideologi obskurantis atas nama Islam.
Alangkah indahnya jika halal bihalal yang mempersaudarakan ini terus dikembangkan menjadikan komunitas harapan, yang membuka mata untuk melihat hal-hal yang sepatutnya, saling memberanikan untuk mengambil langkah bersama demi perubahan dan menginspirasi yang lain.
Harapan ini tidak berlebihan mengingat kenyataan Indonesia sebagai salah satu negara dengan wilayah geografis terbesar di dunia, negara demokrasi terbesar ketiga di muka bumi, sekaligus negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak di dunia muslim dan menempuh Islam wasathiyyah yang toleran dan damai.
Tujuan Halal Bihalal
Hingga kini acara halal bihalal pun rutin dilakukan. Tak cuma di kalangan keluarga, tapi bahkan hingga sekolah dan organisasi.
Tujuan dilaksanakannya acara halal bihalal menurut Prof Quraish Shihab sebagaimana dikutip dari laman MUI yakni untuk menyambung silaturahmi yang tadinya putus menjadi terikat kembali. Hal ini sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari)
Tradisi halal bihalal yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia setelah Idul Fitri ditandai dengan saling bersalaman dan mengucapkan mohon maaf lahir bathin. Hal ini akan mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi) (*BAMs/Mai/Red)