BERDEBAT DALAM SIDANG TIPIKOR
“Saya mengingat betul laporan bapak itu setelah acara, dan itu pun setelah saya tegur, karena kebiasan bapak memang, kedekatan bapak dengan pejabat dan memang sering melupakan menterinya dan bahkan mencari panggung sendiri. Dan itu juga jadi penilaian saya,”
Jakarta, Lapan6Online : Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mempertanyakan etika Gatot Dewobroto yang dinilai mencari panggung saat menjadi birokrat sebagai Sekretaris Kemenpora.
Hal tersebut dikatakan oleh Imam Nahrawi saat memberikan tanggapan atas kesaksian Gatot di Pengadilan Tipikor, Jakarta, pada Rabu (04/03/2020). Imam mengakui pernah meminta Gatot mundur sebagai Sesmenpora karena selalu mencari panggung sendiri. Bahkan, diminta membentuk jurubicara kementerian tidak difungsikan, malah menjadi jubir sendiri.
“Sebetulnya itu adalah akumulasi dari banyak hal termasuk saat di Istana Negara bapak tidak melaporkan ke saya, tugas saya apa, dan ketika saya sampai Istana Negara, bapak enjoy ngobrol dengan pejabat lain padahal bapak adalah sesmenpora,” kata Imam.
“Mestinya memberi tahu tugas saya, tugas saya apa di sana, dan bapak tidak melaporkan itu,” dia menegaskan. Menurut Imam, pelaporan setiap kegiatan merupakan tanggung jawab Gatot yang saat itu menjabat sesmenpora. Atas tindakan Gatot itu, Imam gagal menjadi penerima bendera dari Presiden Joko Widodo saat perayaan 17 Agustus 2018.
Gatot sempat membela diri, bahwa dirinya sudah melaporkan sebelum agenda dimulai. “Saya pernah melaporkan ke bapak pada saat sebelum acara, tidak mungkin tidak melaporkan,” jawab Gatot. Namun, Imam tetap pada keyakinannya bahwa Gatot melapor setelah acara berlangsung.
Selain soal sikapnya yang ‘cari panggung’. “Saya mengingat betul laporan bapak itu setelah acara, dan itu pun setelah saya tegur, karena kebiasan bapak memang, kedekatan bapak dengan pejabat dan memang sering melupakan menterinya dan bahkan mencari panggung sendiri. Dan itu juga jadi penilaian saya,” jelasnya. Selain dua hal tersebut, Imam juga mengeluhkan kinerja Gatot selama menjadi Sesmenpora. “Ada beberapa hal yang ternyata sebatas laporan saja. Situation room, berapa tahun saya minta tapi ga jadi-jadi, TVPORA sudah diresmikan tapi tidak jalan, padahal bapak sesmenpora, bapak yang mengerti tentang rumah tangga,” katanya. Terakhir, Imam meluapkan kekesalannya ke Gatot terkait jabatan jurubicara yang justru diambil alih Gatot sendiri. “Saya mengangkat juru bicara juga tidak difungsikan tapi bapak menjadi jurubicara terus menerus dan bahkan, beberapa hal yang masih dirapatkan di Istana Negara, yang tidak boleh diumumkan oleh siapapun, ternyata bapak mengumumkan sendiri,” urainya.
“Termasuk dengan pak Tono masalah gaji PNS, bapak tidak izin ke saya tapi setelah rapat baru memberi tahu ke saya. apakah begitu etika birokrat?,” tambah politisi PKB ini. Gatot tidak banyak menanggapi dan hanya mendengarkan tiap keluhan Imam terhadapnya. ****
*Sumber : rmol.id
.
.