New Dehli, Lapan6online.com : Kisah horor menyelimuti bentrok pasukan India dan China di Garis Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh yang terjadi pada Senin (15/6/2020). Dalam bentrok mengerikan itu pasukan China disebut-sebut menggunakan batang besi yang dipenuhi dengan paku tajam. Dan horornya, pasukan China memutilasi pasukan India.
Sebuah laporan mengejutkan dirilis pihak India, menyebutkan sekitar 120 personel atau hampir satu kompi tentara New Delhi terperangkap dan dikepung oleh pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Beijing.
Dalam laporan itu, Para prajurit New Delhi diserang secara kejam, termasuk beberapa jasad tentara yang tewas dimutilasi, namun Laporan itu tidak merinci jumlah korban yang dimutilasi.
Laporan yang diterbitkan Indo-Asian New Service (IANS) tersebut mengutip sumber-sumber pemerintah dan mempelajari fakta di lapangan. Apa yang terjadi pada Senin lalu diklaim sebagai pertarungan tak seimbang dan bukan bentrok tangan kosong karena PLA menggunakan segala jenis senjata non-senjata api.
Sumber-sumber pemerintah New Delhi yang mengetahui rincian penjelasan tentang bentrok maut itu mengatakan pasukan Angkatan Darat India kalah jumlah ketika mereka diserang oleh pasukan PLA di titik patroli nomor 14 Jalur Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh timur.
“Jumlah (personel tentara PLA) ditumpuk melawan pasukan Angkatan Darat India. Namun, pihak India memutuskan untuk melawan pasukan PLA. Tentara India kalah jumlah 1: 5 dari pasukan China,” kata salah satu sumber pemerintah New Delhi.
Beijing juga disebut telah menggunakan drone pencitraan termal untuk melacak tentara New Delhi yang tersebar di medan berbahaya sebelum secara brutal menyerang mereka.
“Itu adalah serangan paling mematikan yang dilakukan terhadap personel Angkatan Darat India oleh personel militer China dalam ingatan kami,” kata sumber lainnya di pemerintah New Delhi.
“Kami kalah jumlah,” aku seorang perwira Angkatan Darat India, yang berbicara secara anonim tentang bentrokan yang berlangsung selama enam hingga tujuh jam, seperti dikutip dari Metro.co.uk, dikutip Lapan6online dari Sindo, Sabtu (20/6/2020).
Diserang Secara Brutal dan Dimutilasi
Seorang sumber pemerintah menyatakan bahwa Kolonel Santosh Babu yang telah tewas semula pergi untuk melihat apakah pasukan Beijing telah mundur dari posisi konflik, seperti yang dijanjikan oleh mereka. Namun, kata dia, Beijing ternyata menjebak para tentara India dan secara brutal menyerang mereka sampai pada level mutilasi.
Seorang pejabat militer New Delhi mengatakan tentara India pergi ke tempat di mana bentrokan terjadi tanpa bertindak permusuhan dan menunjukkan sikap ramah kepada pihak Beijing bahwa mereka ada di sana untuk memeriksa apakah perjanjian pengurangan eskalasi dipatuhi seperti yang dijanjikan.
“Tapi mereka menjebak dan melakukan serangan, tindakan murni biadab,” kata pejabat tersebut kepada IANS. Beberapa prajurit Angkatan Darat India saat ini terluka parah dan sedang menjalani perawatan.
Pada hari Selasa, helikopter India terbang sekitar 16 kali untuk membawa jasad dan personel Angkatan Darat yang terluka dari lokasi serangan di Lembah Galwan.
20 Tentara Tewas Termasuk Perwira
Militer New Delhi secara resmi mengonfirmasi 20 orang tentaranya, termasuk para perwira, tewas dalam bentrokan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pasukan PLA di Lembah Galwan pada Senin malam. Militer juga mengatakan jumlah korban tewas bisa bertambah karena banyak prajurit terluka parah.
Pihak Beijing tak pernah bersedia mengonfirmasi jumlah tentaranya yang jadi korban dalam bentrok Senin lalu. Beijing tetap menolak kompromi atas wilayah perbatasan di Ladakh timur yang mereka nyatakan sebagai kedaulatannya.
Dua hari usai bentrok militer, Menteri Luar Negeri China Wang Yi melalui sambungan telepon dengan koleganya dari India, Subrahmanyam Jaishankar, menuntut New Delhi melakukan penyelidikan menyeluruh dan menghukum dengan keras mereka yang bertanggung jawab atas pecahnya bentrok.
“Pihak India sebaiknya tidak membuat penilaian yang salah terhadap situasi, lebih baik tidak meremehkan tekad kuat China untuk mengamankan wilayah kedaulatannya,” kata Wang dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri China.
Picu Dendam Kesumat
Bentrok itu menjadi pemicu kemarahan di seluruh negeri Bollywood. Melahirkan dendam kesumat sebagaimana diungkap oleh Kepala Menteri Bihar Nitish Kumar pada hari Jumat (20/6/2020).
Menurut dia, ada kemarahan di seluruh India terhadap “tindakan pengecut” China di Ladakh dan negara itu bersatu dalam keinginannya untuk membalas dendam. Pernyataan itu dikeluarkan oleh Kumar pada pertemuan semua partai yang diadakan oleh Perdana Menteri Narendra Modi tentang situasi di Ladakh.
(*/RedHuge/Lapan6online)