OPINI | HUKUM | POLITIK
“Ibarat pungguk merindukan bulan, demokrasi justru menjadi payung hukum penista agama. Atas dasar kebebasan berpendapat para penista agama bebas melenggang tanpa proses hukum yang berarti,”
Oleh : Hurun Qonita
BARU – baru ini publik digegerkan dengan promosi yang dilakukan oleh tempat hiburan terbesar Holywings Indonesia. Pasalnya dalam promosi tersebut Holywings Indonesia menawarkan promo minuman bir gratis khusus bagi pelanggan bernama Muhammad dan Maria. Tindakan nyeleneh tersebut akhirnya menuai banyak kecaman dari berbagai pihak.
Sebanyak 13 Outlet Holywings di DKI Jakarta ditutup oleh Pemprov DKI. Alasannya, adalah soal izin usaha Holywings yang disebut bermasalah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Holywings akan diperbolehkan beroperasi kembali apabila telah melengkapi seluruh syarat perizinan penjualan minuman keras (miras). (Kompas.com 28/06/2022).
Tindakan Pemprov DKI yang berani menutup 13 Outlet Holywings di Jakarta memang sepatutnya mendapat apresiasi. Hanya saja sangat disayangkan, pencabutan izin tersebut ternyata tidak berkaitan dengan penistaan agama, melainkan pihak Holywings belum memenuhi kelengkapan administrasi dan syarat-syarat yang ditetapkan.
Padahal sudah seharusnya pemerintah menindak tegas para penista agama. Mereka tidak akan pernah jera kecuali mendapat sanksi yang tegas. Namun sepertinya hal ini mustahil dilakukan dalam negeri yang menerapkan demokrasi. Ibarat pungguk merindukan bulan, demokrasi justru menjadi payung hukum penista agama. Atas dasar kebebasan berpendapat para penista agama bebas melenggang tanpa proses hukum yang berarti. Namun ketika umat Islam merespon meski hanya dengan aksi damai, mereka dituding radikal dan intoleran.
Hal ini sungguh berbeda dengan yang pernah dilakukan oleh khilafah Ustmani. Saat itu Sultan Abdul Hamid II langsung mengultimatum Kerajaan Inggris yang bersikukuh melakukan pementasan drama karya Voltaire yang akan menista kemuliaan Nabi saw. Sultan berkata, “Kalau begitu, saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengatakan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasul kita! Saya akan mengobarkan jihad akbar!”. Kerajaan Inggris pun ketakutan dan akhirnya pementasan itu dibatalkan.
Sungguh, saat ini umat membutuhkan pemimpin sekaligus pelindung yang agung seperti itu. Dan hal itu tak akan pernah terwujud kecuali dalam khilafah. Sudah saatnya kaum muslim berjuang menegakkannya kembali sembari berdoa semoga Allah menyegerakan berdirinya khilafah ‘alâ minhâj an-nubuwwah. Wallahu’alam biswhawab. (*)
Penulis Adalah Aktivis Inspiring Muslimah Community (Insmuco