Harga Tiket Kereta Naik, Kerusuhan Besar Melanda Chile

0
85
demo di chile. ©Edgard Garrido/Reuters
Tak peduli dengan pengumuman presiden dan aturan jam malam, rakyat Chile pada siang hari turun ke jalan sambil membanting peralatan rumah tangga sebagai bentuk protes atas mahalnya biasa hidup, uang pensiun yang kecil, gaji rendah, biaya pendidikan dan kesehatan yang tinggi.

Santiago, Lapan6online.com : Selama dua hari terakhir rakyat Chile berunjuk rasa memprotes kenaikan harga tiket kereta. Unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan dan penjarahan itu akhirnya memaksa Presiden Sebastian Pinera membatalkan kenaikan tersebut kemudian memberlakukan jam malam di Ibu Kota Santiago yang berlaku sejak tadi malam sampai tadi pagi.

Demo yang awalnya digelar siswa sekolah itu kemudian berkembang cepat menjadi kerusuhan dan penjarahan pada hari Jumat dan membuat presiden mengumumkan negara dalam keadaan darurat.

Dikutip dari laman the New York Times, Minggu (20/10), kemarin sejumlah tank bersiaga di landmark kota Plaza Baquedano dan unjuk rasa meluas ke beberapa kota. Di Santiago, sedikitnya lima stasiun kereta bawah tanah dan bus dibakar, toko swalayan dan apotek juga dijarah.

Sejumlah kelompok masyarakat juga menyerukan warga turun ke jalan besok.

“Pemerintahan ini tidak mengerti sedikit pun,” kata Gabriela Munoz, 40 tahun, seorang sekretaris. “Anda hanya perlu mengorek sedikit saja permukaan untuk mengetahui rakyat sudah muak dengan segala macam pelanggaran. Ini semua terjadi karena pemerintah tidak mau mendengar.”

Kehadiran tank militer dan tentara di jalanan membuat warga takut setelah Chile mengalami masa kediktatoran militer selama 17 tahun. Ini adalah pertama kalinya negara mengumumkan dalam keadaan darurat sejak Chile menjadi negara demokrasi pada 1990.

Bus-bus dibakar

Tak peduli dengan pengumuman presiden dan aturan jam malam, rakyat Chile pada siang hari turun ke jalan sambil membanting peralatan rumah tangga sebagai bentuk protes atas mahalnya biasa hidup, uang pensiun yang kecil, gaji rendah, biaya pendidikan dan kesehatan yang tinggi.

“Orang-orang yang memerintah negeri ini seperti hidup di dunia yang berbeda dengan kami,” kata Enrique Araya, 49 tahun, pengacara yang berunjuk rasa dengan keluarganya di depan stasiun kereta.

Tentara mengambil alih sejumlah kawasan di Santiago kemarin ketika demo menjadi rusuh dan para pengunjuk rasa mendirikan barikade dan menyerang stasiun kereta dan bus.

Sedikitnya lima bus dibakar siang kemarin dan semua layanan bus dihentikan sementara. Pemerintah juga mengumumkan negara dalam keadaan darurat pada Sabtu malam di Kota Concepcion, sekitar 310 mil sebelah selatan Santiago, setelah terjadi vandalisme dan penjarahan.

Sehari sebelumnya siswa menggelar unjuk rasa memprotes kenaikan harga tiket yang kedua kalinya tahun ini.

(Pan/Merdeka)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini