“Karena itu harusnya, musibah mampu menghantarkan kita untuk berpikir lebih lurus lagi, selain sebagai ujian ia juga menjadi wasilah bagi kita bermuhasabah diri,”
Oleh : Didi Diah, S.Kom
Jakarta | Lapan6Online : Kasus wabah Covid-19 yang melanda Indonesia cukup memprihatinkan, penyebaran virus tersebut begitu cepat. Hal tersebut tentu membuat pemerintah harus mengambil sikap demi melindungi warganya.
Akhirnya, lewat Kementrian yang terkait mereka menetapkan Working From Home (WFH) bagi para pekerja dimulai 16 Maret 2020. Keputusan tersebut diikuti oleh dunia pendidikan. Seluruh siswa sekolah mulai jenjang Pendidikan Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi (PT) diliburkan hingga 14 hari, dan ada kemungkinan akan diperpanjang hingga 5 April 2020. Dan siswa melakukan Program Home Learning (PHL), bersama Ayah dan Bunda.
Kondisi ini diambil dalam upaya memobilisasi pengamanan masyarakat, salah satunya agar tetap di dalam rumah guna memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19.
Bagi seorang pekerja, tentu ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan saat membawa pekerjaan mereka di rumah, misal untuk seorang Ibu yang bekerja maka saat inilah menjadi moment yang menyenangkan, karena mereka bisa bekerja sekaligus memantau kondisi buah hati mereka.
Namun tidak mengurangi produktifitas sang Ibu dalam menjalani pekerjaannya. Disatu sisi mengembalikan fitrah mereka sebagai Ibu rumah tangga.
Tugas Ibu saat membersamai buah hati tidak hanya saat mendampingi tugas yang mereka dapatkan dari sekolah, namun perlu kiranya menguatkan pemahaman aqidah, seperti menjelaskan mengapa Allah timpakan kita dengan penyakit, bala atau musibah yang lain seperti sekarang ini.
Karena sesungguhnya semua kejadian demi kejadian tak lepas dari tangan-tangan manusia yang ikut serta menyebabkan hal tersebut terjadi. Kelalaian, keserakahan hingga hal yang tak patut dilakukan oleh kita saat ini.
Karena itu harusnya, musibah mampu menghantarkan kita untuk berpikir lebih lurus lagi, selain sebagai ujian ia juga menjadi wasilah bagi kita bermuhasabah diri.
Bagi seorang muslim musibah yang Allah turunkan kepada hamba-hambanya yang soleh untuk meningkatkan derajatnya kesholehannya.
Namun musibah yang Allah turunkan bisa juga merupakan fitnah, yang mampu memperingatkan hamba-hambanya yang lalai agar kembali kepada jalan yang benaran.
Lalu, musibah juga bisa merupakan Azab Allah bagi hamba-hambanya yang ingkar dan banyak berbuat maksiat serta kedzaliman. Sudah saatnya kita berbenah diri, menjalankan kehidupan ini sesuai dengan tuntunan syariat Allah.
Virus ini didatangkan oleh Allah pasti punya maksud, jangan pernah marah atau berburuk sangka kepada Allah SWT ,karena terkadang apa yang kita sukai belum tentu Allah meridloi.
Allah SWT berfirman tentang bencana wabah ini dalam QS An Nahl : 112
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
Penjelasan tersebut akan dapat diterima anak-anak sehingga mereka paham dengan apa yang terjadi saat ini.
Sehingga mereka akan lebih dewasa untuk bersikap.
Tiada yang lebih menyenangkan bagi orang tua manakala mereka bisa bekerja namun juga bisa menjalankan kewajiban mengurusi anaknya, kedekatan diantara mereka dibangun saat mereka bersama, seperti mengerjakan pekerjaan rumah setelah tugas masing-masing telah diselesaikan.
Membangun harmonisasi keluarga akhirnya bisa terwujud dengan berkumpulnya mereka diwaktu terbaiknya.
#Ibu Sekolah Pertama Bagi Anak#
Sejatinya, Ibu merupakan guru utama bagi anak-anaknya, menjadi sahabat dan tempat mencurahkan isi hati. Ibu adalah orang yang pertama yang mereka rindukan dan mereka nanti.
Kondisi lockdown ini merupakan moment yang tidak disia-siakan begitu saja oleh para Ibu untuk membersamai anak-anak. Jangan pernah merasa lelah, karena sesungguhnya ada pahala Ibu disana, kapan lagi kita mau menjaring pahala atas kepengurusan buah hati kita.
Sesungguhnya Islam memberikan tuntunan bagi para Ibu untuk menjalankan peran utamanya, sebagai sahabat bagi anak-anaknya. Mendahului kebutuhan mereka, sehingga mereka tercukupi mendapatkan kasih dan sayang juga qudwah dari kedua orangtuanya, terutama Ibu.
Syekh Taqiyuddin An-Nabhani menyatakan dengan tegas tanpa keraguan dalam memposisikan wanita. Kata beliau dalam kitab Muqaddimah Dustur (tulisan beliau yang lain) dalam bab Nidhomul Ijtima’i:
الأصل في المرأة أنها أم وربة بيت، وهي عِرض يجب أن يُصان
“Hukum asal seorang wanita dalam Islam adalah “Ummun wa Rabbatul bait” (seorang ibu bagi anak-anak dan pengurus rumah tangga bagi suaminya), karena ia adalah kehormatan yang wajib dijaga”.
Wahai Ibu kembalilah ke fitrah, dan jadilah Ibu hebat disegala kondisi apapun, saat senang maupun gundah seperti wabah menyerang saat ini. Semoga wabah segera berlalu dengan senantiasa memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah SWT. GF/RIN/Lapan6 Group
*Praktisi pendidikan